Jumat, 21 April 2017

[Review] J-Movie: Departures (2008)


Aku biasanya tidak memilih film karena film itu terkenal dan mendapat banyak penghargaan, tapi kali ini aku benar-benar menonton karena alasan itu. Aku sama sekali nggak kenal pemainnya, nggak kenal director & screenwriternya, aku bahkan tidak tertarik dengan sinopsis singkatnya, tapi aku penasaran karena banyak yang membicarakan film ini dan bahkan mendapat banyak penghargaan. Sebenarnya aku ingin mencoba menonton ini udah lama tapi galau terus 'nonton ga ya' karena jujur aja ini bukan genre yang aku sukai lol.


Departures / Okuribito / おくりびと merupakan sebuah movie berdurasi 130 menit yang disutradarai oleh Yojiro Takita (The Battery, Ashura, Sanpei the Fisher Boy) dan naskahnya ditulis oleh Kundo Koyama (Snow Prince, Mokomichi no Midnight Kitchen). Movie ini mendapat banyak sekali penghargaan pada tahun 2008 diantaranya Best Picture di Hochi Film Awards, Nikkan Sport's Film Awards, Blue Ribbon Awards, Japan Academy Prize, Best Director, Best Leading Actor, Best Supporting Actor, Best Supporting Actress, Best Screenplay, Best Lighting dan masih banyak lagi. Pokoknya ini movie penghargaannya banyak banged. Bahkan saat Japan Academy Awards tahun 2009, Departures hampir merebut semua nominasi. Dan tentu saja yang paling oke adalah movie ini memenangkan Oscar tahun 2009.

Tentu saja film-nya mendapat banyak penghargaan karena memang bagus. Aku yang nggak yakin aja pada awalnya ternyata aku menyukai movie ini, tapi sayang aku sepertinya nggak akan mengulang menontonnya HAHAHAHHAHA. Biasanya film-film begini aku memang kurang suka, meski bagus bukan untuk ditonton ulang bagi aku pribadi.

Movie ini dibintangi oleh Masahiro Motoki (The Long Excuse, The Big Bee, The Emperor in August), Ryoko Hirosue (Hana's Mso Soup, Little DJ, Hana and Alice), Tsutomu Yamazaki (Miracle Apples, The Woodsman and The Rain, Kirin no Tsubasa), Kimiko Yo (Shin Godzilla, Solomon Prejury, Parasyte) dan cast pendukung lainnya.

Ini movie cara penyampaiannya sangat menarik dan membuat kita tidak bosan menontonnya. Mengambil tema yang cukup unik dengan musik di sepanjang movie, tipe aku banged. Tapi jujur aja, pas nontonnya aku merinding banged HAHHAHAHAA dan bahkan ada disebuah adegan aku mual banged, karena aku memang nggak cocok nonton movie yang begituan T___T
Cara pengambilan gambarnya sangat indah, banged, pemandangan pedesaan terasa banged di movie ini. Pesan moralnya juga sangat banyak di sepanjang movie, tentu saja tentang kehidupan. Karena movie ini kita diajak melihat bagaimana sang tokoh utama memulai dari nol, sebuah pekerjaan yang sama sekali tidak pernah terbesit di pikirannya, titik balik kehidupannya, menghadapi hinaan dan rasa malu, bahkan ia sempat ingin berhenti karena istrinya malu akan pekerjaannya.

Jadi, movie ini tentang apa?

SINOPSIS

Diawal movie, kita diperlihatkan seorang pria yang diminta oleh bos-nya untuk melakukan pengurusan jenazah dan dia menyanggupinya. Ia melakukan prosedur pengurusan jenazah dimana sebelum di masukkan kedalam peti untuk dikremasi jenazah harus dihias dengan cantik. Dan saat itu aku pikir jenazahnya adalah perempuan, ternyata laki-laki.
Lalu kita diperlihatkan kilas balik sebelum pria itu menjadi pengurus jenazah.

Daigo Kobayashi (Masahiro Motoki) adalah seorang pemain cello di sebuah orkestra. Menjadi pemain cello adalah impiannya sejak kecil. Ia bahkan baru membeli sebuah cello baru yang harganya 18 juta won dan dia masih punya hutang. Tapi tiba-tiba sebuah kabar membuatnya membatu, karena orkestra mereka dibubarkan. Ia menjadi pengangguran dalam sekejap, ia tak mungkin masuk ke orkestra lainnya karena ia tak punya cukup bakat. Padahal saat melamar istrinya, Mika Kobayashi (Ryoko Hirosue) dulu ia mengatakan akan mengajak istrinya ke berbagai negara melihat penampilannya, tapi ia malah berakhir menjadi pengangguran.

Dalam kegalauannya, ia memutuskan kembali ke kampung halamannya di Yamagata dan istrinya dengan setia mengikuti keputusan suaminya. Ia kembali ke rumah lamanya, satu-satunya peninggalan ibunya yang membesarkannya sebagai ibu tunggal. sang istri juga terlihat bahagia tinggal disana, sebuah rumah dimana lantai satu-nya adalah sebuah cafe yang dulu dijalankan ayah Daigo yang meninggalkan keluarganya saat ia masih kecil.

Suatu hari saat makan malam, ia melihat sebuah iklan pekerjaan di koran dan ia tertarik melamar disana karena syaratnya sangat mudah, tidak butuh pengalaman kerja sama sekali dan gajinya juga lumayan. Karena disana tulisannya adalah 'departures' ia berfikir kalau itu adalah agen travel atau sejenisnya. Keesokan harinya ia berangkat ke alamat yang dimaksud tanpa tahu jenis pekerjaan apa yang ia lamar. Selagi menunggu bos datang, ia melihat ke sekitar kantor itu dan merasa agak aneh kenapa ada peti mati disana. Ia bingung. Saat wawancara, bos yang dimaksud bahkan tidak butuh CV, ia hanya bertanya apakah Daigo akan bekerja keras dan karena jawabannya iya, maka Daigo langsung diterima, bahkan dibuatkan kartu nama dan digaji di hari pertamanya.

Pekerjaan Daigo adalah pengurus jenazah. Di agen pengurus jenazah itu hanya ada dua orang, Bos, Sasaki Namaei (Tsutomu Yamazaki) dan karyawan, Yuriko Uemura (Kimiko Yo). Sasaki-san punya mata yang bagus menilai seseorang dan berfikir Daigo akan cocok dengan pekerjaan ini makanya ia langsung menerimanya. Tapi keputusan bertahan atau tidak itu ada ditangan Daigo, Daigo bisa mencobanya dan kalau ia merasa tidak cocok ia bisa keluar. Hal pertama yang mereka lakukan setelah Daigo diterima adalah membuat video pengurusan jenazah dimana Daigo menjadi mayatnya. Ini adegan ngakak banged, meski aku agak serem-serem gimana gitu.

Daigo merahasiakan hal ini dari istrinya Mika, ia berbohong kalau ia bekerja di agen travel. Pekerjaan pertama Daigo ternyata lebih berat dari yang dibayangkan, bahkan Sasaki-san mengakuinya kalau Daigo melakukan hal berat untuk pekerjaan pertamanya. Apa itu?
Mereka mengurus jenazah seorang nenek yang tinggal sendirian, yang sudah 2 minggu meninggal. Tentu saja sangat bau dan Daigo tak berani melihat mayat itu, ia bahkan muntah-muntah saat melakukan tugasnya (kalau kalian nggak kuat sebaiknya scene ini di skip, suer, meski kita ga diliatin mayatnya, tapi bikin kita kebayang-bayang, aku nggak kuat sama yang beginian tapi aku nggak skip dan aku mual kayak daigo juga lol).

Setelah pekerjaan pertamanya, Sasaki-san menyuruh Daigo libur beberapa waktu, karena ia tahu betapa sulitnya melihat itu di hari pertamanya. Dan Daigo sejak saat itu menjadi murung, ia terus kebayang dan bahkan mual kalau melihat daging. Ia sangat lama mengambil libur dan nggak pergi bekerja karena menghabiskan waktu merenung apakah ia benar-benar cocok dengan pekerjaan ini. Aku pikir sudah terbesit dipikirannya kalau ia ingin berhenti.

Malam itu ia memainkan cello lamanya dan musiknya benar-benar indah tapi tersirat kesedihan didalamnya. Selagi Daigo memainkan cello-nya, kita diperlihatkan kenangan masa lalunya bersama ayah da ibunya. Dulu mereka adalah keluarga yang bahagia. Ayahnya pernah memberinya sebuah batu dan ia memberikan juga pada ayahnya. Ia terlalu kecil saat ayahnya meninggalkannya jadi ia tak ingat wajah ayahnya lagi.
Ada suatu malam dimana ia dan istrinya mengobrol, ia pikir ibu Daigo pasti selalu menyukai ayah Daigo selama ini, jika tidak maka ibunya pasti sudah membuang semua koleski musik ayah Daigo atau merenovasi cafe mereka. Meski Daigo tidak percaya akan hal itu.

Tapi Sasaki-san terlihat sangat menyukainya, jadi saat ada pekerjaan baru, ia sengaja menjemput Daigo dan mereka mengurus jenazah di sebuah rumah. Dan disini Daigo hanya melihat Sasaki-san yang bekerja, mengganti baju jenazah dan membuat jenazahnya cantik dengan meriasnya. Awalnya karena mereka terlambat, tuan rumah sangat marah. Saat jenazah sang istri di hias, sang suami sama sekali tidak meneteskan air mata, ia terlihat diam tanpa ekspresi sementara sang cucu terus menangis. Bahkan cucunya tahu lipstik kesayangan neneknya untuk dipakaikan. Tapi setelah jenazah masuk ke peti, barulah sang suami menangisi istrinya. Sebelum Daigo dan Sasaki-san pergi, ia berterima kasih pada mereka berdua. Aku rasa karena itu Daigo memutuskan tetap bekerja.

Sejak saat itu, Daigo mulai bisa bekerja sendiri, kalau mereka dapat dua job di saat yang sama ia sudah bisa melakukannya sendirian. Ia bahkan harus berangkat tengah malam untuk pekerjaan itu. Ia sudah terbiasa dan Yuriko bahkan menggodanya, sepertinya Daigo sudah mulai menyukai pekerjaan ini.
Tapi masalah baru dimulai lagi saat desas desus mengenai pekerjaan Daigo mulai menyebar di desa. Bahkan teman baiknya tidak menyukai pekerjaan Daigo dan meminta Daigo berhenti dari pekerjaan itu. Istri Daigo juga mengetahui pekerjaan Daigo, ia melihat rekaman video pengurusan jenazah yang dulu direkam Sasaki-san dan Daigo, ia ternyata juga sudah mencari tahu semuanya mengenai pekerjaan Daigo. Ia malu pada pekerjaan suaminya dan ingin suaminya bekerja dengan pekerjaan yang normal. Ia bahkan tidak mau disentuh karena merasa jijik akan Daigo. Ia mengatakan ia akan kembali ke rumah ibunya, Daigo bisa menemuinya jika Daigo sudah keluar dari pekerjaannya.

Setelah kejadian itu, Daigo masih melakukan pekerjaannya dan bertemu dengan banyak orang dan berbagai reaksi keluarga akan kematian. Ada yang bersikap baik ada yang bersikap tidak baik. Disebuah keluarga bahkan mengatakan kalau pekerjaan Daigo adalah pekerjaan rendahan dimana tidak ada yang mau melakukan pekerjaan itu, jika bekerja dengan pekerjaan itu artinya sudah tidak ada pilihan lain. Intinya bagi mereka itu pekerjaan paling rendah, padahal mereka klien lho. Daigo mendengar hal itu kembali berfikir ulang untuk melanjutkan pekerjaan atau tidak. Pada akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Ia ingin memberitahu Sasaki-san akan hal itu, tapi keduanya malah mengobrol lama dan Sasaki-san menceritakan bagaimana ia pertama kali terjun ke pekerjaan itu, bahwa jenazah pertama yang ia urus adalah istrinya. Pembicaraan mereka sederhana tapi dalam, hal ini membuat Daigo melupakan niat awalnya untuk berhenti.

Waktu berlalu dan Daigo tidak jadi berhenti, ia terus melakukan pekerjaannya, meski orang tidak menyukainya, meski ia dipandang rendah, tapi ia melakukan pekerjaannya dengan tulus. Setidaknya masih ada yang berterima kasih pada mereka karena melakukan pekerjaan dengan baik. Ia bertemu banyak orang, banyak jenazah dengan kisah yang berbeda-beda, cara orang memandang mereka juga berbeda-beda. Ia tidak punya teman dan hanya menghabiskan waktu bersama Sasaki-san dan Yuriko, bahkan saat malam natal. Kadang ia memainkan cello-nya dan kita diperlihatkan kenangan-kenangan Daigo saat ia melakukan pekerjaannya, ia mengurus berbagai jenazah dan melihat bagaimana keluarga menghadapi kematian itu. Dari sana kita melihat Daigo berubah menjadi jiwa yang lebih dewasa lagi, seiring berjalannya waktu.

Suatu hari istrinya kembali ke rumah dengan kabar bahwa ia sedang hamil. Daigo sangat senang mengetahui kabar itu. Tapi istrinya masih belum menyerah, ia tetap ingin Daigo berhenti, karena Daigo akan kesulitan menjelaskan pada anak mereka nantinya mengenai pekerjaan Daigo. Anak mereka pasti akan malu.
Tapi Daigo sepertinya memang tidak punya niat berhenti, karena ia sudah menemukan tempatnya dan saat itulah mereka mendengar kabar kalau nenek pemilik pemandian umum meninggal dunia.
Sebelumnya sebenarnya kita diajak melihat cerita nenek pemandian umum yang masih terus bekerja mengurus pemandian meski ia sudah tua. Ia bahkan menolak saat anaknya ingin menjual tempat itu karena selagi ia masih bisa berdiri ia ingin tersu bekerja. Nenek pemandian itu mengenal Daigo sejak kecil dan puteranya adalah teman Daigo yang dulu menyuruh Daigo berhenti dari pekerjaan memalukan itu.

Malam itu Daigo membawa MIka bersamanya ke rumah duka dan ia mengurus jenazah nenek itu sendirian. Ia melakukan pekerjaannya dengan baik dan terlihat terhormat. Aku rasa disanalah temannya dan Mika istrinya melihat langsung bagaimana Daigo bekerja dan itu bukanlah sebuah pekerjaan memalukan, karena itu pekerjaan yang hanya orang terpilih yang mampu mengerjakannya. Orang harus punya jiwa yang kuat untuk melakukan pekerjaan itu.
Aku rasa istrinya mulai menerima pekerjaan suaminya. Daigo mengajak Mika ke pinggir sungai dan memberikan sebuah batu padanya. Daigo mengatakan dulu orang menggunakan batu sebagai surat, kalau batu itu licin artinya dia baik-baik saja, kalau kasar artinya dia sedang gundah.

Dan seperti dugaanku, di akhir film, kita melihat ayah Daigo. Sebuah surat datang ke rumah menyampaikan kabar kematian ayah Daigo. Tapi Daigo menolak menemuinya karena selama ini ayahnya tak peduli padanya, kabur dari rumah dengan pelayan dan kenapa ia harus menemuinya. Saat itulah kita mendengar kisah lain Yuriko, diawal movie Yuriko pernah mengatakan awal ia terjun ke pekerjaan ini adalah karena Sasaki-san menemukannya, saat mengurus jenazah nyonya pemilik bar tempat ia bekerja. Ternyata dulu Yuriko melakukan hal yang sama dengan ayah DAigo, kabur dengan pria lain dan meninggalkan puteranya. Ia selama ini merindukan puteranya tapi ia tak bisa menemuinya, karena itu ia mungkin bisa mengerti perasaan ayah Daigo dan ingin Daigo menemuinya. Meski awalnya menolak, tapi selama ini Daigo memang selalu memikirkan ayahnya yang artyinya dia merindukan ayahnya, pada akhirnya ia berangkat bersama Mika.

Ayah Daigo selama ini hidup sendirian, bekerja sebagai nelayan. Tidak ada yang mengurusnya dan bahkan hanya 1 buah kotak barang peninggalan ayahnya. Daigo tak mengerti kenapa ayahnya meninggalkan mereka pada akhirnya yang tersisa hanya 1 kotak saja, ayahnya harusnya bisa menghasilkan lebih banyak lagi. Hari itu Daigo sebagai anggota keluarga, bukan pengurs jenazah. Tim pengurus jenazah datang dan mereka sama sekali tidak melakukan seperti yang Daigo biasa lakukan, tidak ada ganti pakaian, tidak ada dihias, malah langsung dimasukkan ke peti. Tentu saja Daigo tidak mau. Pada akhirnya ia melakukan pengurusan jenazah sendirian dan ia sangat kaget saat menemukan tangan ayahnya menggenggam sesuatu,, itu adalah batu yang diberikan Daigo 30 tahun lalu. Batu itu pada akhirnya diwariskan pada calon bayinya kelak.

Ini movie temanya memang cukup berat, tapi jangan khawatir, akan ada komedi di sela-sela ceritanya, terutama diawal. Tapi makin lama kisahnya makin serius dan siap-siap berlinang air mata deh, terutama scene terakhir. Aku nonton movie ini pas malam-malam, terisa-isak di kamar, bener-bener terasa banged feel-nya.

Dari movie ini kita bisa melihat berbagai reaksi terhadap kematian seseorang, terutama dari pihak keluarga. Ada yang tidak sedih, ada yang justru bertengkar saat kematian itu, ada yang menangis tulus, ada yang tidak percaya anaknya meninggal, ada yang mengikhlaskan dengan tulus dan bahkan tersenyum saat itu dan masih banyak lagi. Kita diajak melihat pertemuan Daigo dan orang-orang membuat dia lebih dewasa.

Kita bisa melihat bagaimana perkembangan karakter Daigo dari awal sampai akhir, bagaimana ia berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang ragu-ragu menjadi tidak ragu, yang masih bingung akan pekerjaannya menjadi profesional akan hal itu. Ia memulai tanpa tahu apa-apa, tidak berpengalaman. Tapi ia melakukannya dengan serius, berkali-kali berfikir untuk berhenti karena ia merasa tidak cocok, tapi pada akhirnya ia tetap melakukannya.
Ia menyerah akan impiannya menjadi pemain cello dan menemukan titik baliknya. Meski semuanya tidak menyukai pekerjaannya, ia tetap yakin dan melakukannya dan kerja kerasnya membuat orang lain melihatnya dengan tatapan yang berbeda.

Pekerjaan pengurusan jenazah dianggap pekerjaan rendahan, mungkin aslinya di jepang juga begitu. Aku yakin pasti disana juga banyak yang malu punya ayah yang pekerjaannya itu. Tapi dengan movie ini kita melihat betapa kerennya pekerjaan itu. Setidaknya begitulah cara pandang Miko berubah akan pekerjaan suaminya. Ia malu pada pekerjaan suamianya dan bahkan sempat menganggapnya menjijikan, tapi setelah ia melihat langsung, ia mulai berubah, melihat dari sisi lain, bahwa pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang memalukan. JUstru itu adalah pekerjaan dimana tidak semua orang bisa melakukannya, seperti kata Sasaki-san, hanya orang terpilih yang bisa melakukannya. Butuh jiwa yang kuat untuk melakukannya.

Musik di movie ini indah banged. Hampir disemua adegan ada musiknya, jadi bener-bener tipe aku banged. Suara cello adalah favorite aku di movie ini, suaranya indah dan ada kesedihan di dalamnya. Aku suka bagaimana saat Daigo memainkan cello, kita diperlihatkan adegan lain seperti kenangan masa kecilnya dan bagaimana ia melakukan pekerjaannya, jadi movie ini benar-benar keren dengan pengambilan gambarnya juga. Lokasi syutingnya indah, dengan pemandangan perkampungan, gunung, bukit dan lain sebagainya. Menyejukkan mata. Ini cocok bagi kalian yang suka movie-movie dengan pemandangan yang indah.

Overall, ini movie worth watching banged, pemenang Academy Awards 2009 sebagai best film foreign language sih ya. Jadi ini recommended banged untuk di tonton.

Skor:

Story: 5/5
Acting: 4,7/5 *aku kurang suka akting istrinya Daigo hahahahah entah kenapa, pendapat pribadi sih
Cinematography: 5/5
Music: 5/5
Opening: 5/5
Recommended!


Share:

2 komentar:

  1. Ini hebatnya film2 Jepang. Tema2 yg diangkat, gak biasa. Qt jadi bisa menyelami kehidupan orang2 dengan berbagai pekerjaan yg slama ini, mungkin qt anggap remeh, gak penting, gak membanggakan, dlll. Padahal ternyata, semua pekerjaan, tetaplah berharga... film2 korea juga sering mengangkat tema2 berbeda. Yg bs buat qt jdi saling menghargai satu sama lain 😊

    BalasHapus

Translate

Ads Here

NOTE:

DILARANG RE-UPLOAD / COPY PASTE TULISAN DI BLOG INI!

JIKA INGIN SHARE, CUKUP LINK KE POSTINGANNYA SAJA, BUKAN ISINYA!


[Trivia] Japanese Movie Recommendations List

Karena ada banyak yang menanyakan rekomendasi untuk J-Movie, jadi aku memutuskan untuk membuat list rekomendasi Japanese Movi...

Popular Posts This Month

Actor / Actress

Airi Matsui Ando Sakura Anna Ishii Aoi Miyazaki Aoi Morikawa Aoi Wakana Aoi Yu Aom Sushar Araki Yuko Ayase Haruka Bebe Tanchanok Chen Duling Chiba Yudai Chinen Yuri Choi Ara Dai Lu Wa Daiki Shigeoka Darren Wang Dori Sakurada Eikura Nana Eita Elaiza Ikeda Fujiki Naohito Fuka Koshiba Fukagawa Mai Fukatsu Eri Fukuchi Momoko Fukushi Sota Fuma Kikuchi Fumi Nikaido Furuhata Seika Gao Zhi Ting Go Kyung Pyo Gong Yoo Gou Ayano Hamano Kenta Han Seung Yeon Han Yeri Hana Sugisaki Haru Kuroki Haruka Fukuhara Haruma Miura Haruna Kawaguchi Hasegawa Hiroki Hashimoto Ai Hashimoto Kanna Hayami Akari Hayato Isomura Higa Manami Hikari Mitsushima Hirano Sho Hiroki Narimiya Hirose Alice Hirose Suzu Honoka Yahagi Horii Arata Hou Ming Hao Hu Yi Tian Hwang Jung Eum Hyeri Igawa Haruka Imada Mio Inoue Mao Ishihara Satomi Jang Se Hyun Ji Soo Ji Woo Joo Won Jun Shison Jung So Min Kaku Kento Kamiki Ryunosuke Kamishiraishi Moka Kamishiraishi Mone Kaname Jun Kanichiro Kanjiya Shihori Kasumi Arimura kawakami juria Kei Tanaka Kengo Kora Kentaro Kento Hayashi Kento Nagayama Kim Go Eun Kim Ji Won Kim Min Suk Kim So Hyun Kim Soo Hyun Kim Tae Ri Kim Woo Bin Kim Yoo Bin Kim Yoo Jung Kim Yoo Mi Kinami Haruka Kiritani Kenta Kitamura Takumi Kiyohara Kaya Kiyohara Sho Komatsu Nana Koseki Yuta Kou Shibasaki Kubota Sayu Kudo Asuka L Lee Bo Young Lee Chung Ah Lee Dong Hwi Lee Dong Wook Lee Gi Kwang Lee Jong Suk Lee Joon Lee Soo Hyuk Lee Yoo Jin Li Lan Di Lily Franky Mackenyu Mahiro Takasugi Maika Yamamoto Maki Horikita Makita Aju Mamiya Shotaro Marie Itoyo Masahiro Higashide Masaki Okada Masaki Suda Masataka Kubota Matsumoto Jun Matsushima Nanako Mayu Matsuoka Mei Nagano Mikako Tabe Mike D angelo Min Do Hee Minami Hamabe Minami Sara Mio Yuki Mirai Moriyama Mirai Shida mirai suzuki Mitsuki Takahata Mitsushima Shinnosuke Miwa Miyazawa Hio Miyu Yoshimoto Mizuki Yamamoto Moe Arai Mone Kamishiraishi Mugi Kadowaki Nadine Lustre Nagasawa Masami Nagase Ren Nakajima Kento Nakamura Tomoya Nao Nao Matsushita Nijiro Murakami Nounen Rena Okada Kenshi Osamu Mukai Otani Ryohei Park Bo Gum Park Eun Bin Park Hae Jin Park Seo Joon Park Shin Hye Pattie Ungsumalynn Phan Pagniez Reina Visa Rena Matsui Riho Yoshioka Rina Kawaei Ryo Ryusei Ryo Yoshizawa Ryoma Takeuchi Ryota Katayose Ryu Hwa Young Ryu Jun Yeol Sagara Itsuki Sairi Itoh Saito Takumi Sakaguchi Kentaro Sakuma Yui Sakurako Ohara Sato Kanta Satoshi Tsumabuki Seino Nana Seo Hyun Jin Seto Koji Shen Yue Shim Eun Kyung Shimon Okura Shin Hyun Soo Shirota Yuu Shohei Miura Shono Hayama Shuhei Nomura Shunya Shiraishi sometani shota Son Seung Won Song Ha Yoon Suga Kenta Sun Woong Suzuki Ryohei Suzy Taiga Taishi Nakagawa Takahashi Issei Takanori Iwata Takayuki Yamada Takeru Sato Takuya Kusakawa Tamaki Hiroshi Tao Phiangphor Tasuku Emoto Tomita Miu Tomoshita Yamashita Tori Matsuzaka Toyokawa Etsushi Tsubasa Honda Tsuchiya Tao Uchida Rio Ueno Juri Wan Peng Yamazaki Kento Yamoto Yuma Yo Oizumi Yoo In Na Yoo Seung Ho Yook Sung Jae Yoon Park Yoon So Hee Yoshine Kyoko Yosuke Sugino Yu Aoi yua shinkawa Yui Aragaki Yuina Kuroshima Yuki Furukawa Yuki Izumisawa Yuki Yamada Yukino Kishii Yuko Oshima Yuna Taira Yuriko Yoshitaka Yuta Hiraoka Yuya Matsushita Yuya Yagira Zhang Yao

Drama / Movie

3A 99.9 A Love So Beautiful A Story of Yonosuke Age of Youth 2 Always Sunset on Third Street amachan Anikoma Anohana Anone Ao Haru Ride Arbitratily Fond Asa ga Kita Ashi Girl At Cafe 6 Beppin-San Biscuit Teacher and Star Candy Bittersweet Boku Dake ga Inai Machi Boku no Ita Jikan Boukyaku no Sachiko Bubblegum Cafe Waiting Love Carnation Chia Dan Chihayafuru Chimudondon Chugakusei Nikki Churasan Come Come Everybody Crybaby Pierrot's Wedding Crying Out Love in the Center of the World Daily Lives of High School Boys Dating DNA Departures Eulachacha Waikiki Evergreen Love Father is Strange Fight Fleet of Time Forever Young Frankenstein no Koi From Five to Nine Gakko no Kaidan Gegege no Nyobo Gochisousan God Gift Good Morning Call Good Morning Call 2 Goon Ju Hana and Alice Hana Nochi Hare Hanako to Anne Hanbun Aoi Haruchika Hirunaka no Ryuusei Hirune Hime Hiyokko Honey and Clover Hot Road Hyouka I Love You in Tokyo I Want to Eat Your Pancreas If We Were A Season Itakiss LIT Itakiss LIT S2 Itakiss Movie Kahogo no Kahoko Kakegurui Kaze no Haruka Keiji Yugami Kidnap Tour Kiki Delivery Service Kimi no Na Wa Kingyo Club Kiss Me Thailand Koe no Katachi Koinaka Kuragehime Linda Linda Linda Little Forest Love Letter Lucky Romance Ma Boy Maiagare Man From The Stars Manpuku March Comes in Like a Lion Mare Massan May Who? Meteor Garden 2018 Moriyamachu Driving School My Huckleberry Friends My Husband Can Not Work My Little Sweet Pea My Old Classmate Nagi no Asukara Narratage Natsuzora Nodame Cantabile Oboreru Knife Ochoyan Ohisama Okaeri Mone Omotesando On The Wings of Love One Million Yen Girl One Week Friends Operation Love Orange Orange Days Ore Monogatari Our Little Sister Our Times Peach Girl Pinocchio Princess Hours Thailand Rage Rainbow Song ReLIFE Reply 1988 Romance Full of Life Sannin No Papa she was pretty Shigatsu wa Kimi no Uso Sing Salmon Sing Solanin Sound of Your Heart Splish Splash Love Ssam My Way Strobe Edge Sukina Hito ga Iru Koto Teiichi no Kuni Tenno no Ryoriban The 100th Love The Anthem of the Heart The Best Hit The Great Passage The Left Ear The Woodsman and The Rain The World of Us Today's Kira-kun Todome no Kiss Toki wo Kakeru Shojo Tokyo Tarareba Girls Tomorrow Cantabile Tonari no Kaibutsu-kun Toto Nee Chan Twenty Years Old Twilight Saya in Sasara Uchiage Hanabi Under the Hawthorn Tree Unnatural Wakamonotachi Warotenka We All Cry Differently What A Wonderful Family When We Were Young While You Were Sleeping Wise Prison Life Wood Job Yellow Elephant Yesterday Once More Your Lie in April Youth Over Flowers

Blog Archive

Advertise here

Recent Comments

Random Posts