[Review] K-Drama Stage: Anthology (2018)

Sejak awal poster drama ini rilis, aku sudah tertarik karena menurutku posternya cukup indah. Tapi entah kenapa aku malah lupa mengenai drama ini, waktu liat posternya juga aku suka tapi nggak cek kapan tayang sih hahahahaha. Beberapa hari yang lalu entah kenapa aku tersesat melihat poster drama ini lagi dan langsung deh aku cari link downloadnya. Untungnya udah ada subtitle indonesianya, meski nggak lengkap dan kurang bagus, lumayan lah masih bisa dimengerti.
Setelah menonton drama ini, aku pikir aku menyukai temanya dan kisahnya. Aku bahkan berharap ini drama lebih dari 1 episode.

Aku sebenarnya baru tahu kalau ada yang namanya 'tvN Drama Stage', katanya sih naskah-naskah yang dijadikan drama disini adalah dari penulis rookie. tvN drama stage mungkin mirip dengan KBS Drama Special kali ya, tapi di KBS Drama special temanya lebih ke keluarga.
tvN Drama stage tayang setiap hari sabtu jam 12 malam dan drama ini merupakan drama ke-6 dari program tvN Drama Stage.

Anthology adalah tvN Drama Stage yang tayang pada 6 Januari 2018, berjumlah 1 episode. Drama ini disutradarai oleh Lee Yoon Jung (Argon, Cheese in the Trap, Coffee Prince) dan naskahnya ditulis oleh Shim Ha Eun. Aku rasa ini termasuk coming-of-age drama.
Drama ini dibintangi oleh Shin Eun Soo (The Legend of the Blue Sea, Magic School) dan One (Hwayugi). Aku pernah melihat akting Shim Eun Soo di The Legend of Blue Sea sebagai Shim Chung kecil, tapi sebenarnya saat membuat review ini aku baru ingat dia main disana. Sementara untuk One sendiri, aku belum pernah melihat aktingnya. Cuma saat melihat wajah One ini aku selalu kebayang sama Park Hae Jin dan Darren Wang, mirip HAHAHHAHAHA.

Anthology menceritakan tentang So Yi, seorang guru di sebuah akademi yang tidak dihormati oleh siswanya. Ia adalah guru bahasa inggris, setiap kali ia mengajar pasti siswanya nggak ada yang mendengarkan dan main-main, bahkan ada yang menelpon dikelas. Karena itu kadang So Yi sangat kesal dan sempat memarahi salah satu siswanya. Hal itu membuat So Yi dimarahi oleh atasannya.
Menjalani hidup yang cukup sulit setiap harinya, suatu hari So Yi mendapat kiriman sayuran dari paman dan bibinya. Bersama sayuran itu, ada sebuah buku yang dikirimkan. Buku itu ditemukan di perpustakaan yang sedang dibongkar dan karena ada nama So Yi disitu, jadi bibinya mengirimkan itu pada So Yi.

Buku itu adalah sebuah antologi, kumpulan tulisan yang dibuat teman-teman sekelas So Yi saat SMA dulu. Membuka kembali buku itu, So Yi jadi teringat kenangan masa SMA-nya, 16 tahun lalu.

So Yi pindah ke desa dimana nenek dan pamannya tinggal, karena ibunya menikah lagi dan pindah ke Amerika. Ibunya berjanji akan menjemput So Yi nanti dan So Yi selalu terlihat percaya akan hal itu, tapi dalam hatinya ia sebenarnya takut ibunya akan membuangnya. Karena itu So Yi memutuskan menjadi anak yang tidak baik dan membuat masalah, agar ibunya khawatir dan menjemputnya.
So Yi sangat tidak ramah pada pamannya yang sangat mencintai kambing peliharaan mereka seperti anaknya sendiri juga pada neneknya yang selalu ingin memuaskan hati cucunya.
MAlam pertamanya di desa itu, So Yi keluar untuk mencari sinyal ponsel dan itu membawanya ke persawahan dimana ia melihat seorang anak laki-laki membakar jerami disana. Mereka berdua saat itu saling menatap tapi tidak mengatakan apapun. So Yi merasa kalau anak desa ini ternyata menyeramkan juga.

So Yi pindah ke SMA di desa-nya dan ia masih mengenakan pakaian SMA lamanya, karena ia yakin ia hanya akan sebentar bersekolah disana. Saat perkenalan diri, ia terlihat ketus dan meminta yang lain jangan baik-baik padanya dan jangan memperdulikannya karena ia hanya sebentar bersekolah disana.
Sikap sombong So Yi cukup membuat beberapa anak kesal, tapi ada satu yang menatap senyum pada So Yi dan saat melihat anak laki-laki itu, ia ingat kalau anak itu adalah yang membakar sawah semalam.
Anak itu bernama Jin Hyun, siswa paling tampan di kelas, paling pintar di sekolah dan populer. Salah seorang siswi di kelas menyukai Jin Hyun dan waspada pada So Yi.

So Yi berusaha untuk tidak terlibat banyak hal dan tidak berteman dengan siapapun di sekolah itu, tapi kemudian saat guru menunjuk Jin Hyun menjadi panitia untuk membuat antologi, Jin Hyun malah memilih So Yi untuk membantunya. Awalnya So Yi menolak melakukannya, tapi karena cewek yang suka sama Jin Hyun selalu cari gara-gara dengannya, bahkan mereka sampai bertengkar hebat, So Yi akhirnya setuju melakukannya.
So Yi sih setuju dihadapan gadis itu saja, tapi tentu saja dia tak mau terlibat dengan urusan kelas. Tapi Jin Hyun tidak menyerah mendekati So Yi, meski So Yi sering kesal pada Jin Hyun, Jin Hyun terus berusaha mendekatinya dan mengajak So Yi untuk membuat antologi itu.
Mereka juga punya banyak kenangan bersama seperti main dodgeball bersama yang membuat So Yi jadi kepikiran malamnya, karena Jin Hyun benar-benar melindunginya, juga saat mereka berusaha menemukan hantu di laboratorium.
Semakin lama, keduanya semakin dekat dan So Yi sudah mau memikirkan antologi apa yang harus mereka buat. Mereka memutuskan untuk menulis impian masing-masing.

So Yi dan Jin Hyun sama-sama kesulitan menuliskan impian mereka, bukan karena mereka tak punya tapi karena impian mereka aneh. So Yi punya impian untuk mati, jadi ia tak mungkin menuliskan hal itu. Pada akhirnya keduanya menuliskan hal yang bukan impian mereka yang sebenarnya.

Suatu hari So Yi dimarahi oleh seorang guru karena So Yi tidak juga membeli baju seragam padahal ia sudah lama pindah ke sekolah itu. So Yi mengatakan kalau ia akan ke Amerika sebentar lagi tapi guru itu malah mengejek So Yi mengatakan kalau ibu So Yi membuang So Yi ke desa itu dan tak akan pernah menjemputnya.
So Yi adalah orang yang paling tahu dan khawatir akan hal itu, jadi ia sangat terluka karena guru mengatakan itu. Jin Hyun berusaha untuk menghiburnya tapi So Yi paling tidak suka dikasihani dan mengatakan kalau Jin Hyun sama sekali tidak tahu mengenai penderitaannya.
So Yi tidak sekolah sejak hari itu dan ia menangis dikamar, menyalahkan ibunya. Nenek dan paman berusaha untuk bicara padanya kalau ibu So Yi bukan orang seperti itu, ibu sangat mencintai So Yi dan pasti menjemputnya, tapi So Yi sudah tidak percaya pada ibunya.

Keesokan harinya, So Yi kabur dari rumah dengan membawa kambing kesayangan pamannya, sepertinya ia ingin menjual kambing itu untuk biaya ke Amerika.
Tapi tentu saja So Yi tidak bisa melakukan apapun, dia hanya gadis 17 tahun saat itu. So Yi ternyata cukup menyayangi kambing pamannya itu, ia bahkan memberikan kambing itu jas hujan saat hujan turun, sementara dia basah.

Jin Hyun yang mendengar kalau So Yi menghilang berusaha mencarinya ditengah derasnya hujan dan berhasil menemukan gadis itu. So Yi lagi-lagi marah pada Jin Hyun yang mengasihaninya.
Jin Hyun akhirnya mengatakan perasaannya yang ia pendam selama ini. Sebenarnya saat pertama kali melihat So Yi, ia merasa So Yi mirip dengannya dan nasib So Yi jauhlebih buruk darinya, jadi ia lega.
Jin Hyun tampak seperti anak baik dihadapan semua orang, sebenarnya ia menyimpan dendam yang besar. Orang tuanya yang sekarang bukan orang tua kandungnya, ayahnya adalah pamannya. Ayahnya tidak suka ia terlalu pintar dan orang tuanya selalu bertengkar karena dirinya.
Ibunya sebenarnya adalah kakak pamannya, tapi karena ibunya membuangnya pamannya mendaftarkannya sebagai anak pamannya. Ia menghadapi hari-hari yang berat selama ini. Karena itu saat So Yi datang ia lega ada yang bernasib sama dengannya.

So Yi baru tahu mengenai penderitaan Jin Hyun dan meminta maaf padanya atas apa yang sudah ia katakan sebelumnya mengenai Jin Hyun.
Keduanya berbaikan setelah itu. Untuk pertama kalinya, So Yi mengatakan impiannya yang sebenarnya pada orang lain, saat kecil sebenarnya ia ingin menjadi pelagi.
Malam harinya, So Yi dan Jin Hyun sempat telponan dan mereka berdua manis banged. Tapi disitulah plot twist-nya.
So Yi akhirnya dibelikan seragam oleh pamannya dan dihari ia pertama kali mengenakan seragam, Jin Hyun menghilang. Di hari itu juga, ibu So Yi datang menjemputnya dan So Yi menangis hari itu, karena Jin Hyun, juga lega karena ibunya menjemputnya.

Ending drama ini benar-benar jauh diluar dugaanku, tapi aku suka endingnya nggak klise seperti kebanyakan drama berpisah dan bertemu kembali. Jadi ada kesan tersendiri. Tapi tentu saja ada rasa-rasa menyakitkannya dan itu juga membuat drama ini berkesan dan sulit dilupakan. Ending seperti ini banyak terjadi di dunia nyata. Karena kita nggak tahu kapan kita akan berpisah dan dipertemukan kembali.
Aku suka anthologi kelas mereka kembali ke tangan So Yi. Antologi itu awalnya disimpan di perpustakaan oleh Jin Hyun sebelum ia pergi. Saat mereka menulis komentar di kertas teman-teman, Jin Hyun satu-satunya yang tidak menulis apapun dan membuat So Yi protes. Tapi pada akhirnya Jin Hyun menuliskan sesuatu untuk So Yi.
Kalau aku nggak salah dia bilang 'Kau adalah pelangi bagiku. Aku bukannya tidak menyukaimu', sesuatu seperti itu.

Ending drama ini sedikit mengingatku pada movie Love Letter 1995. Terutama bagian dimana Jin Hyun menyimpan antologi di perpustakaan dan kemudian antologi itu ditemukan orang lain dan diberikan pada yang namanya ditulis disana. Sang penerima kemudian melihat tulisan yang ditulis oleh sang pria, bukti bahwa sang gadis adalah seseorang yang special. Kalau di Love Letter sih lukisan wajah.
Ini drama kalau dibuat 2 atau 3 episode pasti lebih bagus lagi. Sayang banged cuma 1 episode dan plotnya terasa cepat banged.
Apalagi kita nggak tahu akhirnya Jin Hyun bagaimana. Ia mengatakan ia ingin menjad pendeta karena nggak mau terikat dengan perasaan apapun, aku penasaran apakah akhirnya ia benar-benar menjadi pendeta.
Aku harap sih dia bahagia di suatu tempat.

Ini drama bagus banged, aku butuh drama-drama seperti ini. Setting-nya di pedesaan, kisah masa muda, ada sedih dan bahagianya, kekeluargaan, pertemanan dan sedikit kisah cinta, pokoknya manis banged dramanya.
Aku cek profile tvN drama stage yang lain kok kayaknya nggak ada yang mirip dengan ini gitu HAHAHAHHAA. PAdahal pengen nyoba drama lainnya.
Mungkin aku harus nyoba KBS Drama special lagi, ada rekomendasi? Kalau bisa sih anak sekolahan HAHAHAHA