Selasa, 27 Juni 2017

[Review] Vietnamese Movie: Yellow Flowers on the Green Grass (2015)

Vietnam movie?
Hohohohohoho. Yaps, kali ini saya mencoba sebuah movie Vietnam, karena ada yang merekomendasikannya melalui twitter waktu itu. Udah lama banged dan saat itu sebenarnya aku sudah mendownloadnya, tapi belum ditonton-tonton juga. Alasannya adalah karena aku nggak terbiasa dengan movie Vietnam dan setelah cek awal episodenya kok kayaknya tragedi banged gitu. Aku agak-agak trauma sama film-film anak-anak yang tersiksa HAAHAHAAHHA.
Tapi setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya aku mencoba menonton, setelah ada yang bilang ini movie nggak tragedi, tapi lebih ke slice of life-nya.
Dan ternyata bener banged, ini movie slice of life-nya sangat kental, disusun dengan rapi sehingga kita tidak bosan menontonnya, bahkan mampu memasukkan sebuah tema baru di akhir movie yang menurut aku WOW banged.


Yellow Flowers on the Green Grass / Toi Thay Hoa Van Tren Co Xanh adalah sebuah movie yang rilis pada tahun 2015 yang disutradarai oleh Victor Vu. Diangkat dari sebuah novel berjudul 'I See Yellow Flowers on The Green Grass' karya Nguyen Nhat Anh, movie ini premiere di Cannes Film Festival 2015 dan menjadi box office pada masa tayangnya. Movie ini juga sempat menjadi pertimbangan juri untuk nominasi Best Foreign Language Film di ajang Oscar, meski akhirnya tidak bisa menjadi nominasi.
Movie ini dibintangi oleh Thinh Vinh, Trong Khang, Thanh My dan beberapa cast lainnya. Bintang utama film ini adalah anak-anak dan sepanjang film ini kita dibawa mengikuti kisah mereka, kehidupan sehari-hari mereka bagaimana mereka menghabiskan waktu bermain, belajar, membantu orang tua dan berbagai hal lainnya.
Ini termasuk movie dengan tema sederhana tapi pembawaannya luar biasa, dengan cinematography yang apik, akting para pemeran yang oke, kisah menyentuh dan membawa kita melihat keseharian anak-anak disebuah desa di Vietnam. Selain itu mereka juga memasukkan budaya dalam movie ini dan cukup mengejutkan karena ada plot twist terjadi bencana alam juga.

Bagi penggemar movie dengan pemandangan indah dan cerita tentang kehidupan sehari-hari, movie ini sangat direkomendasikan. Para pemain anak-anaknya berakting keren banged. Ini pertama kalinya aku menonton movie Vietnam dan jujur saja, aku suka banged. Karena menurut aku pemandangan alamnya 11 12 dengan indonesia, budaya-nya juga sedikit mirip, jadi kita mudah banged untuk masuk ke dalam movie ini. Bagi aku sendiri sih, ini movie sangat mengingatkan akan masa kecil aku, karena permainan anak-anak disana sama dengan saat aku masih kecil dulu. Tapi tentu saja minus pemandangannya, karena di desaku nggak seindah itu heheehhehehhe.

Berikut ini sinopsis singkat movie ini yang 100% berisi spoiler. Aku sudah lama menulis review ini, kayanya bulan lalu, atau april kali ya, cuma blm sempat posting^^~
Review di movie ini memang nggak mengikuti aturan yang berlaku, jadi harap dimaklumi :')

SINOPSIS
-SPOILER ALERT!!!!-

Movie ini diawali dengan seorang ayah yang membawa gerobak di tengah pasar, dimana diatas gerobak itu ada seorang anak laki-laki dan anak laki-laki lain membantu mendorongnya.
Sekali lihat, kita sudah tahu kalau mereka dari keluarga miskin yang tinggal di sebuah desa. (gegara adegan ini aku menunda menonton HAHAHAHHA)

Lalu kita melihat kilas balik apa yang terjadi pada anak itu diawali dengan pemadangan desa yang sangat indah di Vietnam.
Thieu dan Tuong adalah kakak beradik dari keluarga miskin yang selalu menghabiskan waktu untuk bermain bersama-sama setelah pulang sekolah. Thieu sang kakak dan Tuong sang adik. Keduanya sangat dekat. Tuong sangat menyayangi kakaknya. Jika malam tiba, Thieu akan menghabiskan waktu belajar hanya dengan diterangi lampu kecil dan Tuong akan ada didekatnya membaca buku. Setelah itu mereka akan tidur bersama-sama disatu tempat tidur yang menggunakan kelambu.
Tuong mempunyai peliharaan yang ia beri nama 'Little Uncle', seekor kodok yang sangat ia sayangi, ia selalu memberi makan kodok itu.
Tuong selalu memimpikan menjadi seorang pangeran dan memimpikan seorang puteri. Ia masih sangat polos.

Ibu Thieu dan Tuong bekerja di ladang dan kalau hari pasar, ia akan berjualan sayuran disana. Thieu membantunya sebelum berangkat ke sekolah. Sementara ayah mereka bekerja di pabrik kecil yang membuat gentong.
Mereka berdua mempunyai paman yang sering berkunjung untuk menceritakan dongeng, paman Dan. Tuong dan Thieu selalu menyukai kalau paman menceritakan dongeng untuk mereka. Itu adalah dongeng mengenai seorang puteri yang dikurung di hutan oleh sang raja dan temannya hanya seekor harimau putih. Suatu hari para warga menangkap harimau itu dan hal itu membuat sang puteri sakit. Sang harimau berhasil melepaskan diri dan kembali ke hutan tapi sang puteri sudah meninggal. Sang harimau terus bersembunyi dan tinggal di dalam hutan menjadi harimau iblis dan membalas dendam pada para pemburu. Ia menggunakan sihir untuk memasukkan roh sang puteri di sebuah pohon agar bisa terus bicara dengan sang puteri. (Ini cerita serem banged lho, aku sempat shock HAHAHHAHA).
Pohon yang dimaksud adalah pohon mati yang menyeramkan di desa mereka, dimana kalau ingin pergi ke desa, Thieu dan Tuong akan melewati pohon itu.

Malam itu ayah malah menyuruh mereka ke kedai membeli kacang, Thieu yang masih merinding tentu saja takut. Tapi Thuong menemaninya.
Begitu tiba di dekat pohon, Tuong malah baru ingat kalau dia ada janji lain dan meninggalkan kakaknya sendirian dalam ketakutan. Thieu lari ke kedai, ia ngos-ngosan dan mendengar suara aneh di sebuah gudang. Ia penasaran dan ingin mendekat tapi terlalu takut.
Kedai itu adalah kedai keluarga Man, seorang anak perempuan, teman sekelasnya. Man sendirian di rumah dan sepertinya baru menangis karena dia dipukul. Thieu mengatakan ada suara aneh di gudang Man, tapi Man mengatakan kalau tidak ada apa-apa disana, mungkin Thieu salah dengar. Thieu sih polos aja langsung percaya.

sementara itu Tuong ternyata menjadi cupid cinta pamannya Dan, yang mengantarkan surat ke rumah Vinh, pacar pamannya. Ayah Vinh sangat menyeramkan, jadi mereka bertemu diam-diam, alasannya adalah Tuong datang meminta cabe, jadi Vinh keluar memberikan cabe dan Tuong memberikan surat. Ayah Vinh sebenarnya sudah curiga banged dan disaat selanjutnya ia nggak tertipu lagi, karena rasanya aneh Tuong selalu datang meminta bahan makanan ke rumahnya HAHAHAHAHHA.
Dan dan Vinh pacaran diam-diam, dalam masalah ini, Tuong lebih pintar dari kakaknya, Tuong bahkan sudah tahu lama karena pamannya sering memainkan harmonika diluar rumah Vinh. Thieu malah nggak ngerti kalau itu flirting HAHAHAHAHHA.

Thieu sering bermain di sungai dan hari itu ia menghabiskan waktu bersama Man. Man mengerjakan PR disana. Thieu mengeringkan tangannya dengan sinar matahari dan Man bingung kenapa Thieu melakukan itu, karena ia biasanya mengeringkan tangan dengan bajunya kalau basah. Thieu menjelaskan kalau pamannya mengatakan semakin banyak 'perfect circles' di tangan maka semakin baik dalam menggambar dan menulis.
Ia bahkan langsung mengambil tangan man untuk melihat apakah tangan Man banyak perfect circles-nya, Man awalnya kaget dan Thieu meminta maaf karena itu kebiasaannya menyentuh tangan tanpa permisi untuk melihat. Akhirnya Man memberikan tangannya dan menghitung berapa banyak milik Man (perfect circles sih terjemahannya, aku nggak ngerti HAHAAHHA).
Sejak saat itu, Thieu mulai mempunyai sebuah perasaan yang ia bahkan tidak tahu namanya. Di sekolah ia selalu menatap Man yang bermain dengan temannya.
Suatu malam setelah ia gagal mengantar surat pada Vinh, Tuong dan Thieu curhat sebelum tidur. Tuong mengatakan ia mengantar surat cukup banyak, mungkin 10 kali. Thieu bertanya apakah tuong pernah melihat isi surat itu dan Tuong mengatakan ia pernah membacanya tapi ia tidak terlalu ingat isinya, ia pikir itu adalah lirik lagu.
Ia hanya mengingat dengan jelas 2 baris lirik, 'Life's hardship is like ill weather, I suffer of love because I love you'.

Jadi di sekolah mereka sedang musim main gundu/kelereng. Ada preman sekolah lah ya namanya, dia kalah bermain dan melihat Thieu sedang menulis, jadi ia mendekati Thieu dan diam-diam membaca apa  yang ditulis Thieu. Thieu menulis lirik lagu  yang semalam dikatakan adiknya.
Preman itu tahu kalau Thieu sejak tadi menatap Man dan ia mengatakan akan mengantarkan surat itu pada Man, tapi dengan syarat Thieu memberikan semua gundu-nya padanya. Thieu tentu saja menolak, tapi ia terlalu takut.
Saat bel masuk berbunyi, anak-anak masuk ke kelas dan si preman beneran memberikan kertas itu pada Man, bahkan mengatakan si pengirimnya adalah Thieu. Man hanya sempat membuka sedikit tapi guru masuk dan menyadari kalau Man menyembunyikan sesuatu. Man terpaksa maju dan memberikan kertas itu yang akibatnya Thieu di hukum karena ia memberitahu yang memberikannya adalah Thieu.
Pulang sekolah Man ingin meminta maaf pada Thieu tapi Thieu masih marah karena Man memberikan kertas itu pada guru. Man mengatakan kalau itu hanya lirik lagu, bagaimana ia bisa tahu kalau guru akan marah dan menghukum Thieu. Thieu jadi kesal mendengarnya, Man nggak ngerti maksudnya HAHHAHAHA. Poor Boy XD

Thieu yang sedang galau karena cinta melihat pamannya Dan dan Vinh adik pacaran di bawah pohon, paman memainkan lagu dengan harmonika.
Sepulang dari sana ia melihat adiknya bicara dengan seorang gadis berambut panjang dan ia bingung karena ia tak pernah melihat gadis itu. Gadis itu masuk ke hutan saat ia datang dan ia bertanya pada Tuong siapa gadis itu.
Tuong mengatakan kalau gadis itu adalah seorang puteri. Thieu tentu saja tak percaya.
Thieu pergi ke kedai keluarga Man untuk membeli sesuatu dan lagi-lagi ia mendengar suara aneh di gudang. Kali ini ia memberanikan diri mendekat dan jelas-jelas melihat bayangan hitam di dalam.
Malamnya ia tak bisa tidur dan akhirnya menceritakan pada adiknya, kalau ini rahasia. Saat ia melihat bayangan itu, Man menarik tangannya dan Man menceritakan kalau yang didalam adalah ayahnya.
Dulu ayah Man adalah seorang tukang salon rambut yang pernah melukai telinga Tuong, setelah kejadian itu keluarga Man menutup salon rambut dan kabarnya ayah man ke kota untuk perawatan. Tapi ternyata ayah Man tidak pernah meninggalkan desa, tapi dikurung disana. Ayah Man mengidap penyakit Lupus.

Sejak saat itu, Thieu jadi makin baik dan dekat pada Man. Man sendiri merasakan hal itu dan sempat bertanya kenapa Thieu jadi sangat baik padanya. Thieu sih mengatakan alasannya karena ia ingin melakukannya, ia suka bersama-sama dengan Man.
Preman sekolah itu tahu kalau Thieu menyukai Man dan mengatakan kalau ia juga akan menyukai Man. Thieu tentu saja marah padanya karena si preman sudah punya pacar tapi si preman mengatakan ia bisa menyukai keduanya dan terjadilah pertengkaran anak SD.
Thieu tentu saja kalah, dan ia terluka saat pulang ke rumah. Tuong tidak terima akan hal itu dan ingin balas dendam.
Tuong ini sangat menyayangi kakaknya, jadi ia tak akan tinggal diam bagi yang menyakiti kakaknya.
Dan Tuong benar-benar berhasil mengancam si preman itu, Tuong beneran pintar. Gimana caranya? Nonton aja HAHAHHAHAAHHA.
Setelah hari itu, Tuong dan Thieu makin dekat.

Malam itu ada acara pesta di desa dimana anak-anak bermain bersama-sama dan para ibu juga disana menyiapkan makanan, para ayah mengobrol. Vinh menyanyi, suaranya bagus banged.
Tapi dimalam yang sama, rumah Man kebakaran, lebih tepatnya gudang itu. Api sangat besar dan sulit sekali dipadamkan meski warga berusaha. Man dan ibunya hanya bisa menangis, karena di dalam ada ayah Man dan tidak ada yang tahu akan hal itu. Thieu jadi sedih melihatnya.
Setelah kejadian itu, kalau ada waktu luang, ibu Thieu akan membantu di rumah Man. Man terlihat tidak bersemangat. Ibu Man tidak ada di rumah dan pergi ke kota, ternyata ayah Man masih bisa diselamatkan dan ibu di kota menjaga ayah di rumah sakit. Jadi Man tinggal sendirian di rumah.
Thieu datang membawa makanan untuk Man meski Man mengatakan ia masih kenyang. Thieu bingung kenapa bisa terjadi kebakaran karena sumber api jauh dari sana, Man menjelaskan kalau di dalam gudang ada lampu minyak sebagai penerang untuk ayahnya, jadi lampu itu jatuh dan terjadilah kebakaran.
Malam itu Thieu menginap di rumah Man untuk menjaganya. Man takut tidur sendirian di kamarnya dan pergi ke tempat tidur Thieu. Pada akhirnya mereka berdua tidur bersama, awwww, so sweet ^^
Dan pagi harinya Thieu bangun duluan, melihat Man baik-baik saja, ia kembali ke rumah saat Man masih tidur.

Keluarga Man harus menjual semuanya untuk biaya ayah di kota, karena ayah masih di rumah sakit. Mereka bahkan menjual rumah. Man akan tinggal bersama keluarga Thieu sampai situasi membaik dan ibu akan menjemputnya begitu ibu menemukan tempat tinggal di kota.
Begitulah Man mulai tinggal di rumah Thieu dan disanalah mulai masalah baru. Thieu berusaha bersikap baik pada Man, tapi Man lebih banyak main bersama adiknya dan itu membuat Thieu merasa kesal. Man dan Tuong sangat dekat dan mereka cocok bersama-sama. Thieu iri.
Bahkan saat Man sengaja mendekatinya membawakan buku puisi untuk dibaca Thieu, Thieu cuek padanya.
Kalau Tuong dan Man mengajak Thieu main bersama, ia sok sibuk membaca dan tidak mau pergi, padahal ia iri banged dan cemburu karena Man dekat dengan adiknya.
Saat itulah seseorang datang ke rumah ingin meminjam sesuatu dan menemukan kodok di dapur, little uncle peliharaan Tuong. Di Vietnam orang makan kodok ternyata dan orang itu membawa kodok Tuong, Thieu diam saja saat itu, ia sepertinya berfikir untuk balas dendam pada adiknya jadi ia akan pura-pura tak tahu mengenai kodok itu.

Pulang dari main, Tuong dan Man membawakan oleh-oleh untuk kakaknya dan sampai beberapa saat, Tuong baru sadar little uncle menghilang.
Tuong panik dan mencari dimana-mana tapi Thieu mengatakan ia tak tahu, mungkin little uncle bersembunyi. Tuong terus mencari dan mencari.
Thieu jadi merasa bersalah dan merenung dipinggir sungai, kemudian ia melihat kodok dan menangkapnya. Ia membawa kodok itu pulang dan sepertinya ia ingin menjadikan kodok itu little uncle.
Tapi Tuong terlihat menangis disana dan mengatakan kalau kodoknya tidak akan kembali, ia tahu kalau kodoknya ditangkap oleh tetangga mereka dan sudah dimasak.
Melihat adiknya menangis dan menangis menyalahkan dirinya sendiri karena tadi pergi main, membuat Thieu jadi makin merasa bersalah. Ia berlari di tengah hujan sambil menangis telah membuat adiknya bersedih.

Dan hujan terjadi berhari-hari, terjadi sebuah banjir besar di desa mereka, bahkan sampai ke atap rumah di sebagian tempat.
Karena banjir itu, para warga kekurangan bahan makanan, karena kebun, ladang, sawah semuanya gagal panen, bahkan sapi-sapi mereka semuanya mati. keluarga Thieu, mereka hanya punya sedikit nasi dan ibu memasak memberi makan anak-anak-nya, sementara ia dan ayah tidak makan sama sekali.
Para warga mencari bahan makanan hanya dari sungai, dari siput-siput yang ada, atau menggali di tanah berlumpur, untuk mencari sisa ubi dan lain-lain. Disanalah Thieu menemukan 2 ubi dan ia berniat memberikan pada Man dan Tuong, meski ia harus bertengkar dengan si preman untuk mendapatkan ubi itu.
Tapi begitu tiba di rumah, ia malah mendengar kalau Man dan Tuong sedang makan ayam goreng dan mereka berkata untuk cepat menghabiskannya sebelum Thieu datang. Mendengar itu Thieu tentu saja kesal.
Ia marah, masuk ke rumah membawa sebatang kayu dan langsung memukul punggung adiknya. Tuong terluka parah. Man menghentikan Thieu dan ternyata Tuong dan Man tadi hanya bermain masak-masakan dari daun.
Thieu tentu saja kaget dengan perbuatannya, ia akan memanggil ayah tapi adiknya berkata padanya untuk tidak mengatakan kalau kakak memukulnya, katakan saja kalau dia jatuh dari pohon *suer gue nangis pas adegan ini T___T

Dan begitulah Tuong yang sakit dan Thieu yang sangat merasa bersalah pada adiknya.
Keluarga berusaha mengobati Tuong dan bahkan sampai harus menjual sapi mereka satu-satunya. Adegan awal adalah adegan dimana mereka membawa Tuong ke rumah sakit.
Thieu mendengar ayah dan ibu yang membicarakan mengenai Tuong dan bagaimana mereka tak punya apa-apa untuk dijual lagi membuat Thieu makin merasa bersalah.
Ia merawat adiknya dengan baik, dan saat malam adiknya menangis karena kesakitan membuat dia menangis juga.
Thieu tahu kalau Man mungkin membencinya setelah hari itu, meski Man tidak bilang apa-apa. Man akan dijemput oleh ibunya besok.
Dan dihari keberangkatan Man ke kota, Thieu mengantarnya ke jalan besar. Thieu terus memandangi mobil yang membawa Man sampai menghilang, ia tak tahu kalau Man menangis terisak di dalam mobil karena ia sedih berpisah dengan Thieu dan Tuong. *KEREN AKTING SI MAN!

Setelah kepergian Man, hari-hari berjalan seperti biasanya. Tuong menghabiskan waktu di tempat tidur karena punggungnya yang sakit. Sementara Thieu ke sekolah seperti biasanya. Kadang ia pulang membawa mainan untuk adiknya, atau buah liar.
Ia juga menggendong adiknya ke sungai untuk membawanya keluar rumah karena adiknya bosan di tempat tidur. Tapi belakangan keadaan Tuong semakin membaik, Tuong bisa duduk dan bahkan bisa berdiri. Thieu bingung apa yang terjadi dan Tuong mengatakan kalau ada puteri yang datang menjenguknya.
Awalnya sih Tuong hanya berfikir seperti biasa kalau adiknya mungkin berkhayal lagi, tapi lama-lama ia jadi khawatir takut adiknya ada kelainan jiwa.
Percaya nggak percaya, Tuong mengatakan kalau si puteri meninggalkan bunga kuning sebagai tanda kedatangannya dan memang ada jejak bunga kuning di luar.
Thieu yang penasaran akhirnya mengikuti bunga kuning itu yang menuju ke pohon mati yang dia takuti sebelumnya dan masuk ke hutan. Disana ada sebuah pondok dan ia mendengar percakapan mengenai puteri dan raja di dalam.
Thieu sempat mengintip tapi ia ketahuan oleh seseorang dan ia langsung kabur.

Tapi ternyata Thieu mengenal siapa orang itu. Orang itu adalah teman ayahnya dulu dari kelompok sirkus dan Thieu sempat bertanya pada ayahnya mengenai orang itu tapi ayahnya jadi badmood. Ibu bertanya kenapa Thieu tiba-tiba menanyakan itu dan Thieu menjelaskan ia melihat si pria itu.
Ibu akhirnya menjelaskan apa yang terjadi, kalau orang itu sebenarnya tidak keluar dari desa dan tinggal di hutan bersama puterinya. Cerita mengenai harimau putih dan puteri juga karangan orang desa agar anak-anak jangan masuk ke hutan dan menemukan mereka.
Thieu masih penasaran dan pergi lagi ke sana, kali ini orang itu menangkan Thieu dan membawanya ke pinggir sungai dan disanalah ia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Bahwa dulu istrinya adalah pembalap di sebuah sirkus, yang masuk ke dalam tong itu lho, yang nanti didalamnya ada yang naik motor, kalau disini namanya Tong Setan.
Dan saat itu, ia menonton bersama puterinya dan terjadi sebuah kecelakaan yang membuat puterinya shock dan kehilangan akal, jadi puterinya gila setelah kematian ibunya. Puterinya mengira kalau ia adalah seorang puteri dan karena itu sebagai ayah ia ikut pura-pura menjadi raja.
Untuk melindungi puterinya, ia membawa puterinya tinggal di hutan, jauh dari keramaian.

Suatu hari, Tuong menghilang dan Thieu panik, ia mencari Tuong kemana-mana dan ternyata Tuong mengkhawatirkan puteri karena tidak mengunjunginya jadi ia berniat pergi sendiri. Untung Thieu menemukannya dan mengatakan ia akan melatih adiknya berjalan dan setelah adiknya bisa berjalan dengan baik mereka akan pergi bersama-sama.
Karena itu Tuong mulai latihan dan latihan berjalan menggunakan tongkat. Tapi perjalanan memang jauh, jadi kalau sudah kelelahan, mereka akan pulang.
Suatu hari, sang puteri muncul di desa dan menjadi ejekan anak-anak sebagai orang gila. Tuong  yang melihat itu ingin menolong anak itu dan berlari ke arah si anak, sampai ia terjatuh karena ia belum bisa berjalan dengan baik.
Ini adegan keren banged, Tuong yang berlari menyelamatkan si anak, Thieu yang mengenjar adiknya karena khawatir dan si anak yang diganggu terjatuh dan kepalanya terbentur ke tanah.
Tapi karena kejadian itu ingatan si anak kembali dan ia menjadi normal lagi. Ayahnya datang kemudian dan terkejut karena anaknya sudah mengenal siapa dirinya.

Dan begitulah, kisah ini berakhir dengan si anak yang pulang bersama ayahnya dan melambai ke Tuong dan Thieu. Dan Thieu pulang dengan menggendong Tuong di punggungnya.
Tuong mengatakan apakah ia bisa berteman dengan si anak perempuan itu meski ia bukan pangeran dan Thieu mengatakan tentu saja. Tuong mengatakan ia ingin berteman baik seperti kakaknya dan Man dan Thieu bingung karena yang ia lihat Man lebih dekat pada Tuong. Tapi Tuong mengatkan Man pernah bilang kalau ia suka bermain dengan Thieu, mungkin ia malu makanya Man sering bersamanya.
Thieu tidak mengerti kenapa Man harus malu kalau bersamanya dan Tuong meminta kakaknya membaca buku yang pernah diberikan Man padanya.
Dan begitulah saat pulang Thieu mencari buku yang pernah diberikan Man padanya dan mengetahui perasaan Man yang sebanrnya.

AWWWWWWW, ini movie sederhana dan so sweet banged.
Hubungan Tuong dan Thieu sebagai adik kakak, sangat dekat. Sang adik sangat menyayangi kakaknya dan selalu mengutamakan kakaknya. adiknya memang jauh lebih berani dari pada kakaknya sih, dan sepertinya jiwanya juga lebih dewasa.
Sementara pertemanan Thieu dan Man juga manis banged, ada cinta monyet diantara mereka berdua dan itu benar-benar membuat kita jadi mengenang masa-masa kecil kita.
Mereka bertiga beneran berteman baik, meski ada rasa cemburu di hati Thieu karena merasa temannya di rebut adiknya sendiri, bahkan menyebabkan sebuah tragedi. Tapi pada akhirnya Thieu menyadari kalau ia sangat menyayangi adiknya itu.

Orang tua Thieu meski miskin tapi mereka sangat baik. Ayah Thieu orangnya sangat keras tapi ia tak pernah mengeluh. Aku senang disini orang tua Thieu sangat baik pada Man yang tinggal bersama mereka, bahkan merelakan makanan mereka untuk anak-anak mereka. Mereka tidak mengeluh mengenai bertambahnya satu anggota keluarga yang harus mereka beri makan. Rasanya menyentuh banged.
Mereka keluarga yang serba kekurangan dan anak-anak mereka tumbuh dengan baik.

Pemandangan di movie ini indah bangeeeeeeeed.
Sebenarnya 11 12 sama indonesia sih, jadi karena itu rasanya dekat banged dengan kita sendiri.
Seperti pemandangan sawah, sungai, jalan setapak, hutan, alang-alang, bambu dan lain sebagainya. KAmpung Thieu dkk ini mirip banged sama kampung halaman aku, ya meski disana nggak ada sungai besar dan nggak ada tebing menuju laut juga sih HAHAHAHHAA.
Tapi jalanan dan rumah sederhana itu mengingatkan banged dengan masa kecil dahulu. Bagaimana menghabiskan waktu berdua bersama adik dan teman-teman.
Aku bisa sedikit mengerti perasaan Man, karena aku pernah merasakan hal yang sama dengan Man saat kecil dulu, tapi bedanya aku berdua dengan adik tinggal di rumah bibi. Hanya beberapa bulan sih akhirnya reuni lagi dengan orang tua.
Tapi itu adalah kenangan tersendiri saat itu melakukan semuanya sendirian di usia kecil, pulang pergi bersama adik. Aku nggak tahu adik aku masih ingat kenangan itu atau tidak. Aku harap sih dia melupakan beberapa hal yang menyakitkan didalamnya, karena saat itu dia masih cukup kecil.

Ini movie apik banged, slice of life-nya sangat terasa dan bagi yang suka movie-movie yang tenang, maka bagus nih nonton movie ini.
Cinematografinta keren, musiknya juga oke, ceritanya menarik, meski yang g terbiasa dengan bahasa vietnam pasti bakalan bingung HAHAHAHAHAHAA
Endingnya memang ada terasa yang kurang, tapi karena sejak awal fokus movie ini adalah kakak dan adik, jadi endingnya cukup oke. Plot twist-nya aku nggak nyangka sama sekali, sempat kaget juga kok tiba-tiba ada tokoh baru, tapi masih nyambung dengan cerita di awal.
Seandainya ini movie ada sambungannya pasti keren hehehehehehe.

 Skor:

Story: 5/5
Acting: 4/5
Cinematography: 4/5
Music: 4/5
Opening: 4/5
Ending: 4/5


Share:

3 komentar:

Translate

Ads Here

NOTE:

DILARANG RE-UPLOAD / COPY PASTE TULISAN DI BLOG INI!

JIKA INGIN SHARE, CUKUP LINK KE POSTINGANNYA SAJA, BUKAN ISINYA!


[Trivia] Japanese Movie Recommendations List

Karena ada banyak yang menanyakan rekomendasi untuk J-Movie, jadi aku memutuskan untuk membuat list rekomendasi Japanese Movi...

Popular Posts This Month

Actor / Actress

Airi Matsui Ando Sakura Anna Ishii Aoi Miyazaki Aoi Morikawa Aoi Wakana Aoi Yu Aom Sushar Araki Yuko Ayase Haruka Bebe Tanchanok Chen Duling Chiba Yudai Chinen Yuri Choi Ara Dai Lu Wa Daiki Shigeoka Darren Wang Dori Sakurada Eikura Nana Eita Elaiza Ikeda Fujiki Naohito Fuka Koshiba Fukagawa Mai Fukatsu Eri Fukuchi Momoko Fukushi Sota Fuma Kikuchi Fumi Nikaido Furuhata Seika Gao Zhi Ting Go Kyung Pyo Gong Yoo Gou Ayano Hamano Kenta Han Seung Yeon Han Yeri Hana Sugisaki Haru Kuroki Haruka Fukuhara Haruma Miura Haruna Kawaguchi Hasegawa Hiroki Hashimoto Ai Hashimoto Kanna Hayami Akari Hayato Isomura Higa Manami Hikari Mitsushima Hirano Sho Hiroki Narimiya Hirose Alice Hirose Suzu Honoka Yahagi Horii Arata Hou Ming Hao Hu Yi Tian Hwang Jung Eum Hyeri Igawa Haruka Imada Mio Inoue Mao Ishihara Satomi Jang Se Hyun Ji Soo Ji Woo Joo Won Jun Shison Jung So Min Kaku Kento Kamiki Ryunosuke Kamishiraishi Moka Kamishiraishi Mone Kaname Jun Kanichiro Kanjiya Shihori Kasumi Arimura kawakami juria Kei Tanaka Kengo Kora Kentaro Kento Hayashi Kento Nagayama Kim Go Eun Kim Ji Won Kim Min Suk Kim So Hyun Kim Soo Hyun Kim Tae Ri Kim Woo Bin Kim Yoo Bin Kim Yoo Jung Kim Yoo Mi Kinami Haruka Kiritani Kenta Kitamura Takumi Kiyohara Kaya Kiyohara Sho Komatsu Nana Koseki Yuta Kou Shibasaki Kubota Sayu Kudo Asuka L Lee Bo Young Lee Chung Ah Lee Dong Hwi Lee Dong Wook Lee Gi Kwang Lee Jong Suk Lee Joon Lee Soo Hyuk Lee Yoo Jin Li Lan Di Lily Franky Mackenyu Mahiro Takasugi Maika Yamamoto Maki Horikita Makita Aju Mamiya Shotaro Marie Itoyo Masahiro Higashide Masaki Okada Masaki Suda Masataka Kubota Matsumoto Jun Matsushima Nanako Mayu Matsuoka Mei Nagano Mikako Tabe Mike D angelo Min Do Hee Minami Hamabe Minami Sara Mio Yuki Mirai Moriyama Mirai Shida mirai suzuki Mitsuki Takahata Mitsushima Shinnosuke Miwa Miyazawa Hio Miyu Yoshimoto Mizuki Yamamoto Moe Arai Mone Kamishiraishi Mugi Kadowaki Nadine Lustre Nagasawa Masami Nagase Ren Nakajima Kento Nakamura Tomoya Nao Nao Matsushita Nijiro Murakami Nounen Rena Okada Kenshi Osamu Mukai Otani Ryohei Park Bo Gum Park Eun Bin Park Hae Jin Park Seo Joon Park Shin Hye Pattie Ungsumalynn Phan Pagniez Reina Visa Rena Matsui Riho Yoshioka Rina Kawaei Ryo Ryusei Ryo Yoshizawa Ryoma Takeuchi Ryota Katayose Ryu Hwa Young Ryu Jun Yeol Sagara Itsuki Sairi Itoh Saito Takumi Sakaguchi Kentaro Sakuma Yui Sakurako Ohara Sato Kanta Satoshi Tsumabuki Seino Nana Seo Hyun Jin Seto Koji Shen Yue Shim Eun Kyung Shimon Okura Shin Hyun Soo Shirota Yuu Shohei Miura Shono Hayama Shuhei Nomura Shunya Shiraishi sometani shota Son Seung Won Song Ha Yoon Suga Kenta Sun Woong Suzuki Ryohei Suzy Taiga Taishi Nakagawa Takahashi Issei Takanori Iwata Takayuki Yamada Takeru Sato Takuya Kusakawa Tamaki Hiroshi Tao Phiangphor Tasuku Emoto Tomita Miu Tomoshita Yamashita Tori Matsuzaka Toyokawa Etsushi Tsubasa Honda Tsuchiya Tao Uchida Rio Ueno Juri Wan Peng Yamazaki Kento Yamoto Yuma Yo Oizumi Yoo In Na Yoo Seung Ho Yook Sung Jae Yoon Park Yoon So Hee Yoshine Kyoko Yosuke Sugino Yu Aoi yua shinkawa Yui Aragaki Yuina Kuroshima Yuki Furukawa Yuki Izumisawa Yuki Yamada Yukino Kishii Yuko Oshima Yuna Taira Yuriko Yoshitaka Yuta Hiraoka Yuya Matsushita Yuya Yagira Zhang Yao

Drama / Movie

3A 99.9 A Love So Beautiful A Story of Yonosuke Age of Youth 2 Always Sunset on Third Street amachan Anikoma Anohana Anone Ao Haru Ride Arbitratily Fond Asa ga Kita Ashi Girl At Cafe 6 Beppin-San Biscuit Teacher and Star Candy Bittersweet Boku Dake ga Inai Machi Boku no Ita Jikan Boukyaku no Sachiko Bubblegum Cafe Waiting Love Carnation Chia Dan Chihayafuru Chimudondon Chugakusei Nikki Churasan Come Come Everybody Crybaby Pierrot's Wedding Crying Out Love in the Center of the World Daily Lives of High School Boys Dating DNA Departures Eulachacha Waikiki Evergreen Love Father is Strange Fight Fleet of Time Forever Young Frankenstein no Koi From Five to Nine Gakko no Kaidan Gegege no Nyobo Gochisousan God Gift Good Morning Call Good Morning Call 2 Goon Ju Hana and Alice Hana Nochi Hare Hanako to Anne Hanbun Aoi Haruchika Hirunaka no Ryuusei Hirune Hime Hiyokko Honey and Clover Hot Road Hyouka I Love You in Tokyo I Want to Eat Your Pancreas If We Were A Season Itakiss LIT Itakiss LIT S2 Itakiss Movie Kahogo no Kahoko Kakegurui Kaze no Haruka Keiji Yugami Kidnap Tour Kiki Delivery Service Kimi no Na Wa Kingyo Club Kiss Me Thailand Koe no Katachi Koinaka Kuragehime Linda Linda Linda Little Forest Love Letter Lucky Romance Ma Boy Maiagare Man From The Stars Manpuku March Comes in Like a Lion Mare Massan May Who? Meteor Garden 2018 Moriyamachu Driving School My Huckleberry Friends My Husband Can Not Work My Little Sweet Pea My Old Classmate Nagi no Asukara Narratage Natsuzora Nodame Cantabile Oboreru Knife Ochoyan Ohisama Okaeri Mone Omotesando On The Wings of Love One Million Yen Girl One Week Friends Operation Love Orange Orange Days Ore Monogatari Our Little Sister Our Times Peach Girl Pinocchio Princess Hours Thailand Rage Rainbow Song ReLIFE Reply 1988 Romance Full of Life Sannin No Papa she was pretty Shigatsu wa Kimi no Uso Sing Salmon Sing Solanin Sound of Your Heart Splish Splash Love Ssam My Way Strobe Edge Sukina Hito ga Iru Koto Teiichi no Kuni Tenno no Ryoriban The 100th Love The Anthem of the Heart The Best Hit The Great Passage The Left Ear The Woodsman and The Rain The World of Us Today's Kira-kun Todome no Kiss Toki wo Kakeru Shojo Tokyo Tarareba Girls Tomorrow Cantabile Tonari no Kaibutsu-kun Toto Nee Chan Twenty Years Old Twilight Saya in Sasara Uchiage Hanabi Under the Hawthorn Tree Unnatural Wakamonotachi Warotenka We All Cry Differently What A Wonderful Family When We Were Young While You Were Sleeping Wise Prison Life Wood Job Yellow Elephant Yesterday Once More Your Lie in April Youth Over Flowers

Blog Archive

Advertise here

Recent Comments

Random Posts