Anpan Week 12: Unreversible justice
Karena gambar sketsa yang dia buat untuk Yagi, Takashi dipanggil oleh sersan dari tim lain untuk membuat cerita bergambar. Tim yang memanggilnya ini adalah tim yang bertugas untuk mengendalikan situasi dan kondisi penduduk di daerah tersebut, jadi berhubungan dengan kehidupan penduduk yang ada disana. Mereka ditugaskan untuk membuat penduduk di sana tidak membenci tentara Jepang dan menstabilkan sentimen publik akan perang ini. Mereka ditugaskan menghibur penduduk dengan cerita bergambar gitu, mereka menceritakan kisah Momotaro tapi masyarakat tidak suka dan melempari para tentara.
Karena Takashi bisa menggambar dan sepertinya direkomendasikan oleh Yagi, sersan itu meminta Takashi untuk membuat kisah bergambar yang tidak membuat marah para penduduk lokal, baik itu anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Ini adalah situasi dimana Takashi tidak bisa menolak dan akhirnya menyetujui tawaran itu. Mereka mendiskusikan kisah apa yang harus mereka buat tapi Takashi ingin mengecek lokasinya dulu, melihat langsung bagaimana penduduk lokal disana.
Sambil mengamati penduduk lokal di pasar, Takashi mulai menulis sesuatu dan membuat sketsa. Tapi tatapan penduduk menunjukkan ketidaksukaan mereka pada Takashi yang adalah tentara. Mereka marah melihat Takashi dan timnya.
Takashi kembali ke markas dan merenung. Saat itu Kentaro datang bersama seseorang dan menyapa Takashi. Takashi saat bersama Kentaro bisa menjadi dirinya sendiri dan menunjukkan ketidaksukaannya pada situasi perang ini, dia juga mengerti kenapa penduduk lokal tidak suka pada mereka. Kentaro mengingatkan Takashi untuk tidak mengatakan hal seperti itu, takut ada yang mendengarnya. Dia paham perasaan Takashi tapi mereka tidak bisa melakukan apapun. Saat seseorang lewat, Kentaro sengaja mengatakan dengan suara besar kalau dia juga lulus dari sekolah seni dan bisa membantu Takashi dalam mewarnai. Mendengar itu, Takashi juga punya ide dan mengatakan kalau dia akan membicarakannya dengan pemimpin tim.
Pemimpin tim memberikan izin pada Kentaro untuk membantu Takashi. Takashi dan Kentaro menghabiskan waktu bersama-sama untuk memikirkan mengenai kisah apa yang mereka buat. Takashi tidak ingin membuat kisah yang sudah ada (seperti cerita rakyat dll). Saat ia mencari ide di pasar, Takashi bertemu Iwao dan seorang anak laki-laki bernama Rin. Iwao dekat dengan anak penduduk lokal itu yang katanya tiba-tiba datang ke unit mereka dan mengikutinya terus. Takashi berkomentar kalau Iwao sekarang sudah berubah dan Iwao membenarkan. Sebelum berangkat perang ini, dia menikah dan meninggalkan istrinya yang sedang hamil. Anaknya sudah lahir saat dia ditugaskan jadi dia belum pernah bertemu dengan anaknya. Karena itu Iwao dekat dengan Rin dan merasa seperti melihat anaknya sendiri.
Melihat kedekatan Iwao dan Rin, Takashi memikirkan sesuatu dan mendapatkan ide.
Takashi kembali ke markas dan mulai menggambar sketsa. Ia juga memperlihatkan notebook ayahnya pada Kentaro dan mengatakan dulu ayahnya bekerja menjadi seorang reporter dan dalama notebook itu ada diary ayahnya. Dalam buku itu ada sebuah catatan ayah Takashi yang mengatakan kalau pertemanan Jepang dan China itu seperti hubungan saudara kembar. Kentaro bingung. Takashi menjelaskan kalau Jepang dan China sedang berjalan bersama-sama dan dia ingin memperlihatkan itu pada penduduk lokal.
Takashi dan Kentaro mulai semangat membuat cerita bergambar itu. Mereka menyelesaikannya dalam semalam. Kemudian besoknya mereka mewarnai cerita itu. Sersan ketua tim udah sangat khawatir tapi mereka nggaka punya pilihan lain selain mencoba mempercayai Takashi. Sebelum ditampilkan ke publik, mereka harus menampilkan pada seorang kapten. Takashi dan Kentaro sangat nervous mengenai hal ini.
Kisah cerita bergambar itu adalah tentang seorang pria yang tinggal di sebuah pulau. Karena kehidupan disana sangat sulit, dia menaiki perahu ke pulau sebelah untuk mencari makanan. Di sana dia bertemu dengan seorang pria yang wajahnya sangat kotor sehingga sulit dikenali waajah aslinya. Keduanya mulai bertengkar karena pria wajah kotor itu tidak mengizinkan orang lain masuk pulaunya. Saat bertengkar mereka menyadari sesuatu, jika mereka memukul tubuh lawan, maka tubuh mereka sendiri yang merasakan sakitnya. Pada akhirnya mereka sama-sama kesakitan dan akhirnya lelah bertengkar. Saat mereka istirahat dan mencuci wajah, keduanya menyadari kalau wajah mereka sama. Ternyata mereka berdua adalah kembar yang trepisah dana memutuskan untuk berhenti bertengkar dan saling membantu satu sama lain.
Setelah menceritakan kisah itu, Takashi dan Kentaro nervous banged karena wajah kapten kelihatan tidak puas. Kapten merasa kisah mengalahkan setan/iblis lebih baik. Sersan juga merasa begitu. Tapi Yagi mengatakan sebelumnya mereka membuat kisah momotaro dan itu mendapat reaksi yang buruk bagi masyakarat. Dia pikir kisah yang dibuat Takashi dan Kentaro lebih baik. Meski mereka masih ragu, tapi kapten dan sersan akhirnya memutuskan mencoba kisah yang dibuat Takashi.
Pada hari minggu, hari pertunjukan Kamishibai (kisah bergambar), Takashi dan Kentaro berdiri untuk menceritakan kisah itu. Padahal penduduk lokal tidak suka, tapi masih ada juga yang menunggu kamishibai ini. Takashi dan Kentaro menceritakan dalam bahasa Jepang dan ada penerjemah yang menerjemahkan ke bahasa China. Secara mengejutkan, kisah ini disambut baik oleh penduduk lokal. Mereka menyukai kisah yang dibuat Takashi. Tapi ada bagian yang seharusnya sedih, tapi penduduk malah tertawa, yaitu saat Takashi mengatakan kalau keduanya adalah kembar yang terpisah.
Ternyata Yagi yang mengerti bahasa China mengatakan kalau penerjemah itu mengubah line yang dibaca Takashi menjadi sesuatu yang lebih komikal dan disukai penduduk.
Meskipun reaksinya berbeda dari harapan, tapi Takashi lega cerita bergambarnya disukai. Senyuman selalu lebih baik dari air mata.
Reputasi kamishibai Takashi dan Kentaro sangat baik sehingga penduduk lokal selalu menunggu hari Minggu untuk melihat pertunjukan itu. Mereka bahkan menyapa Takashi dan Kentaro lebih ramah. Takashi juga naik jabatan menjadi kepala di tim produksi seni. Ia dan kentaro sangat sibuk setiap hari membuat cerita bergambar. Tim mereka menghabiskan waktu dengan bahagia tanpa tahu kalau kekalahan semakin dekat pada Jepang.
Pada Musim Semi 1945, Takashi dan Kentaro kembali ke tim awal mereka dan meninggalkan tim pembuatan seni. Disana mereka mulai menyadari kalau perang semakin panas. Makanan mulai menipis dan mereka hanya bisa makan 2 kali sehari dengan bubur saja. Mereka juga siap siaga sepanjang waktu karena tidak tahu kapan musuh akan menyerang. Selain itu mereka juga harus bertahan dalam keadaan kelaparan. Saat bubur tidak ada, makanan mereka adalah roti kering yang keras. Takashi yang melihat roti kering itu teringat pada Asada Pan, dan berfikir mungkin ini adalah roti kering dari Asada Pan.
Keadaan semakin mengerikan seiring berlalunya waktu. Ada banyak tentara yang terluka dan dibawa ke markas. Kehancuran demi kehancuran semakin terlihat. Tim dokter dan perawat tidak cukup untuk merawat tentara yang terluka. Makanan juga mulai habis dan mereka hanya bisa makan 1 kali sehari dengan roti kering. Kelaparan saat itu benar-benar sangat menyiksa Takashi dkk. Apalagi mereka ditugaskan berpatroli di luar. Konta teman Takashi bahkan hampir memakan serangga karena nggak tahan dengan rasa lapar. Konta juga mengancam seorang penduduk lokal yang tinggal di hutan untuk memberikan mereka makanan. Nenek itu bicara dalam bahasa China, sama sekali tidak takut dengan senjata Konta, karena memang tidak ada makanan di sana. Takashi mencoba menghentikan Konta tapi Konta mengatakan mereka akan segera mati, jadi daripada mati kelaparan dia lebih memilih mati dengan perut kenyang.
Nenek itu mungkin kasihan melihat Konta dkk, akhirnya mengambil telur ayam persediaan terakhirnya dan merebusnya untuk mereka. Konta dan temannya makan sangat lahap sekali. Nenek memberikan satu untuk Takashi yang sama sekali tidak makan. Takashi akhirnya makan telur sekaligus dengan cangkangnya. Mereka menangis karena itu enak sekali. Nenek itu menatap mereka dan mengatakan kalau kelaparan bisa mengubah manusia.
Sementara itu, Iwao yang berpatroli terus diikuti oleh Rin. Padahal dia sudah meminta agar Rin tidak mengikutinya lagi tapi Rin tidak mendengarkan. Iwao takut kalau Rin akan dicurigai sebagai mata-mata, makanya dia akhirnya dengan tegas berpisah dengan Rin. Tapi Rin kemudian mengubah pandangannya. Siapa sangka anak kecil itu punya pistol dan dia menembak Iwao. Suara tembakan terdengar oleh Takashi dkk. Mereka berlari ke arah suara tembakan, Yagi dkk sudah ada disana duluan. Yagi melihat hal itu dan tahu kalau pelakunya Rin, dia mengejar Rin meski Iwao mengatakan kalau Rin tidak ada hubungannya dengan ini.
Takashi dkk yang tiba terkejut karena Iwao kena tembakan. Mereka panik dan memanggil tim medis. Saat di rawat, dengan nafas terakhirnya, Iwao meminta Takashi untuk mengatakan pada Rin, kalau Rin sudah melakukannya dengan baik.
Iwao meninggal dunia. takashi masih bingung dengan kata-kata terakhir Iwao. Yagi mengatakan kalau ternyata Rin balas dendam atas kematian orang tuanya. Setahun yang lalu, ternyata Iwao sudah membunuh orang tua Rin. Rin melihat hal itu secara langsung dan mengenal Iwao, makanya dia mendekati Iwao. Tapi tidak dipungkiri selama bersama Iwao, sepertinya Rin menyukai Iwao. Yagi bertanya pada Takashi, apakah Takashi membenci Rin? Apakah Takashi akan balas dendam pada Rin yang sudah membunuh temannya?
Takashi tidak tahu jawabannya.
Yagi sepertinya juga mulai frustasi dengan peperangan ini. Dia biasanya selalu menunjukkan wajah cool, tapi kali ini berbeda.
2 minggu kemudian, makanan sudah tidak ada lagi. Mereka lapar setiap hari. Takashi dan Konta melihat tanaman dandelion dan Takashi mulai memakan akarnya, karena dia ingat kalau akar dandelion bisa dimakan. Tapi dandelion mulai tidak ada lagi dan tidak ada yang bisa dimakan. Takashi semakin lemah dan akhirnya pingsan saat bertugas.
Saat pingsan, Takashi bermimpi bertemu ayahnya. Takashi sangat merindukan ayahnya dan wajah ayahnya sangat jelas dalam mimpinya. Takashi bertanya pada ayahnya dimana Chihiro. Dia akan mati dalam kelaparan, tapi dia harap Chihiro akan mati dengan kematian yang terhormat. TApi ayahnya mengatakan Takashi tidak boleh mengatakan hal bodoh seperti itu. Dia tidaka kan membiarkan anaknya mati dalam perang yang bodoh ini. Manusia memulai perang bodoh yang tidak ada gunanya ini. Tapi manusia juga bisa menciptakan hal-hal yang indah, seperti kamishibai yang dilakukan Takashi. Ayah mengatakan pada Takashi untuk hidup demi ayahnya dan menciptakan sesuatu yang membuat orang lain bahagia. Tak peduli berapa dekade dibutuhkan, ia berharap Takashi tidak menyerah. Ayah kemudian mengambil notebook miliknya dan memberikan pada Takashi. Ayah kemudian meninggalkan Takashi.
Saat Takashi membuka matanya, dia sudah ada di markas. Kentaro ada di sampingnya. Takashi yang pingsan dibawa oleh rekannya ke barak dan ternyata Takashi malnutrisi. Kentaro membuatkannya bubur dan menyuapi Takashi. Tapi Takashi mau makan sendiri saja.
Sementara itu di Kochi, Nobu menerima kartu pos dari Jiro yang mengabarkan dia dirawat di rumah sakit di Kure. Nobu langsung berangkat ke Kure dan bertemu suaminya untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Nobu benar-benar sangat khawatir dan lega karena Jiro terlihat baik-baik saja. Jiro mengatakan kalau dia baik-baik saja, dia sengaja membuat agak mengkhawatirkan di kartu pos agar Nobu segera datang. Jiro meminta maaf.
Mereka kemudian mengobrol mengenai keluarga Nobu dan juga bagaimana keadaan di sekolah. Saat Nobu akan membicarakan perang, Jiro meminta Nobu untuk tidak membicarakan hal itu. Nobu mengerti, mereka sekarang harus berfikir bagaimana agar Jiro membaik dan Nobu mengatakan dia senang sekali bisa bertemu Jiro lagi. Jiro juga mengatakan hal yang sama karena dia pikir dia tidak akan bisa melihat wajah Nobu lagi.
Nobu singgah ke rumah keluarga Asada dan mengabarkan kalau Jiro dirawat di rumah sakit karena TBC. Semuanya terkejut karena TBC adalah penyakit yang pada masa itu belum ada obatnya dan banyak yang meninggal karena TBC. Tapi semuanya mencoba untuk berfikir positif, karena penyakit jiro masih tahap awal, jadi ada kemungkinan untuk sembuh. Meski berfikir begitu, tetap saja Nobu sangat khawatir.
Pada tanggal 4 Juli 1945, jam 2 malam, serangan udara terjadi di Kochi. Nobu terbangun dan segera berlari untuk mengevakuasi dirinya. Kebakaran dimana-mana, semua orang panik dan Nobu mendengar suara anak kecil. Tidak bisa meninggalkan anak itu sendirian, Nobu mencari anak itu dan memaksanya untuk pergi dari sana karena anak itu tidak mau bergerak. Mereka hampir terluka saat serangan jatuh di dekat mereka yang membuat atap hancur dan jatuh diatas mereka. Karena anak itu tetap tidak mau pergi, Nobu berteriak marah dan akhirnya menarik anak itu lari dari sana.
Berita mengenai serangan udara di Kochi, sampai ke rumah keluarga Asada. Ibu panik sekali dan mengisi air minum karena dia akan pergi ke Kochi untuk melihat Nobu. Ibu gemetaran saat mengisi air. Ibu khawatir sekali karena Nobu sendirian di sana. Meiko dan Ranko juga mengatakan kalau mereka akan pergi. Karena tidak ada kereta, mereka berjalan kaki ke KOchi. Pemandangan mengerikan terlihat saat mereka sampai di Kochi. Rumah-rumah hampir rata dengan tanah, orang meninggal dunia dijalanan sangat banyak. Ibu bergumam kalau Nobu akan baik-baik saja, dia yakin Nobu pasti akan lari dan kabur.
Ibu, Meiko dan Ranko mulai berteriak memanggil Nobu. Mereka mencari Nobu di sekitar rumah Nobu. Pemandangan mengerikan itu membuat Meiko akhirnya nggak tahan lagi dan menangis. Dia sudah membayangkan hal yang terburuk. Mereka terus memanggil Nobu dan tiba-tiba Nobu akhirnya muncul karena mendengar panggilan ibunya. Wajah Nobu penuh lumpur dan hitam, dia terkejut melihat ibunya disana. Ibu menangis dan memeluk Nobu dengan erat, bersyukur karena Nobu selamat. Ia memberikan minum pada Nobu dan Nobu memberikannya pada anak kecil yang dia selamatkan itu. Anak itu terpisah dari orang tuanya dan mereka sedang mencari orang tua anak itu. Dan untungnya orang tua anak itu masih hidup dan mereka berhasil menemukannya.
Satu bulan setelah serangan udara di Kochi, pada 15 Agustus 1945, Jepang mengakui kekalahannya dalam perang ini. Semua orang mendengarkan siaran radio saat kaisar mengabarkan kekalahan Jepang dalam perang.
Komentar:
Menurutku penggambaran perang dalam asadora Anpan ini cukup bagus. Apalagi memperlihatkan sisi lain dari bagaimana militer Jepang saat itu. Biasanya kalau ada masa perang gini, fokusnya adalah rakyat biasa, jarang difokuskan pada mereka yang menjalani militer. Aura kelaparannya bagus banged diperlihatkan dalam asadora ini dan menurutku sutradaranya cukup berani.
Tapi ya tetap sama, Jepang tetap tidak akan menggambarkan apa yang mereka lakukan pada negara lain saat itu. Mereka hanya mengambil dari persfektif mereka saja. Kekejaman yang mereka lakukan dengan membunuh tentara negara lain ya nggak akan dilihatkan. Sebenaranya perang ini adalah topik yang sensitif karena dunia ini juga sedang menghadapi pecahnya Perang Dunia III. Aku harap sih tidak pecah ya.
0 komentar:
Posting Komentar