Jumat, 06 Juni 2025

[Recap] Anpan Week 10 (Episode 46-50)

 
Cerita Anpan ini makin kesini makin suram nggak sih?
Tapi kalau kisahnya mengambil masa PD II, memang suram dan entah kenapa orang-orang suka, soalnya rating minggu kemarin naik dan bisa 2 hari berturut-turut dapat 16%. Berharap minggu ini ratingnya juga bagus.
 
Menurutku Anpan ini well written banged ceritanya dan deserved rating yang bagus. Tapi kayaknya memang sesulit itu sekarang mencapai 20% lagi.  
Anpan Week 10: Please Live!
 
Yamonchan benar-benar meninggalkan rumah keluarga Asada dan Gomenyo. Malam saat kakek memohon pada Yamonchan, Yamonchan menceritakan pengalamannya akan peperangan. Ternyata Yamonchan pernah ikut saat Perang Eropa, sebagai tentara Inggris. Karena pada saat itu dia sedang belajar bakery di Kanada, dia menjadi tentara volunter Jepang dan ikut perang Eropa (mungkin Perang Dunia I). Dia pikir dengan belajar ke luar negeri dia akan bisa membuat roti yang lebih enak, tapi ternyata dia dikirim ke neraka. Yamonchan menceritakan apa yang dialaminya saat perang itu, peluru terbang dimana-mana, berlindung sepanjang hari, keringatan, penuh lumpur, banyak temannya yang mati, tidak ada yang membantu sama sekali.
 
Dia mencoba melupakan pengalaman itu berkali-kali tapi dia tidak pernah bisa lupa. Dia tidak bisa melupakan suara kesakitan dan aroma tubuh yang membusuk disekitarnya. Tapi yang paling sulit adalah saat lapar. Tidak ada makanan. Yang ada hanya kue kering dan biskuit. Sangat lapar sampai mau mati rasanya. Mengambil kue kering dari saku rekannya yang sudah mati, bahkan sudah membusuk. Yamonchan menunjukkan wajah ketakutan dan trauma yang luar biasa, makanya dia sangat tidak menyukai perang dan menolak membuat kue kering untuk perang.
 
Yamonchan mengatakan kalau dia sebenarnya hanya berniat singgah sebentar di Gomenyo, tapi Nobu selalu menemuinya dan memintanya membuat roti. Nobu mencoba menghentikan saat dia akan meninggalkan Gomenyo dan tidak ada yang pernah melakukan itu padanya, makanya akhirnya dia memutuskan untuk tinggal disana.
 
Kakek akhirnya mengerti perasaan Yamonchan. Kakek meminta Yamonchan tetap tinggal di rumah mereka dan terus bertengkar dengannya sebelum Yamonchan menjadi tua sepertinya. Tapi Yamonchan sama sekali tidak menjawab. Tatapannya tampak kosong gitu.
 
Nobu yang mendengar cerita itu akhirnya mengerti dan dia merasa sangat bersalah pada Yamonchan. Apalagi memaksa Yamonchan melakukan hal yang membuatnya trauma (membuat roti kering). Tapi kakek memintanya jangan menyalahkan diri sendiri, Yamonchan pergi bukan karena Nobu. Tapi Nobu merasa dia sama sekali tidak mengetahui apapun mengenai Yamonchan selama ini, padahal mereka sudah tinggal bersama lebih dari 10 tahun. Dia juga merasa sedih karena Asada Pan pagi itu tidak ada aroma roti, karena tidak ada yang membuat roti. Di sekolah, Nobu juga kelihatan sering melamun akan hal itu.
 
Pulang sekolah, saat tiba di depan rumah, Nobu mendengar suara orang membuat roti dan  berfikir Yamonchan sudah kembali. Ternyata ibu, Mieko dan Ranko yang membuat adonan roti. Ternyata sebelum pergi, Yamonchan sempat menulis resep membuat roti kering dan memasukkannya dalam oven. Ibu melihatnya pagi itu dan mereka memutuskan membuat roti kering dengan resep Yamonchan. Ranko bahkan ikut membantu karena bagaimana pun mereka butuh uang untuk hidup. Pesanan militer juga harus tetap mereka buat. Meiko mengajak Nobu ikut membuat adonan dan Nobu segera bersiap. Nobu sangat berterima kasih karena Yamomchan selalu menyelamatkan mereka saat sedang kesulitan.
 
Di sekolah, ada siswa Nobu yang bertanya kenapa belakangan Asada Pan tidak buka. Dan ada yang menjawab kalau Asada Pan sedang sibuk membuat roti untuk militer. Banyak siswa yang bangga pada Nobu. Sepertinya Asada Pan memang sudah populer di Gomenyo dan Nobu mengatakan kalau mereka tidak bisa makan anpan untuk sementara waktu sampai perang berakhir. Yang bisa mereka lakukan adalah membantu agar Jepang bisa segera menang dan dia juga ingin nantinya para tentara makan anpan hangat Asada Pan.

Sementara itu di Tokyo, Takashi sudah mulai belerja di perusahaan farmasi, sedangkan Kentaro bekerja di perusahaan iklan. Mereka berdua masih tinggal serumah. Saat Takashi kembali dari bekerja, Kentaro sedang mengiris bawang membuat kare dan dia menangis. Katanya karena bawang itu. Mereka berdua makan kare bersama-sama, Takashi cukup kaget karena rasanya enak. Mereka kemudian menghabiskan makanan sambil mengobrol mengenai pekerjaan mereka. Mereka juga membicarakan mengenai Chihiro yang lulus dan sekarang bersekolah di Universitas Kerajaan di Kyoto. Takashi kelihatan murung lagi karena adiknya akhirnya akan bisa menggapai impian, sedangkan dia bekerja di tempat yang dia sendiri nggak tahu kenapa dia memilih perusahaan itu.
 
Kentaro meminta Takashi jangan murung dan menikmati kare buatannya. Takashi merasa kalau Kentaro agak berbeda hari ini. Kentaro mengatakan kalau dia akan makan dengan enak, karena ini adalah hari terakhirnya. Takashi bingung. Kentaro mengatakan kalau surat untuk berangkat perang sudah tiba untuknya. 
Takashi terkejut mendengar hal itu. Kentaro mengatakan dia akan kembali ke Fukuoka besok. Kentaro tersenyum sedih dan kembali memakan kare nya.
 
 
Besok paginya,  Takashi mengantar Kentaro ke stasiun. Kentaro meminta Takashi pergi bekerja saja, tapi Takashi tetap ingin mengantarnya ke stasiun. Kentaro mengatakan kalau dia merasa akan menangis dan tertawa kecil. Keduanya saling berpelukan dengan harapan kalau mereka akan bertemu lagi suatu hari nanti. Tentu saja Takashi meyakinkan Kentaro kalau dia akan kembali dalam keadaan hidup.
Kentaro kemudian melanjutkan perjalanannya, sebelum pergi, Takashi mengatakan kalau kare semalam sangat enak, pokoknya Kentaro harus membuatnya lagi. Kentaro tersenyum mendengarnya.
Takashi sedih sekali berpisah dengan Kentaro. Dia teringat saat dia pulang ke rumah kemarin, Kentaro sedang mengiris bawang, mungkin Kentaro benar menangis, bukan karena matanya perih karena bawang. Takashi meyakinkan diri kalau mereka akan bertemu lagi.
 
 
Nobu menghitung hari kapan suaminya akan kembali, dia menebak dimana Jiro sedang berlayar sekarang. Awalnya aku pikir Nobu tinggal di rumah orang tuanya saat Jiro nggak ada, ternyata cuma sesekali saja. Nobu tetap pulang ke rumahnya dan Jiro saat Asada Pan sedang tidak sibuk. Malam itu dia memasak saat ada yang mengetuk pintu. Saat Nobu membuka pintu,  Nobu terkejut melihat Jiro berdiri dengan kameranya dan memotret wajah terkejut Nobu. Nobu sedang sekali melihat Jiro kembali tiba-tiba.
 
Jiro memang seharusnya belum pulang, tapi jadwal kapalnya di cancel dan dia memutuskan kembali pulang. Nobu dan Jiro makan malam bersama-sama dan Jiro mengatakan makan bersama Nobu memang paling enak. Mereka makan sambil mengobrol banyak hal, termasuk rencana Jiro yang ingin mengunjungi keluarga Asada. Setelah makan, mereka mencuci film foto dari kamera milik Jiro. Itu pertama kali Nobu melihat cara mencetak foto dan dia kagum sekali. Jiro memotret banyak orang di kapal mereka. Dan dia juga ingin mengajari Nobu cara memotret. 
 
 
Saat akhir pekan, Jiro dan Nobu mengunjungi rumah keluarga Asada. Dalam perjalanan kee rumah dari stasiun, Jiro mengajari Nobu cara memotret dengan kameranya. Jiro ini tipe yang suka memotret candid shot, jadi kapan Nobu belum siap, dia sudah memotet duluan. Mereka juga memotret banyak hal sepanjang jalan. Saat Jiro meminta Nobu memotretnya, Nobu nggak bisa karena banyak orang yang menatapnya. Pada masa itu, kamera adalah barang mewah, jadi menggunakan barang mewah pada masa perang tentu saja akan menjadi pembicaraan publik.
 
Jiro dan Nobu tiba di rumah keluarga Asada dan menyambut kehadiran menantu pertama. Ini adalah kunjungan pertama Jiro sebagai menantu. Mereka juga merayakannya dengan mengambil foto keluarga. Saat mengobrol di rumah, mereka membicarakan mengenai ayah Nobu. Nobu mengambil gambar ayahnya yang pernah dilukis oleh Takashi. Nobu mengenang bagaimana ayahnya meninggal saat dia masih kecil dan gambar itu menyelamatkannya. Jiro mengingat Takashi adalah teman masa kecil Nobu, dan dia mengatakan Takashi pasti anak baik karena bisa menggambar gambar seperti itu. Nobu membenarkan dan mengatakan kalau Takashi berlawanan dengannya.
 
 
Nenek berkomentar kalau sejak kecil, Nobu adalah anak yang tomboy dan membuat mereka khawatir apakah dia bisa menjadi seorang istri. Ibu mengatakan Nobu dulu melindungi Takashi yang adalah siswa pindahan, Nobu bahkan bertengkar dengan anak laki-laki. Ibu tertawa mengingat hal itu. Meiko ikuran, mengatakan kalau saat kontes lari makan roti, Nobu tiba-tiba ikutan berlari padahal hanya laki-laki yang boleh mengikuti lomba. Dia memenangkan juara 1, tapi dia didiskualifikasi.
Nobu malu mendengarnya dan meminta mereka berhenti.
Ranko mengatakan kalau kakaknya juga sudah berubah. Dulu, jika Nobu memikirkan sesuatu, Nobu tidak akan berfikir panjang dan akan langsung berlari, tak peduli apa yang dikatakan orang lain, hanya berlari lurus mengikuti kata hati. Nobu terdiam mendengar hal itu. Nobu bertanya-tanya, jika ayahnya melihat dia yang sekarang, apakah ayahnya juga berfikir kalau dia sudah berubah?
 
Ternyata kabar mengenai Nobu dan suaminya yang memotret disepanjang jalan itu tiba di telinga perkumpulan wanita dan mereka datang ke rumah Nobu. Mereka merasa Nobu sebagai seorang simbol patriotisme melakukan hal tersebut. Jiro ingin menjelaskan kalau hal ini tidak berlawanan dengan perang dan bahkan berhasil membuat kalem pemimpin perkumpulan wanita dengan memotretnya. 

Dalam perjalanan pulang, Nobu mengatakan pada Jiro kalau dia sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah perang berakhir. Jiro bertanya apa itu?
Nobu berbisik pada Jiro karena hal ini hanya bisa Nobu katakan pada Jiro. Ia mengatakan kalau dia ingin memberikan pelajaran yang menyenangkan pada para siswanya, bukan tentang menjadi tentara yang mempertaruhkan diri untuk negara. Dan dia juga ingin ikut berlayar bersama kapal Jiro, pergi ke berbagai negara.
 
Jiro menatap Nobu dengan penuh cinta dan memotret Nobu. Nobu lagi-lagi terkejut karena Jiro suka sekali memotretnya secara tiba-tiba. Dia tertawa karena malu. Jiro sendiri juga punya pemikiran mengenai pelayarannya. Dia berharap pada pelayaran berikutnya kapal mereka diubah menjadi kapal militer, bukan untuk traveling atau pengantaran barang, tapi untuk perlengkapan militer.
Nobu terdiam dan menyandarkan tubuhnya pada Jiro.
 
 
Beberapa hari kemudian, Jiro akan kembali melakukan pelayaran. Nobu sedih sekali berpisah dengan Jiro, tapi dia tidak boleh menunjukkannya. Dia mencoba ceria dan memberikan kameran pada Jiro,mengatakan kalau Jiro melupakan partner-nya. Jiro mengatakan kalau dia akan meninggalkan kameranya dan meminta Nobu menggunakannya. Jika sesuatu terjadi padanya, dia ingin Nobu yang melanjutkan impiannya. Nobu terkejut dan bertanya kenapa Jiro mengatakan hal seperti itu.
Jiro mengatakan kalau dia gak yakin bisa kembali sesuai jadwal dalam perjalanan kali ini, dan dia juga berfikir kalau Jepang mungkin tidak akan memenangkan perang ini.
Nobu terkejut mendengarnya. Jiro dengan kalem mengatakan kalau mereka tidak akan bisa menang melawan Amerika dan Inggris.
 
Nobu tentu saja marah mendengar hal itu dia meminta Jiro untuk tidak mengatakan hal seperti itu. Dia menegaskan saat perang ini berakhir, maka itu adalah kemenangan Jepang. Mereka harus percaya akan hal itu. Jiro terdiam dan menarik nafas dan mengatakan sekarang dia mengerti bagaimana perasaan siswa-siswa Nobu. Dia berharap Nobu selalu mengajari siswanya dengan penuh semangat dan keberanian seperti ini. Jiro memeluk Nobu dengan lembut.
 
Jiro memberikan kamera itu pada Nobu. Ia meminta Nobu mengambil gambarnya sebelum berangkat. Nobu mengerti dan akan melakukannya, tapi dia tidak bisa menekan kameranya. Nobu akhirnya mengatakan kalau dia akan mengambil foto Jiro saat Jiro kembali nanti. Jiro mengerti dan berangkat untuk perjalanannya. Nobu terdiam menatap kepergian suaminya itu.
 
Suatu hari, salah seorang siswa Nobu terlihat murung di kelas dan saat Nobu bertanya ada apa, ternyata kakak siswanya itu akan berangkat berperang. Nobu mengatakan kalau itu adalah hal yang baik, kenapa siswanya bersedih?
Siswanya bertanya, Sensei, Jepang pasti akan menang kan? Aku tidak bisa bertemu dengan kakaknya lagi, itu tidak benar kan?
Nobu dengan wajah ceria mengatakan pada siswanya kalau Jepang pasti akan menang. Kakaknya melakukan tugas melindungi negara dan akan menjadi pahlawan. Mendengar itu, siswanya lega dan menemukan semangatnya lagi. Sementara itu Nobu menghentikan senyumannya setelah siswanya pergi.
 
 
Nobu menjadi murung karena hal itu. Dalam perjalanan pulang, dia bertemu Ranko dan Nobu curhat bagaimana dia terpaksa mengatakan hal berani pada siswanya, padahal dalam hatinya dia takut. Seperti kata Ranko, dia sudah berubah, dia tidak bisa menjadi jujur seperti dulu. Bahkan saat berpisah dengan Jiro, dia tidak bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan.
Ranko mengatakan, Nobu pasti mengantar kepergian Jiro dengan mengatakan agar Jiro melayani negara dengan baik, tapi sebenarnya apa yang ingin Nobu katakan?
Nobu bergumam, dia sebenarnya hanya ingin mengatakan yang simpel saja, semoga Jiro kembali dengan selamat. Ranko mengerti. Dia akhirnya merasa kalau kakaknya yang adalah wajah patriotisme Gomenyo punya kekhawatiran seperti itu juga. 
 
 
Di Tokyo, Takashi menemui guru seni-nya. Takashi memperlihatkan telegram yang baru dia terima, ternyata surat panggilan perang untuknya sudah tiba. Dia merasa tidak nyata saat Kentaro pergi, dan kali ini dia yang harus pergi. Takashi mengatakan kalau dia tidak suka peperangan, tapi dia tidak bisa mengatakan hal itu. Guru mengatakan kalau Takashi tidak patriotik. Dan dia akan menghukum Takashi untuk menemaninya seharian ini. Tapi Takashi mengatakan kalau dia akan kembali ke Kochi besok dan hari ini dia akan bertemu ibunya.
 
Gurunya kukuh ingin tetap bersama Takashi. Akhirnya mereka berdua bertemu ibu Takashi di sebuah cafe di Ginza. Gurunya sepertinya terpesona dengan kecantikan dan keanggunan ibu Takashi. Takashi bertanya pendapat ibunya mengenai dia yang akan pergi berperang. Ibunya tidak yakin Takashi bisa melakukannya. Sejak kecil Takashi adalah anak yang pemalu dan lemah lembut, bahkan membunuh serangga-pun Takashi tidak bisa. Bagaimana bisa dia pergi berperang, dia yakin kaki Takashi akan gemetaran dan bahkan nggak akan bisa melangkah satu langkah pun. 
Takashi tahu kalau dia juga nggak akan mampu, tapi dia berharap ibunya mengatakan sesuatu yang lebih keibuan. Ibu mengatakan kalau dia adalah ibu Takashi, jadi dia tahu kalau Takashi tidak akan cocok berada di militer.
Takashi mengatakan apakah hanya itu yang bisa ibunya katakan pada anaknya yang akan melayani negara ini? Takashi kecewa karena ibunya selalu memikirkan diri sendiri.
Kedua ibu dan anak itu bertengkar dengan cepat dan ibu juga mengatakan dia sebenarnya juga sibuk. Ibu meninggalkan mereka.
 
Setelah ibunya pergi, Takashi mengatakan pada gurunya kalau ibunya selalu seperti itu, hanya memikirkan diri sendiri, selalu menyakiti anaknya. Tapi ternyata gurunya masih terpesona pada ibu Takashi. Takashi mengatakan pada gurunya kalau ibunya sudah menikah lagi. Ini pernikahan ketiga ibunya dan kali ini suaminya adalah seorang tentara. Takashi mengetahuinya saat dia bertemu dengan ibunya waktu itu.
 
 
 Besoknya, Takashi kembali ke Gomenyo. Dia melewati Asada Pan dan melihat kalau tokonya tutup. Ibu yang sedang menyapu melihat Takashi dan menyapa Takashi dengan wajah tersenyum. Takashi bertanya pada ibu Nobu, ada apa dengan toko roti?
Ibu mengatakan kalau banyak hal yang terjadi dan Yamonchan sudah pergi meninggalkan mereka. Takashi terkejut mendengarnya.
Saat itu Nobu muncul dan terkejut melihat Takashi. Nobu kemudian menyadari sesuatu dan bertanya apakah Takashi akan pergi juga?
Takashi cukup kagum karena Nobu bisa tahu kalau akagaminya sudah tiba, padahal dia belum mengatakannya. Kemudian dia sara mungkin karena dia sudah memotong rambut, makanya Nobu tahu. 
Nobu mengerti dan mengucapkan selamat. Takashi agak gimana gitu mendengar ucapan selamat, apanya yang selamat? Semua orang mengatakan dia tidak cocok berada di militer, dia yakin Nobu juga berfikir begitu. Tapi dia tidak bisa menolaknya. Takashi sedikit tertawa dan Nobu dengan wajah serius mengatakan pada Takashi semoga beruntung dalam peperangan, dia berharap Takashi melayani negara dengan baik. Takashi terdiam.
 
Hari keberangkatan Takashi telah tiba. Banyak orang berkumpul untuk mengantar kepergian Takashi. Bibinya tidak bisa menyembunyikan ekspresi sedih dan menangis dan dia ditegur oleh pemimpin perkumpulan wanita. Dia kengatakan mereka harus mengantar Takashi dengan senyuman, karena mereka mungkin tidak akan bertemu Takashi lagi. Agar mereka nggak menyesal nantinya, mereka harus mengantar Takashi dengan penuh hormat. Bibi menatap keponakannya itu dan mengatakan agar melayani negara dengan baik.
 
Nobu saat itu ada di sekolah dan melamun karena Takashi hari itu akan berangkat. Pada akhirnya dia izin pulang lebih awal karena bagaimana pun dia ingin mengantar kepergian Takashi. Nobu berlari dengan kecepatan penuh dari sekolah ke dekat rumah Takashi. Dan dia tiba tepat waktu. Tapi tiba-tiba ada yang berteriak dibelakang, meminta agar Takashi tidak mati. Semuanya terkejut dan melihat ke arah wanita itu. Itu adalah ibu Takashi yang datang mengantarkan kepergian Takashi. Ibu mendekati Takashi dan meminta dan Takashi untuk kembali dengan selamat, dia mengatakan pada Takashi untuk melarikan diri jika situasinya gawat, tidak peduli orang lain mengatakan dia pengecut, pokoknya Takashi harus kembali dengan selamat. Bibi menangis mendengarnya dan mengangguk, sebenarnya dia juga ingin mengatakan hal itu.
 
Ketua perkumpulan wanita marah pada ibu Takashi yang mengatakan hal seperti itu pada tentara yang akan melayani negara. Bahkan tentara yang datang menjemput Takashi juga marah dengan sikap ibu yang tidak patriotik. Tapi ibu tidak peduli dan memegang bahu Takashi, meyakinkan Takashi untuk tidak mati, tetaplah hidup. Ibu menyentuh wajah Takashi dan ibu langsung ditarik oleh tentara yang mengomeli ibu yang tidak patriotik dan mengancam untuk menangkap ibu.
 
 
Nobu melindungi ibu Takashi dan mengatakan kalau mereka punya perasaan yang sama pada negara. Tapi perasaan ibu pada anaknya agar anaknya kembali dengan selamat, itu adalah hal yang lumrah. Tentara juga marah para Nobu. Nobu tidak gentar dan mengatakan kalau dia yakin ibu tentara itu dan ibu yang lain juga merasakan hal yang sama. Tentara menatap Nobu dengan tajam. Nobu tidak takut, Nobu kemudian berteriak pada Takashi, Kamu harus berjuang! Untuk ibumu, berjuang dan tetaplah hidup! Aku tidak akan menerima jika kamu mati!
 
 
Tentara marah dan akan menyeret Nobu dan ibu Takashi, tapi Takashi menghalangi mereka. Dia meminta maaf atas apa yang dikatakan ibunya. Dia mengatakan dia akan melayani negara dengan baik dan akan pergi. Takashi memberi hormat pada semuanya. Nobu menangis. Takashi kemudian meninggalkan Gomenyo dan semuanya.
 
Takashi tiba di Regiment Kochi. Ia diminta mengganti baju dan kemudian diminta bertemu atasan. Di sana dia terkejut karena ada orang yang dia kenal, yaitu teman SD yang dulu membully-nya. Karena terkejut, Takashi melupakan bahasa tentaranya dan itu membuat tentara tersinggung dan menampar Takashi. Takashi dan dan temannya itu ternyata akan ditugaskan di unit Kokura yang ada di Fukuoka sebagai perwakilan dari Kochi. Takashi dan temannya berangkat ke sana dan di pintu masuk, Takashi bertemu dengan seorang Sersan yang langsung memarahinya karena posturnya. Takashi menyadari kalau kehidupan disini tidak akan mudah.
 
 
 
Komentar:
 
 
Akhirnya tiba saatnya Takashi dipanggil untuk berperang. Pada masa itu anak muda memang akan dipanggil perang jadi mereka menunggu Akagami satu per satu. Kalau nggak datang artinya mereka beruntung. TApi kalau aku nggak salah, aku pernah menonton drama tentang hal ini juga, yang dikirimi akagami ini juga ada persyaratannya gitu, jadi nggak sembarangan anak muda yang dikirim. Yang jelas, anak muda yang mendapat Akagami itu yang didahulukan adalah mereka yang usianya 20-30 tahunan. Diambil dari keluarga yang anaknya banyak gitu. Jadi kalau misalnya dalam keluarga itu ada yang anaknya cuma 1 dan ada yang 2 orang, makanya yang dulu dipanggil yang anaknya 2 orang. Dan biasanya kakaknya duluan yang dipanggil. Tentu saja dilihat dari fisik dan kesehatan juga. Kalau yang sakit biasanya nggak akan dapat panggilan. Atau kalau dia anak tunggal dan tulang punggung juga bukan menjadi prioritas. Makanya Takashi duluan yang pergi, dan Chihiro belum dipanggil.
 
 
Aku tahu perasaan kalut Takashi mengenai kepergiannya ini. Cuma, memangnya hal seperti apa yang dia ingin diuncapkan oleh orang lain?
Ibunya mengatakan dia tidak cocok jadi tentara dan pasti nggak akan bisa, ibu memintanya jangan mati. Tapi Takashi nggak suka kata-kata itu. Saat ada yang mengucapkan selamat padanya dan memintanya melakukan tugas negara, dia juga nggak suka. Jadi harus bagaimana?
Tapi pada akhirnya aku rasa dia sadar kalau ucapan paling masuk akal memang adalah ucapan dari ibunya yang memintanya jangan mati. 
 
Untuk minggu ke-11, sepertinya fokusnya adalah Takashi dan kehidupannya di saat peperangan. Ada Tsumabuki Satoshi soalnya, sayang banged kalau cuma muncul dikit. Tapi aku berharap masalah peperangan ini tidak lama. Aku males arc ini 😭
Bahkan fans yang belum baca spoilernya aja udah tahu kalau Jiro bakalan meninggal dunia dalam perjalanan ini dan mungkin Nobu akan menyesal seumur hidupnya kenapa dia tidak jadi mengambil foto Jiro. Udah diminta 2 kali tapi dia tidak mau melakukannya karena rasa patriotismenya.
Pantes nantinya Nobu akan masuk ke jurang penyesalan karena sudah mengajarkan patriotisme pada siswanya. 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

NOTE:

DILARANG RE-UPLOAD / COPY PASTE TULISAN DI BLOG INI!

JIKA INGIN SHARE, CUKUP LINK KE POSTINGANNYA SAJA, BUKAN ISINYA!


[Trivia] Japanese Movie Recommendations List

Karena ada banyak yang menanyakan rekomendasi untuk J-Movie, jadi aku memutuskan untuk membuat list rekomendasi Japanese Movi...

Popular Posts This Month

Actor / Actress

Airi Matsui Ando Sakura Anna Ishii Aoi Miyazaki Aoi Morikawa Aoi Wakana Aoi Yu Aom Sushar Araki Yuko Ayase Haruka Bebe Tanchanok Chen Duling Chiba Yudai Chinen Yuri Choi Ara Dai Lu Wa Daiki Shigeoka Darren Wang Dori Sakurada Eikura Nana Eita Elaiza Ikeda Fujiki Naohito Fuka Koshiba Fukagawa Mai Fukatsu Eri Fukuchi Momoko Fukushi Sota Fuma Kikuchi Fumi Nikaido Furuhata Seika Gao Zhi Ting Go Kyung Pyo Gong Yoo Gou Ayano Hamano Kenta Han Seung Yeon Han Yeri Hana Sugisaki Haru Kuroki Haruka Fukuhara Haruma Miura Haruna Kawaguchi Hasegawa Hiroki Hashimoto Ai Hashimoto Kanna Hayami Akari Hayato Isomura Higa Manami Hikari Mitsushima Hirano Sho Hiroki Narimiya Hirose Alice Hirose Suzu Honoka Yahagi Horii Arata Hou Ming Hao Hu Yi Tian Hwang Jung Eum Hyeri Igawa Haruka Imada Mio Inoue Mao Ishihara Satomi Jang Se Hyun Ji Soo Ji Woo Joo Won Jun Shison Jung So Min Kaku Kento Kamiki Ryunosuke Kamishiraishi Moka Kamishiraishi Mone Kaname Jun Kanichiro Kanjiya Shihori Kasumi Arimura Kei Tanaka Kengo Kora Kentaro Kento Hayashi Kento Nagayama Kim Go Eun Kim Ji Won Kim Min Suk Kim So Hyun Kim Soo Hyun Kim Tae Ri Kim Woo Bin Kim Yoo Bin Kim Yoo Jung Kim Yoo Mi Kinami Haruka Kiritani Kenta Kitamura Takumi Kiyohara Kaya Kiyohara Sho Komatsu Nana Koseki Yuta Kou Shibasaki Kubota Sayu Kudo Asuka L Lee Bo Young Lee Chung Ah Lee Dong Hwi Lee Dong Wook Lee Gi Kwang Lee Jong Suk Lee Joon Lee Soo Hyuk Lee Yoo Jin Li Lan Di Lily Franky Mackenyu Mahiro Takasugi Maika Yamamoto Maki Horikita Makita Aju Mamiya Shotaro Marie Itoyo Masahiro Higashide Masaki Okada Masaki Suda Masataka Kubota Matsumoto Jun Matsushima Nanako Mayu Matsuoka Mei Nagano Mikako Tabe Mike D angelo Min Do Hee Minami Hamabe Minami Sara Mio Yuki Mirai Moriyama Mirai Shida Mitsuki Takahata Mitsushima Shinnosuke Miwa Miyazawa Hio Miyu Yoshimoto Mizuki Yamamoto Moe Arai Mone Kamishiraishi Mugi Kadowaki Nadine Lustre Nagasawa Masami Nagase Ren Nakajima Kento Nakamura Tomoya Nao Nao Matsushita Nijiro Murakami Nounen Rena Okada Kenshi Osamu Mukai Otani Ryohei Park Bo Gum Park Eun Bin Park Hae Jin Park Seo Joon Park Shin Hye Pattie Ungsumalynn Phan Pagniez Reina Visa Rena Matsui Riho Yoshioka Rina Kawaei Ryo Ryusei Ryo Yoshizawa Ryoma Takeuchi Ryota Katayose Ryu Hwa Young Ryu Jun Yeol Sagara Itsuki Sairi Itoh Saito Takumi Sakaguchi Kentaro Sakuma Yui Sakurako Ohara Sato Kanta Satoshi Tsumabuki Seino Nana Seo Hyun Jin Seto Koji Shen Yue Shim Eun Kyung Shimon Okura Shin Hyun Soo Shirota Yuu Shohei Miura Shono Hayama Shuhei Nomura Shunya Shiraishi Son Seung Won Song Ha Yoon Suga Kenta Sun Woong Suzuki Ryohei Suzy Taiga Taishi Nakagawa Takahashi Issei Takanori Iwata Takayuki Yamada Takeru Sato Takuya Kusakawa Tamaki Hiroshi Tao Phiangphor Tasuku Emoto Tomita Miu Tomoshita Yamashita Tori Matsuzaka Toyokawa Etsushi Tsubasa Honda Tsuchiya Tao Uchida Rio Ueno Juri Wan Peng Yamazaki Kento Yamoto Yuma Yo Oizumi Yoo In Na Yoo Seung Ho Yook Sung Jae Yoon Park Yoon So Hee Yoshine Kyoko Yosuke Sugino Yu Aoi Yui Aragaki Yuina Kuroshima Yuki Furukawa Yuki Izumisawa Yuki Yamada Yukino Kishii Yuko Oshima Yuna Taira Yuriko Yoshitaka Yuta Hiraoka Yuya Matsushita Yuya Yagira Zhang Yao kawakami juria mirai suzuki sometani shota yua shinkawa

Drama / Movie

3A 99.9 A Love So Beautiful A Story of Yonosuke Age of Youth 2 Always Sunset on Third Street Anikoma Anohana Anone Ao Haru Ride Arbitratily Fond Asa ga Kita Ashi Girl At Cafe 6 Beppin-San Biscuit Teacher and Star Candy Bittersweet Boku Dake ga Inai Machi Boku no Ita Jikan Boukyaku no Sachiko Bubblegum Cafe Waiting Love Carnation Chia Dan Chihayafuru Chimudondon Chugakusei Nikki Churasan Come Come Everybody Crybaby Pierrot's Wedding Crying Out Love in the Center of the World Daily Lives of High School Boys Dating DNA Departures Eulachacha Waikiki Evergreen Love Father is Strange Fight Fleet of Time Forever Young Frankenstein no Koi From Five to Nine Gakko no Kaidan Gegege no Nyobo Gochisousan God Gift Good Morning Call Good Morning Call 2 Goon Ju Hana Nochi Hare Hana and Alice Hanako to Anne Hanbun Aoi Haruchika Hirunaka no Ryuusei Hirune Hime Hiyokko Honey and Clover Hot Road Hyouka I Love You in Tokyo I Want to Eat Your Pancreas If We Were A Season Itakiss LIT Itakiss LIT S2 Itakiss Movie Kahogo no Kahoko Kakegurui Kaze no Haruka Keiji Yugami Kidnap Tour Kiki Delivery Service Kimi no Na Wa Kingyo Club Kiss Me Thailand Koe no Katachi Koinaka Kuragehime Linda Linda Linda Little Forest Love Letter Lucky Romance Ma Boy Maiagare Man From The Stars Manpuku March Comes in Like a Lion Mare Massan May Who? Meteor Garden 2018 Moriyamachu Driving School My Huckleberry Friends My Husband Can Not Work My Little Sweet Pea My Old Classmate Nagi no Asukara Narratage Natsuzora Nodame Cantabile Oboreru Knife Ochoyan Ohisama Okaeri Mone Omotesando On The Wings of Love One Million Yen Girl One Week Friends Operation Love Orange Orange Days Ore Monogatari Our Little Sister Our Times Peach Girl Pinocchio Princess Hours Thailand Rage Rainbow Song ReLIFE Reply 1988 Romance Full of Life Sannin No Papa Shigatsu wa Kimi no Uso Sing Salmon Sing Solanin Sound of Your Heart Splish Splash Love Ssam My Way Strobe Edge Sukina Hito ga Iru Koto Teiichi no Kuni Tenno no Ryoriban The 100th Love The Anthem of the Heart The Best Hit The Great Passage The Left Ear The Woodsman and The Rain The World of Us Today's Kira-kun Todome no Kiss Toki wo Kakeru Shojo Tokyo Tarareba Girls Tomorrow Cantabile Tonari no Kaibutsu-kun Toto Nee Chan Twenty Years Old Twilight Saya in Sasara Uchiage Hanabi Under the Hawthorn Tree Unnatural Wakamonotachi Warotenka We All Cry Differently What A Wonderful Family When We Were Young While You Were Sleeping Wise Prison Life Wood Job Yellow Elephant Yesterday Once More Your Lie in April Youth Over Flowers amachan she was pretty

Blog Archive

Recent Comments

Random Posts