Anpan Week 9: Next to Despair is Hope
Tahun baru 1940, rencana pernikahan Nobu berjalan dengan lancar. Banyak tetangga yang datang ke rumah Nobu untuk mengucapkan selamat atas pertunangannya. Nobu juga bahagia dengan ucapan selamat yang ia terima dan ia lebih bahagia karena Jiro memperbolehkannya tetap menjadi guru setelah menikah nanti. Kakek sangat bangga Nobu menemukan suami yang punya latar belakang bagus. Dia juga ingin merayakan sebelum Jiro berangkat berlayar. Nenek excited ingin merayakan pernikahan Nobu dengan besar-besaran, sayangnya pada masa itu mereka tidak bisa melakukan pesta besar. Semuanya memuji Nobu, jika Nobu nanti melahirkan, maka Nobu sudah menjadi wanita Jepang sejati (melakukan sesuatu untuk negara, menikah dan melahirkan).
Di Tokyo, Takashi fokus untuk menyelesaikan proyek kelulusannya. Saat itu tiba-tiba Kentaro muncul membawa sebuah telegram, wajahnya tampak khawatir. Kentaro memanggil Takashi, tapi Takashi terlalu fokus. Kentaro mencoba tenang mengatakan kalau telegram ini baru sampai di asrama dan meminta Takashi membacanya. Takashi menerima telegram itu dan terdiam membacanya. Telegram itu mengatakan kalau paman pingsan dan menyuruh Takashi cepat pulang.
Kentaro meminta Takashi untuk segera pulang, guru yang ada di sana juga meminta Takashi segera pulang. Tapi Takashi mengatakan dia tidak bisa pulang sebelum menyelesaikan tugasnya. Kentaro terkejut mendengarnya. Takashi mengatakan dia tidak bisa menghadapi pamannya jika dia belum menyelesaikan tugas kelulusannya.
Kentaro kesal dan mengatakan kalau itu tidak penting, yang penting Takashi harus cepat pulang.
Takashi tidak memperdulikan Kentaro dan melanjutkan melukis. Kentaro kecewa pada Takashi.
Keesokan paginya, Takashi baru menyelesaikan lukisannya. Meskipun menyelesaikannya, tidak ada wajah bahagia pada Takashi, seolah jiwanya menghilang, dia meletakkan kuasnya. Gurunya memuji lukisan Takashi yang bertema Ginza. Guru mengatakan dengan ini, maka proyek kelulusan Takashi sudah selesai. Takashi kemudian beres-beres tapi Guru menyuruh Takashi untuk segera pulang saja. Takashi berterima kasih dan segera berlari ke stasiun. Takashi melakukan perjalanan sehari semalam dari Tokyo ke Kochi dalam diam.
Tiba di stasiun Gomenyo keesokan harinya, Takashi langsung berlari ke rumah pamannya. Dia hampir kehabisan nafas saat tiba di rumah. Di tengah rumah, ada bibi, Chihiro, menatap pamannya tertidur dengan kain putih di wajah.
Chihiro dengan suara bergetar mengatakan kalau Takashi sangat terlambat. Chihiro marah kenapa Takashi sangat lambat, jika Takashi datang lebih awal, mungkin Takashi bisa bertemu dengan paman untuk terakhir kalinya. Takashi terdiam dan terjatuh berlutut, Shin-chan pembantu mereka menangis di sudut rumah.
Takashi duduk di beranda menatap langit hari itu yang begitu kelabu. Takashi mulai menangis dan meminta maaf pada pamannya. Dia tidak menyangka kalau dia akan kembali seperti ini. Takashi menangis menyesal kenapa dia tidak segera pulang saat menerima telegram itu. Dia meminta maaf terus menerus.
Bibi kemudian datang mendekati Takashi dan mengatakan kalau paman tidak mungkin marah pada Takashi. Bahkan sebelum meninggal dunia, paman masih sempat membicarakan Takashi.
Bibi ingat momen terakhirnya bersama paman pagi itu, paman sempat tersadar dan bibi mengatakan kalau Takashi sebentar lagi akan tiba. Paman dengan lemah mengatakan kalau Takashi pastis edang berusaha keras menyelesaikan proyek kelulusannya. Dia seharusnya tidak mengganggu Takashi (dengan menyuruhnya pulang karena dia sakit).
Paman mengatakan jika Takashi tidak menyelesaikan proyek kelulusannya dan melakukannya setengah hati, dia akan memukul Takashi. Itu adalah jalan yang Takashi pilih, jalan hidup Takashi. Dia tidak akan memaafkan Takashi jika Takashi membuang jalan itu. Begitu juga dengan Chihiro, dia tidak akan memaafkan mereka jika mereka tidak mengikuti jalan yang mereka pilih.
Bibi mengatakan pada Takashi kalau suaminya dan Takashi benar-benar terhubung selama ini. Takashi langsung menangis lagi mendengar cerita bibi.
Kabar mengenai kematian Hiroshi sensei juga tiba di rumah keluarga Asada. Nobu dan ibu pergi ke sana untuk berdoa setelah pemakaman Hiroshi sensei (kayaknya sih udah dikremasi). Saat akan pulang, bibi memanggil ibu Nobu dan melihat bibi yang berantakan, ibu merasa harus menemani bibi. Ibu tahu bagaimana rasanya kehilangan suami, jadi dia tidak bisa meninggalkan bibi sendirian. Keduanya kemudian bercerita sambil minim wiski milik paman. Bibi memang butuh teman curhat. Bibi menceritakan bagaimana dia merasa diselamatkan oleh suaminya sendiri. Saat dia tidak bisa memiliki keturunan dan selalu merasa resah karena hal itu, suaminya mengatakan kalau dia menikah dengan bibi karena mencintainya, bibi juga menikah dengannya, bukan untuk rumahnya. Bibi merasa senang sekali saat paman mengatakan hal itu. Ibu Nobu juga berkomentar itu bukti kalau Hiroshi sensei sangat menyayangi bibi.
Nobu belum bertemu dengan Takashi sejak saat itu dan dia mengkhawatirkan keadaan Takashi. Dia yakin Takashi pasti sangat sedih tapi Nobu tidak punya alasan menemui Takashi. Yamonchan kemudian memberikan anpan pada Nobu dan menyuruhnya menemui Takashi.
Takashi duduk merenung sendirian, menangis mengingat pamannya. Sejak pertama kali dia datang ke Kochi, dia punya banyak kenangan bersama pamannya. Pamannya mengajarinya banyak hal, kepadanya yang menutup hati, pamannya memberikan kehangatan. Pamannya yang memuji gambarnya, respek pada kehidupan setiap orang yang berbeda-beda. Memberinya kesempatan menemukan jalan hidupnya. Bagaimana pamannya selalu mendukungnya dalam hal apapun, sekarang pamannya itu sudah tidak ada, Takashi mulai menangis.
Tiba-tiba sebungkus anpan datang di kakinya. Nobu ada di sana memberikannya anpan dan duduk di sampingnya. Nobu mengatakan kalau anpan itu dari Yamonchan.
Takashi mengambil anpan itu dan memakannya, dia kembali menangis.
Takashi mengatakan jika saja dia datang lebih awal, dia pasti masih bisa bertemu dengan pamannya. Tapi dia harus menyelesaikan lukisannya apapun yang terjadi.
Nobu tidak tahu gambar apa yang dimaksud Takashi.
Takashi mengatakan kalau dia pikir dia tidak boleh bertemu dengan pamannya sebelum dia menyelesaikan gambar untuk proyek kelulusannya. Pamannya mendukung keegoisannya untuk masuk sekolah seni, setidaknya dia harus lulus. Tapi pada akhirnya dia tidak bisa bertemu dengan pamannya lagi untuk selamanya. Takashi menangis lagi.
Takashi menyesali dirinya sendiri, sampai saat ini dia masih belum bisa mengungkapkan rasa terima kasih karena sudah dibessarkan oleh pamannya.
Nobu mengatakan dia yakin paman pasti akan mengerti perasaan Takashi. Meski mereka tidak bertemu, tapi paman pasti mengerti. Karena paman lah yang mengerti Takashi lebih dari siapapun.
Takashi mengatakan kalau dia adalah anak yang jahat. Sejak datang ke rumah itu, dia keras kepala dan belum pernah memanggil pamannya sebagai 'ayah'. Sekarang semuanya sudah terlambat, dia tidak akan pernah bertemu dengan paman lagi. Takashi pada akhirnya memanggil paman dengan sebuah ayah untuk pertama kalinya, meski paman sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Nobu mengatakan dia yakin paman bahagia, akhirnya Takashi memanggilnya dengan sebutah ayah. Nobu bisa membayangkan wajah tersenyum paman. Nobu juga ikutan menangis. Takashi berterima kasih pada Nobu.
Nobu mengatakan tentu saja, mereka adalah teman.
Mendengar kata 'teman', Takashi mulaia tersadar kalau ada yang belum ia katakan pada Nobu. Takashi kemudian memutuskan untuk mengatakan kalau dia menyukai Nobu selama ini. Tapi pada akhirnya dia tidak bisa mengatakannya.
"Nobu-chan, ada sesuatu yang selalu ingin aku katakan padamu. Aku..."
"Apa?"
"..... Ah sudahlah. Nobu-chan benar. Nobu-chan adalah temanku. Aku berharap kita terus menjadi teman."
Pada akhirnya Takashi menelan kata-katanya lagi. Dia akhirnya menerima fakta bahwa selama ini Nobu menganggapnya teman dan dia juga nggak mau merusak hubungan mereka dengan mengatakan perasaannya.
7 hari setelah kepergian paman, Takashi memutuskan kembali ke Tokyo. Sebelum berangkat, Chihiro ingin mengatakan sesuatu mengenai Nobu. Tapi Takashi mengatakan kalau dia akan melepaskan Nobu. Pada akhirnya dia tidak bisa mengatakannya saat bertemu langsung. Chihiro mengatakan meski Takashi mengatakan perasaannya, itu sudah terlambat.
Takashi bingung. Chihiro memberikan sesuatu pada Takashi, itu adalah hadiah tas merah yanag dulu tidak diterima oleh Nobu dan Takashi memberikannya pada Chihiro. Chihiro mengatakan jika Takashi punya pacar di Tokyo, Takashi sebaiknya memberikan tas itu pada pacarnya.
Takashi mengatakan kalau Chihiro bisa menyimpannya dan memberikannya pada pacarnya nanti. Lagian Chihiri mungkin akan punya pacar lebih cepat daripada dia.
Takashi kemudian memberikannya kembali pada Chihiro.
(kasian banged tas merah ini dilempar lempar dari kemarin).
Takashi singgah di toko roti Asada dan menyapa Meiko yang menjaga toko. Tiba-tiba Jiro muncul dan Meiko panik. Meiko menyapa Jiro dengan panik. Jiro datang mengabarkan kalau waktu berlayarnya sudah ditentukan dan dia datang untuk mengatakan pada Nobu mengenai tanggal pernikahan mereka.
Takashi terkejut dan shock mendengar kata 'pernikahan'. Meiko serba salah, dia kemudian mengatakan kalau kakaknya ada di rumah dan mengajak Jiro masuk. Jiro yang melihat Takashi bertanya apakah Takashi adalah pelanggan.
Meiko mengatakan Takashi adalah teman masa kecil Nobu dan Jiro menyapa Takashi. Takashi memperkenalkan diri dengan awkward, mengatakan kalau dia adalah teman Nobu. Takashi memastikan apa yang dia dengar, dia bertanya apa maksudnya dengan upacara pernikahan? Apakah Jiro akan menikah dengan Nobu?
Jiro membenarkan. Takashi shock tapi mencoba menata wajahnya dan mengucapkan selamat. Takashi mencoba bersikap tenang dengan situasi ini, tapi kepanikannya sangat kelihatan.
Nobu kemudian muncul dan menyapa Jiro. Dia melihat Takashi dan bertanya apakah Takashi akan berangkat ke Tokyo?
Takashi membenarkan. Takashi mencoba tersenyum dan mengucapkan selamat pada Nobu, dia harap Nobu bahagia. Takashi kemudian pergi meninggalkan mereka, Nobu menatap kepergian Takashi.
Meski Takashi terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya dia tidak. Dia terus kepikiran dengan pernikahan Nobu dan menghabiskan waktunya seharian dalam selimut di kamarnya. Kentaro khawatir padanya dan mengajaknya jalan-jalan untuk menghilangkan kesedihan Takashi, tapi Takashi menolak. Tapi Kentaro tidak menyerah dan menyeret Takashi ke Ginza. Mereka tiba di toko anpan langganan Takashi dan Takashi terkejut saat melihat ada pelanggan wanita yang membeli di sana. Dia mengenali pelanggan wanita itu yang adalah ibunya. Takashi terdiam, dia tidak kabur saat ibunya keluar dari toko. Takashi hanya tertunduk dan ibu menyadari kalau itu Takashi., Ibu menyapa Takashi dengan bahagia dan bertanya apakah Takashi mengingat bakery ini?
Takashi mengangguk dan ibu senang sekali. Ibu mengatakan kalau dia menyangka mereka akan bertemu disini, karena dia selalu ingin bertemu Takashi.
Pernikahan Nobu dan Jiro akhirnya tiba. Pada masa itu dimana mereka tidak boleh melakukan perayaan mewah, pernikahan Nobu dan Jiro dilakukan dengan sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga. Mereka berfoto untuk merayakannya. Nobu tidak lupa mengambil topi ayahnya dan dia memeluknya saat berfoto.
Setelah menikah, Nobu dan Jiro pindah ke rumah kecil mereka di Kochi dan menjalani kehidupan pengantin baru mereka. Tapi kebersamaan mereka tidak lama, karena sebentar lagi Jiro akan berangkat. Jiro saat itu sedang beres-beres memasukkan pakaian ke koper dan Nobu ingin membantunya. Tapi Jiro mengatakan dia sudah terbiasa melakukannya sendiri. Nobu tersenyum karena dia teringat ayahnya yang juga sering packing sendiri saat akan berangkat.
Nobu menunjukkan wajah kesepian karena akan ditinggalkan oleh suami dalam waktu yang cukup lama. Jiro yang menyadari itu mengambil sebuah peta dan menunjukkan pada Nobu kemana dia akan berlayar dengan kapal mereka. Kayaknya sih dari Jepang, melewati Indonesia menuju ke India gitu. Nobu kagum melihat perjalanan panjang itu. Dia kemudian mengantarkan kepergian suaminya.
Saat Jiro berlayar, Nobu kayaknya lebih banyak tinggal di rumah keluarganya di Gomenyo, karena dekat juga dengan sekolah tempat dia mengajar. Suatu hari, ada seorang letnan tentara yang memberikan pelajaran di SD tempat Nobu mengajar dan Nobu diperkenalkan sebagai seorang guru yang punya patriotisme tinggi dan juga yang menggagas pembuatan comfort bag. Saat tahu kalau keluarga Nobu membuka toko roti, dia punya permintaan pada Nobu. Nobu dengan bahagia menyampaikan pada keluarganya kalau mereka mendapatkan pesanan khusus untuk membuat roti kering untuk militer. Sebenarnya pada masa itu, itu adalah kesempatan bagus untuk membanatu pihak militer. Tentu saja ibu juga senang mendapatkan tawaran itu. Sayangnya Ranko tidak suka dengan hal itu tapi Nobu menjelaskan kalau mereka harus melakukan apapun untuk membantu para tentara agar mereka bisa memenangkan perang. Ranko mengerti akan hal itu, tapi hatinya tetap tidak menerima.
Dan tentu saja Yamonchan menolak membuat roti untuk pihak militer. Pada masa itu, menolaka permintaan militer adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Tapi Yamonchan kukuh dia tidak mau melakukannya. Jika Nobu mau membuatanya silakan, tapi dia tidak mau ikut campur. Ibu juga tidak memaksa Yamonchan jika dia tidak mau melakukannya dan bahkan memintaa Nobu berhenti meminta pada Yamonchan. Dan karena hal ini, keluarga Nobu seperti dimusuhi oleh persatuan wanita (Fujinkai). Bagaimana bisa mereka menolak permintaan militer. Ibu juga dimusuhi di persatuan wanita karena hal ini, dan tetangga berbisik-bisik kalau lewat di Asada Pan. Sejak itu juga penjualan roti mereka menurun.
Meiko khawatir sekali karena hal ini, dia nggak mau keluarga jadi pecah karena hal ini. Rumor mengenai hal itu juga sudah menyebar. Yamonchan melakukan hal mencurigakan saat malam hari dan kakek datang menemuinya. Kakek yang selama ini selalu nggak cocok pada Yamonchan bahkan samapai berlutut memohon agar Yamonchan mau membantu mereka membuat kue kering permintaan militer itu.
Yamonchan menjelaskan kalau dia membenci hal itu, dia yakin kakek juga paham perasaan saat kita nggak mau melakukan hal yang kita benci.
Kakek mengatakan kalau dia nggak butuh uang, tapi ini demi ibu dan juga anak-anak. Mereka tinggal di kota kecil, keluarga mereka akan dikucilkan jika begini terus. Dia tahu Yamonchan tidak mau melakukannya, dan tidak perlu menjelaskan alasan kenapa tidak mau, tapi kali ini saja dia memohon agar Yamonchan mau melakukan hal yang tidak dia sukai itu.
Yamonchan mengakui kalau dia adalah orang keras kepala dan saat kakek mengatakan kalau dia nggak perlu mengatakan alasannya, dia jadi ingin bercerita pada kakek. Yamonchan mengingat sebuah ingatan dan menceritakan pada kakek.
Besoknya, ada banyak gula dan tepung datang ke rumah keluarga Asada dan membuat semuanya terkejut. Padahal ibu sudah menolak, tapi ternyata ketua persatuan wanita mengabarkan pada militer kalau keluarag Asada menerima permintaan itu. Ibu sampai bingung karena hal itu. Bahkan kakek yang biasanya excited, kali ini menolak permintaan militer dan mengatakan kalau sepertinya ada kesalahan.
Yamonchan yang melihat hal itu akhirnya memutuskan untuk membuata kue kering itu. Melawan prinsipnya selama ini, dia meminta ibu membantunya. KAkek kelihatan sedih melihat Yamonchan.
Nobu sepulang sekolah melihat hal itu dan dia senang sekali akhirnya Yamonchan mau melakukannya. Yamonchan mengatakan dia tidak melakukannya sendiri, ada ibu yang membantunya. Yamonchan juga mengajari mereka dan meminta mereka mengingat bagaimana cara membuat kue kering itu, karena dia tidak akan membuatnya lagi. Semuanya mengerti. Meiko senang sekali semua keluarga kembali bersatu.
Pesanan militer selesai. Pihak militer membawa pesanan mereka dan Asada Pan mendapatkan kembali nama mereka dan mungkin akan lebih terkenal lagi setelah mendapatkan pesanan militer itu. Pihak perkumpulan wanaita juga memuji ibu. Tapi besok paginya, saat subuh, Yamonchan memutuskan pergi dari rumah keluarga Asada. Dia membawa tas ranselnya dan guci yang selalu dia bawa.
Nobu terbangun saat itu dan melihat kakek yang menatap kepergian Yamomchan. Nobu ingin mengejarnya tapi kakek menghalangi Nobu.
Yamonchan akhirnya meninggalkan Gomenyo dan mungkin tidak akan kembali ke sana dalam waktu yang lama.
Komentar:
Yamonchan 😭
Aku kesal sekali pada Nobu di beberapa episode belakangan ini. Terutama setelah dia menjadi gadis militer dengan rasa patriotisme yang tinggi. Gou-chan meninggal dibilang membanggakan, Yamonchan yang nggak mau membantu militer dibilang tidak ada rasa nasionalisme. Padahal aku yakin Yamonchan punya trauma tentang perang makanya dia membenci peperangan dan nggak mau membantu.
Tapi pada masa itu mereka memang diajarkan seperti itu, untuk membantu negara, melakukan semuanya untuk negara. Kira-kira mereka tahu nggak sih apa yang Jepang lakukan pada masa penjajahannya?
Tapi Nobu ini keras kepala. Memang benar sih, apa yang dikatakan orang, kita nggak akan pernah mengerti perasaan seseorang sampai kita merasakannya sendiri. Nantinya Nobu akan menyesali apa yang dia lakukan, apa yang dia ajarkan pada anak-anak, setelah dia tahu apa itu arti kehilangan seseorang dalama perang. Semoga kamu menyesal deh Nobu.
Thank you so much for your weekly recaps. Since I haven’t been able to find a source to watch the show, your posts have become my main way of following it. I really appreciate your work and always look forward to it every week
BalasHapus