Asa ga Kuru atau True Mothers adalah movie yang diangkat dari novel berjudul sama karya Tsujimura Mizuki. Novel ini juga pernah diangkat menjadi drama series oleh Fuji TV berjudul sama pada tahun 2016. Versi movie tahun 2020 ini disutradarai oleh Kawase Naomi (Sweet Bean, Hikari, Vision) dan dibintangi oleh Nagasaku Hiromi, Iura Arata, Makita Aju, Asada Miyoko, Sato Reo, Tanaka Taketo dan lain-lain. Movie ini mendapatkan banyak nominasi dalam ajang penghargaan 2020 dan menjadi salah satu movie yang terpilih dalam ajang Cannes Film Festival tapi festival pada tahun 2020 tidak terbuka untuk publik karena Covid-19.
Awal aku tahu movie ini sebenarnya baru-baru ini, aku tertarik karena aktris muda Makita Aju banyak mendapat nominasi dan bahkan menang sebagai Best Supporting Actress dalam berbagai ajang penghargaan di dunia perfilman Jepang seperti di The 75th Mainichi Film Awards, The 42nd Yokohama Film Festival, The 45th Hochi Film Awards dan memenangkan Rookie Actress dalam The 44th Japan Academy Film Prize. Makita Aju memang salah satu aktris muda yang menjanjikan di dunia perfilman Jepang sejak debutnya dalam perfilman Jepang dengan movie After The Strom yang disutradarai oleh Koreeda Hirokazu.
Sebenarnya dia adalah alasanku satu-satunya mulai menonton movie ini. Kalau yang lain nggak terlalu jadi alasan sih. Aku penasaran sebagus apa sih aktingnya disini sehingga mengalahkan aktris yang dalam kategori Best Supporting Actress?
Asa ga Kuru menceritakan pasangan suami istri Kurihara Satoko (Nagasaku Hiromi), Kurihara Kiyokazu (Iura Arata) dan putera mereka yang masih TK Kurihara Asato (Sato Reo). Mereka terlihat seperti keluarga bahagia, sang ayah yang punya pekerjaan tetap, tinggal di kompleks apartemen yang bagus dan istri bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suatu hari, terjadi sebuah kejadian di TK dimana Asato bersekolah. Salah seorang anak terjatuh dari sebuah permainan dan anak itu mengatakan kalau Asato yang mendorongnya. Satoko mencoba menjadi seorang ibu yang baik dengan tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh anak itu, karena Asato sendiri mengatakan ia tidak mendorong temannya itu. Satoko mencoba lebih mempercayai sang anak. Karena hal itu Satoko mendapat sindiran dari ibu sang anak dan bisa dibilang Asato paham melihat ibunya begitu karena kejadian itu, jadi dia bertanya-tanya apakah sebaiknya dia mengaku kalau dia mendorong temannya itu agar ibunya tidak kesulitan.
Kejadian itu membawa ingatan Satoko ke masa lalu. Masa dimana ia dan sang suami menikmati tahun-tahun setelah pernikahan mereka dan mereka memutuskan untuk mempunyai keturunan. Mereka menikmati kencan terakhir mereka sebelum mereka punya anak. Saat mereka memeriksakan kesehatan ke dokter, ternyata sang suami, Kiyokazu mengidap suatu penyakit dimana sperma-nya bermasalah gitu, tidak akan bisa menghasilkan keturunan. Karena hal itu pasangan suami istri itu menjadi awkward, Kiyokazu bahkan mengizinkan jika Satoko ingin menceraikannya, karena ia tidak ingin Satoko kehilangan kesempatan menjadi seorang ibu. Tapi Satoko sama sekali tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali alias dia nggak ada niat menceraikan sang suami.
Kiyokazu memulai pengobatannya, sekali sebulan mereka berangkat ke Hokkaido (kalau nggak salah) untuk pengobatan itu. Bulan-bulan pertama sih kayaknya biasa aja, tapi lama-lama berangkat kesana itu membuat Kiyokazu tertekan. Ia tak bisa mengatakan pada sang istri kalau dia nggak bisa melakukannya lagi, jadi saat akhirnya Satoko-lah yang memintanya berhenti, barulah ia merasa lega. Pasangan suami istri itu kemudian memutuskan untuk menikmati hidup mereka berdua saja sampai tua. Mereka menikmati masa liburan mereka pergi jalan-jalan, mendaki dan melakukan hal-hal yang mereka sukai.
Suatu malam, saat mereka liburan ke sebuah onsen, Kiyokazu ingin menonton berita olahraga, tapi saat ganti channel, mereka melihat sebuah channel yang membahas tentang adopsi anak. Sebuah siaran yang memberitakan sebuah organisasi yang bernama Baby Baton, dimana pasangan yang tidak punya keturunan bisa mengadopsi bayi dari sana dan para ibu yang belum siap menjadi ibu bisa melahirkan dan mengadopsikan anak mereka. Kata-kata pencetus Baby Baton, Asami Shizue (Asada Miyoko) menarik perhatian mereka, bahwa Baby Baton bukanlah tempat dimana orang tua menemukan anak mereka, tapi tempat dimana anak menemukan orang tua mereka.
Satoko tahu kalau suaminya tertarik pada Baby Baton, karena diam-diam dia memeriksa history browser komputer sang suami dan suaminya mencari tahu tentang baby baton. Lalu Satoko mengajak suaminya untuk bicara berdua dan mereka memutuskan untuk ikut program baby baton tersebut. Pertama yang dilakukan adalah mendaftar dan kemudian mengikuti seminar. Lalu mereka menunggu giliran mereka untuk mendapatkan bayi. Saat akhirnya tiba giliran mereka, Satoko dan Kiyokazu senang sekali. Keduanya langsung berangkat ke sebuah pulau, lokasi baby baton. Biasanya, orang tua adopsi tidak akan bertemu muka dengan ibu kandung sang bayi dan nggak ada kasus dimana ibu kandung menghubungi ibu adopsi. Tapi Satoko dan Kiyokazu memutuskan untuk bertemu setidaknya sekali dengan ibu kandung bayi yang akan mereka adopsi. Ibu kandung bayi mereka bernama Katakura Hikari, seorang gadis 14 tahun. Hikari menangis saat melepaskan bayinya dan memberikan sebuah surat pada Satoko. Satoko juga mengatakan pada Hikari kalau bayinya akan diberi nama Asato.
Dan begitulah 6 tahun berlalu setelah itu. Kejadian di TK itupun mendapat pencerahan kalau teman Asato mengaku ia jatuh sendiri dan Asato tidak mendorongnya. Asato senang sekali karena bisa bermain lagi bersama temannya itu. Tapi masalah baru muncul, beberapa kalu rumah keluarga Kurihara mendapat telpon tapi tak bersuara. Lalu suatu hari, akhirnya ada suara di balik telpon, orang itu mengaku sebagai Katakura Hikari, ibu kandung Asato yang ingin mereka mengembalikan anaknya kalau tidak memberikannya uang, jika mereka menolak maka ia akan memberitahu semua orang kalau Asato adalah bukan anak kandung mereka. Satoko tidak panik, ia berusaha baik-baik mengajak Hikari untuk bertemu. Hikari dengan penampilan berbeda dari Hikari 6 tahun lalu muncul di hadapan Satoko dan Kiyokazu. Mereka tidak percaya itu adalah ibu kandung Asato, karena mereka mengenal ibu kandung Asato bukanlah seperti Hikari. Satoko juga menjelaskan kalau Hikari tidak bisa mengancam mereka, karena Satoko sudah memberitahu Asato jauh sebelumnya kalau Asato bukanlah anak kandung, Asato punya ibu lain yang membesarkannya dalam kandungan. Tetangga dan sekolah juga sudah tahu kalau Asato bukan anak kandung. Surat yang diberikan ibu kandung Asato, setiap tahun mereka bacakan untuk Asato. Bagi Satoko dan Kiyokazu, Katakura Hikari ibu kandung Asato adalah seorang gadis yang manis dan baik, mereka menolak percaya kalau Hikari yang ada di hadapan mereka adalah ibu kandung Asato. (BTW, Hikari yang datang ini kayak yankee, image-nya bad girl giru, rambutnya diwarnai. Dan lagi ada aturan di baby baton dimana orang tua wajib memberitahu sang anak kalau dia bukan anak kandung sebelum anak itu masuk SD karena sang anak punya hak tahu yang sebenarnya, aku suka peraturannya).
Lalu flashback ke kehidupan Katakura Hikari (Makita Aju) 7 tahun yang lalu. Dia adalah gadis SMP berusia 14 tahun yang manis. Impiannya adalah masuk ke sekolah yang sama dengan sang kakak (kayaknya SMA unggulan gitu). Suatu hari, ada anak laki-laki yang menyatakan cinta padanya, Aso Takumi, sepertinya anaknya populer gitu. Hikari juga menyukai Takumi dan begitulah mereka berdua berpacaran. Hubungan mereka cukup mesra dan mereka terlihat bahagia. Hikari benar-benar mencintai Takumi dan akhirnya terjadilah kejadian itu, mereka tidur bersama dengan janji aku mencintaimu selamanya. Hikari saat itu bahkan belum mendapat periode pertamanya (PMS) tapi karena sesuatu yang terasa aneh, sang ibu memeriksakan ke dokter dan diketahui kalau Hikari hamil. Ibunya tentu saja sangat terkejut, sementara Hikari saat itu santai saja, ia sepertinya belum paham hamil itu apa. Ia baru mulai menyadari kenyataan adalah saat Takumi menangis meminta maaf padanya dan meninggalkannya padahal Takumi mengatakan kalau dia akan mencintai Hikari selamanya. Hikari langsung cuti sekolah dengan alasan pneunomia. Hamilnya sudah semakin besar dan nggak bisa di aborsi kayaknya. Jadi saat itu orang tuanya tahu tentang baby baton dan mendaftarkan Hikari disana.
Hikari pindah ke pulau dan mulai tinggal di baby baton. Ia mendapatkan teman yang hamil tanpa menikah disana, dengan alasan yang berbeda. Jika Hikari tahu ayah bayinya siapa, temannya itu nggak tahu siapa ayah bayinya karena pekerjaannya memang itu. Dari pada perlakukan di rumahnya setelah ia hamil, Hikari jauh lebih bahagia saat ia di baby baton. Ia juga menyayangi anak dalam kandungannya. Dan begitulah masa-masa ia lalui sampai ia melahirkan dan melepaskan bayinya.
Setelah Hikari melahirkan, ia kembali ke rumahnya, tapi Hikari bukan lagi orang yang sama. Sepertinya ia kesal karena orang tuaya memaksa ia memberikan anaknya untuk di adopsi, Hikari juga nggak mau belajar lagi padahal dia bisa saja mengejar ketertinggalannya. Meski ibunya meminta Hikari merahasiakan hal itu di sekolah, tapi ibunya memberitahukan hal itu pada keluarga dan bahkan pamannya mulai melecehkannya yang membuat Hikari muak. Hikari berubah menjadi anak pemberontak. Hidupnya hancur, tidak ada yang peduli padanya lagi. Sementara itu, ayah bayinya hidup tenang dan damai. (Disini aku langsung melihat gimana perbedaan kita wanita dan pria kalau hamil diluar nikah dan kita masih kecil, kita wanita tuh pasti nggak akan sama kayak dulu, beda sama cowok yang bisa hidup normal seolah tidak terjadi apapun T_T).
Hikari meninggalkan rumah karena nggak tahan dengan perlakuan orang tuanya. Ia pergi ke baby baton dan memohon agar dipekerjakan disana pada ketua, Asami Shizue. Sayangnya baby baton akan segera tutup, karena Shizue menderita sebuah penyakit. Shizue membiarkan Hikari tinggal disana sampai ibu terakhir yang akan mereka urus melahirkan. Hikari sempat ke kamar Shizue saat ia mengantarkan paket dan tertarik melihat data adopsi yang ada di kamar Shizue. Ia mencari data orang tua yang mengadopsi anaknya dan mencatat alamat serta nomor telponnya. Setelah ia keluar dari baby baton, Hikari tinggal di kota yang sama dengan keluarga Kurihara. Tapi ia tak berani menemui mereka, paling cuma nelpon dan tak bersuara.
Hikari hidup dari menjual koran. Ia masih anak yang baik meski penampilannya seperti bad girl. Ia tidak melakukan hal jahat dan sibuk bertahan hidup. Saat itu ia berkenalan dengan seorang gadis yang melamar kerja di tempat yang sama dengannya. Hikari cepat akrab dengannya dan bahkan menceritakan kalau ia pernah melahirkan dan anaknya di adopsi oleh salah satu keluarga di kota itu. Hikari yang terlalu baik ini malah dimanfaatkan oleh temannya itu, temannya meminjam uang dan Hikari dijadikan penjamin, tentu saja tanpa sepengetahuan Hikari. Hikari terpaksa membayar uang itu. Untung saja bos Hikari ini baik, saat penagih hutang datang pada Hikari dan Hikari menangis, bosnya bertanya ada apa dan meminta Hikari bicara kalau ada masalah. Sepertinya Hikari dapat pinjaman uang itu dari bosnya sih, dan ia membayar rentenir itu.
Hikari kemudian memutuskan untuk menghubungi keluarga Kurihara lagi dan begitulah akhirnya ia memberanikan diri bicara dengan nada mengancam dan menemui keluarga Kurihara. Tapi pada akhirnya ia tidak mendapatkan uang dari keluarga Kurihara dan ia juga tidak sempat bertemu dengan Asato (karena jam itu Asato masih di sekolah dan saat Asato pulang, membunyikan bel dari lantai 1, Hikari juga pulang).
Suatu hari, polisi datang ke rumah keluarga Kurihara dan bertanya apakah mereka mengenal seseorang dalam foto itu. Satoko mengenali wanita itu adalah wanita yang datang ke rumahnya dan mengaku sebagai Katakura Hikari yang ternyata memang benar dia adalah Katakura Hikari, ibu kandung Asato. Katakura Hikari ternyata dilaporkan ke polisi oleh bosnya karena HIkari menghilang sejak hari itu, bosnya ingin polisi menemukan Hikari.
Satoko merasa bersalah karena tidak mempercayai Hikari waktu itu. Ia membuka kembali surat dari Hikari saat Hikari memberikan bayinya, surat yang isinya adalah permintaan maafnya pada Asato karena ia tidak bisa membesarkan Asato. Lalu dalam surat itu ada tulisan tersembunyi, yang kalau di arsir pakai pensil baru kelihatan, tulisannya adalah 'tolong jangan hapus aku, Katakura Hikari'. Saat itu Satoko mulai menyadari apa yang sudah ia lakukan pada Hikari, yaitu dengan tidak mempercayai kalau itu adalah Katakura Hikari sama saja dengan menghapus Katakura Hikari. Hikari tidak diperdulikan oleh keluarganya, teman-temannya dan sendirian, satu-satunya harapannya adalah puteranya Asato, makanya ia mencoba menghubungi keluarga Kurihara kembali.
Mungkin setelah itu Satoko dan Asato pergi mencari Hikari dan mereka menemuinya di Jembatan. Aku nggak tau bagaimana Satoko bisa menemukan Hikari disana mengingat Hikari kan dilaporkan menghilang. Tapi saat menemui Hikari di Jembatan, Satoko memperkenalkan Hikari pada Asato sebagai ibunya yang lain.
Menurutku endingnya kurang menggigit, seperti ada sesuatu yang kurang, atau terasa terlalu cepat. Bisa dibilang aku nggak puas. Tapi drama-drama tipe begini endingnya memang dibuat menggantung gitu. Aku suka tema drama ini tentang adopsi dan menariknya disini itu adopsinya dari si bayi baru lahir dan ada peraturan yang harus dipatuhi, misalnya anak harus tahu kalau dia bukan anak kandung sebelum sang anak masuk sekolah dasar, karena anak juga wajib tahu kebenaran kelahirannya. Makanya Satoko memberitahu Asato mengenai kebenaran itu sejak Asato berusia 2 tahun, bahwa Asato punya ibu lain yang membesarkannya dalam kandungan.
Aku juga suka bagaimana Satoko dan Kiyokazu saling mencintai satu sama lain dan keinginan kuat untuk tetap bersama bahkan tanpa keturunan. Aku suka banged cinta mereka, bikin aku terharu. Tapi memang selalu ada jalan untuk hal-hal baik dan mereka juga mencintai Asato seperti anak sendiri. Tapi nasib Hikari memang sangat menyedihkan. Orang yang ia cintai pertama kali menghancurkan hidupnya, keluarganya tidak memperdulikannya dan hal itu membawanya kejalan yang salah. Aku lihat sih Hikari ini cuma ingin diakui aja. Dia memang mengubah gayanya menjadi kayak yankee tapi dia bukan anak jahat, makanya bos-nya itu baik padanya. Dia juga terlalu baik sih, makanya mudah ditipu. Kasihan sih. Semoga setelah bertemu puteranya itu Hikari hidupnya jadi lebih baik lagi. Sebenarnya pengen ada lanjutannya, gimana hidup Hikari setelahnya.
Aku akui akting Makita Aju dalam movie ini sangat bagus, mengingat dia masih 18 tahun. Jadi wajar dia memenangkan banyak penghargaan berkat aktingnya di film Asa ga Kuru ini. Akting tokoh utama juga bagus sih, cuma tokoh Hikari memang mencuri banyak perhatian dan memang membuat penasaran sejak awal. Kisahnya juga lebih menarik untuk diikuti dari pada kisah tokoh utama.
Movie tipe seperti ini biasanya nggak populer dikalangan biasa dan aku sangat merekomendasikan movie ini bagi yang suka movie bergenre keluarga.
0 comments:
Post a Comment