Rabu, 04 Agustus 2021

[Review] J-Movie: Hanataba Mitai na Koi o Shita (2020)

Hanataba Mitai na Koi o Shita atau Loved Like a Flower Bouquet adalah movie romance Jepang yang rilis pada Januari 2021. Movie ini disutradarai oleh Nobuhiro Doi (Nagi no Oitoma, Quartet, Tsumi no Koe) dan naskahnya ditulis oleh Sakamoto Yuji (Itsuka Koi, Anone, Quartet). Movie berdurasi 124 menit ini dibintangi oleh Suda Masaki (Konto ga Hajimaru, 3-nen A-gumi, Ito) dan Arimura Kasumi (Konto ga Hajimaru, Narratage, Chugakusei Nikki). Sedangkan pemeran lainnya adalah Odagiri Joe, Toda Keiko, Furukawa Kotone, Kiyohara Kaya, Hosoda Kanata, Sato Kanta dan lain-lain. Tapi supporting castnya memang hanya muncul sedikit saja, karena movie ini fokus pada pasangan utama.

Hanataba Mitai na Koi o Shita atau disingkat HanaKoi tayang selama masa pandemi Covid-19 dan berhasil menduduki peringkat TOP 10 Box Office Jepang selama lebih dari 10 minggu dan ini benar-benar suatu pencapaian untuk sebuah movie romance (full romance) yang biasanya nggak bertahan lama di box office. Aku sangat penasaran dengan movie ini sejak pertama diumumkan, karena dari judulnya saja kok rasanya movienya ini bakalan indah. 'Aku jatuh cinta seperti buket bunga' kira-kira begitulah judulnya kalau diartikan ke bahasa indonesia. Kan karangan bunga / buket bunga tu indah banged, jadi aku sudah membayangkan kisah cinta yang indah diantara dua pemeran utamanya. Apalagi promo stills, teaser, trailer, cuplikan-cuplikannya, duh kok bikin baper gitu.
 
Awalnya aku berfikir movie ini akan seperti movie romance remaja biasanya, masa indah PDKT, awal pacaran, pertengkaran, putus dan kemudian sadar hanya disa satu-satunya, lalu jadian lagi. Plot yang menurutku klise banged, tapi aku penasaran karena kebetulan aku suka sama pasangan Suda & Kasumin. Dan ternyata setelah menontonnya, aku salah besar. Movie ini terlalu realistis mendefinisikan 'putus secara baik-baik'. Bagi sebagian orang, mereka nggak suka dengan ending yang realistis seperti ini, tentu saja lebih banyak yang suka dengan ending yang bahagia. Tapi sebenarnya itulah yang membuat movie ini menarik untuk ditonton. Melihat kisah cinta dua tokoh utama yang benar-benar sangat serasi dari awal pertemuan mereka, satu frekuensi, mereka cocok banged, hobi mereka sama, menyukai hal yang sama, pokoknya kamu menemukan seseorang yang nyambung diajak ngobrol tetang hobi kamu. Tipe yang jarang kamu temui di real-life untuk lawan jenis.

Tapi dari movie ini kita jadi belajar bahwa yang namanya satu frekuensi itu memang indah banged. Kita nggak akan bosa menghabiskan waktu dengan orang seperti itu. Tapi saat realita menyerang, apakah kita bisa bertahan dengan perasaan yang sama? Nah itu adalah pertanyaannya. Aku yakin banyak pasangan muda mudi di Jepang yang menonton movie ini, kira-kira apa yang mereka pikirkan ya?
Apakah mereka sudah sampai ditahap itu, atau mereka menuju tahap itu, atau pernah melalui tahap itu, atau takut akan menghadapi tahap itu?

Bagi yang mempunyai kenangan cinta yang membahagiakan dimasa lalu, aku rasa cocok menonton movie ini sebagai nostalgia. Atau bagi yang baru memulai kisah cinta, maka mungkin bisa sebagai persiapan kalau ada kalanya hal seperti yang terjadi dalam movie ini akan terjadi. Bagaimana cinta yang menggebu-gebu, seiring berjalannya waktu perasaan itu semakin memudar. Apakah itu bisa dibilang tidak cinta lagi atau bagaimana, tapi ujung-ujungnya udah nggak peduli aja. Bosan? bisa jadi. Tapi ya yang namanya perasaan, bahkan meski terus bersama bisa memudar, apalagi kalau nggak bersama ya?
Jadi memang bagusnya kalau udah cocok ya jangan nunggu lama-lama, langsung nikah aja LOL.

Suda Masaki dan Arimura Kasumi punya chemistry yang bagus dalam movie ini sebagai pasangan. Mereka benar-benar kayak orang pacaran, duh. Kalah sama chemistry Suda & Nana di Ito, atau karena di Ito mereka nggak banyak menghabiskan waktu bersama?
Soalnya hampir 90% di movie ini adalah adegan Suda & Kasumi. Cast lain cuma tampil dikit banged, dikit. Dan ada banyak narasi dalam movie ini, mulai dari awal sampai akhir movie, seolah-olah dua tokoh utama menceritakan kisah masa lalu mereka. 

SINOPSIS
-spoiler alert-

Yamane Mugi (Suda Masaki) adalah seorang anak kuliahan yang menyukai gambar, ia menghabiskan waktunya dengan menggambar karakter, menghadiri kuliahnya, membaca novel yang ia sukai dan dalam hidupnya ia merasa tidak ada hal yang bergairah. 
 
Hachiya Kinu (Kasumi Arimura) adalah mahasiswa yang menghabiskan kesehariannya dengan kuliah, kerja sambilan, mengunjungi berbagai kedai ramen untuk menulis review dan membaca novel-novel dari penulis kesukaannya. Ia juga sangat menantikan sebuah pameran mummy yang akan digelar.

Kedua orang ini menyukai hal-hal yang biasanya tak disukai oleh orang-orang atau lebih tepatnya tidak banyak dibicarakan orang-orang. Mungkin karena mereka menyukai hal-hal aneh dan mereka sama-sama tidak punya teman tempat berbagi karena orang-orang disekitar mereka menyukai hal yang berbeda. Mereka sama-sama menyukai novel tapi orang disekitar mereka nggak ada yang suka banged sama novel. Jadi nggak ada teman untuk berbagi cerita gitu.
 
Suatu hari, Kinu pergi ke Nishi-Azabu, sepertinya ia diundang untuk sebuah acara yang diadakan di sebuah tempat karaoke yang sudah dimodifikasi menjadi tidak seperti tempat karaoke. Dibilang acara kampus bukan, dibilang kencan buta juga enggak. Pokoknya dari yang aku lihat sih tempat happy-happy gitu, tapi kok kata Kinu dia diundang gitu. Dan di daerah yang sama (atau mungkin tempat yang sama), Mugi juga datang karena diundang oleh Unai-san, teman kuliahnya yang cantik, idola pada pria, hanya saja ia tak menemukan Unai-san disana, tapi ia juga tak bisa pulang.
 

Kinu pulang dari sana langsung ke kedai ramen, makan ramen untuk di review di blognya. Nggak nyangka waktu berlalu, ternyata kereta terakhir sudah mau berangkat. Kinu berlari ke stasiun dan bertabrakan dengan Mugi di pintu stasiun. Sayangnya Mugi tidak bisa masuk karena harus re-charge kartu dulu, sementara Kinu berhasil lolos dan berlari ke kereta, tapi ia gagal karena kereta sudah berangkat. Kinu kembali ke pintu stasiun dan melihat Mugi disana bersama satu pasangan yang juga ketinggalan kereta. Mereka berempat lalu memutuskan mencari kedai yang buka sampai pagi dan menghabiskan waktu mengobrol di sebuah kedai. Mugi melihat seseorang di kedai itu dan ia mengenali pria itu sebagai 'dewa' tapi dua orang lagi nggak mengenal pria itu. Mugi bertanya apakah mereka nggak nonton film, masa nggak tahu siapa 'dewa' itu. Keduanya mengatakan tentu saja mereka menonton film dan mulai membicarakan film kesukaan mereka, Kiky's Delivery Service. Mugi kelihatan kesal karena keduanya asik membicarakan Kiki padahal ada 'dewa' disana.

Mereka nggak jadi nunggu kereta pertama dan pasangan itu memutuskan pulang menggunakan taksi. Mereka berempat kemudian berpisah. Tapi Kinu merasa nggak enak, sebagai rasa hormat ia pikir ia harus menyapa Mugi karena sebenarnya sejak tadi ia juga excited melihat 'dewa' disana, tapi ia tak memperlihatkannya. Ia mengejar Mugi dan mengatakan kalau itu adalah Oishii Mamoru, pria di kedai tadi, menurutnya masyarakat umum setidaknya harus mengenalnya. Dan Mugi senang mendengarnya ada yang berpemikiran sama dengannya. Oishii Mamoru adalah pemicu percakapan keduanya dalam menemukan kalau mereka berdua punya ketertarikan yang sama. Misalnya mereka yang kebingungan kenapa dua orang tadi mengelap tangannya padahal baru pakai hand cream, mereka yang sering hunting di tempat yang sama dan mungkin sering berpapasan, mereka yang punya merk sepatu yang sama, menyukai novel dari penulis yang sama, sama-sama suka baca di perpustakaan, sama-sama suka mengumpulkan potongan tiket film dan menjadikannya pembatas buku, sama-sama suka mendengarkan radio malam, mereka juga sama-sama punya tiket pertunjukan gitu tapi nggak bisa datang, dan lain-lain. Pokoknya kesukaan mereka klop banged, mereka nyambung kalau membicarakan sesuatu. Dan mereka menghabiskan waktu di sebuah restoran yang buka 24 jam.

Saat Kinu ke toilet, Unai-san yang mengadakan pesta karaoke juga datang ke restoran itu dan melihat Mugi. Mugi juga segan lah kalau nggak gabung dengan teman kuliahnya. Itu membuat Kinu kesal dan memutuskan meninggalkan restoran, mengatakan kalau ia akan menginap di rumah temannya. Tapi Mugi akhirnya mengejar Kinu karena ia tahu Kinu berbohong. Ujung-ujungnya mereka pergi ke tempat karaoke dan menghabiskan waktu disana, kemudian minum bir sambil berjalan dan bercerita, pokoknya topik pembicaraan nggak pernah habis karena mereka memikirkan hal yang sama. Dan ternyata Mugi membawa Kinu ke rumahnya. Setidaknya istirahat disana sampai pagi. Kinu kagum melihat rak buku Mugi yang banyak buku novel, persis seperti rak bukunya. Mereka menghabiskan waktu menonton film yang tak pernah ditonton oleh orang lain sambil makan onigiri meski Kinu ketiduran ditengah-tengah filmnya.
 
Keesokan harinya, Kinu pulang dengan bus dan sebelum pulang ia sempat mengajak Mugi melihat pameran mummy bersama-sama. Dan itu menjadi kencan kedua mereka, melihat pameran mummy bersama-sama. Sepulangnya mereka makan di sebuah restoran. Obrolan mereka berdua benar-benar nyambung sih, jadi tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan saat mereka akan pulang untuk mengejar kereta terakhir, mereka enggan meninggalkan tempat duduk karena memang asik aja gitu. Mereka sebenarnya bertanya-tanya juga apakah satu sama lain berfikir mereka cuma nyambung sebatas obrolan aja. Sejak itu mereka sering bertemu diluar, kalau malam sms-an dan kalau nongkrong mereka suka di restoran biasanya itu. Salah satu pelayan cafe itu sudah cukup akrab dengan mereka karena mereka sering kesana. Pelayan cafe itu bekerja sambilan di cafe tapi ia punya impian jadi penyanyi, band-nya bahkan mengupload lagu di youtube. Saat keduanya akan mendengarkan lagu itu, mereka berbagi earphone dan salah satu pelanggan disana berkomentar kalau keduanya pasti tidak suka musik. Karena kalau suka musik, mereka nggak akan berbagi earphone, karena lagu yang didengar dengan kedua earphone terpasang di telinga dan cuma salah satunya sangat berbeda. Mereka berakhir dengan mendengarkan penjelasan bapak itu yang panjang lebar dan nggak jadi nonton video youtube.
 
Saat mereka akan pulang, seorang pelayan salah membuatkan pesanan, ia mengantar parfait ke meja mereka dan mereka memutuskan makan parfait. Sebelum makan, jadi foto dulu, dan saat keduanya sama-sama mengarahkan kamera ke parfait itu, atau lebih tepatnya ke wajah satu sama lain, Mugi akhirnya bicara dan bertanya apakah Kinu mau pacaran dengannya dan Kinu dengan senang hati merimanya. Kinu sudah lama menanti-nanti kapan Mugi akan menembaknya. Mugi juga sudah lama menanti kapan waktu yang tepat. Karena ada jinx-nya, jika sampai kencan ketiga kamu masih belum menembak cewek itu, maka kalian akan berakhir sebagai teman selamanya.
Dalam perjalanan pulang, mereka mulai mengatakan apa yang tidak mereka sukai dari pacar mereka, maksudnya kalau punya pacar mereka nggak pengen pacar mereka begitu. Dan mereka cuma punya 1 hal saja yang mereka tidak mau pasangan mereka melakukannya. Mereka berbagi ciuman pertama malam itu, dipenyeberangan, karena lampunya merah terus dan nggak berubah jadi hijau, karena itu adalah lampu lalu lintas yang harus dipencet dulu baru berubah.

3 hari berturut-turut Kinu menginap ditempat Mugi dan mereka hanya menghabiskan waktu di tempat tidur saja, saat makanan di kulkas habis barulah mereka pergi ke restoran dan pulangnya mereka di kasur lagi XD XD XD
Hubungan keduanya berjalan dengan sangat lancar. Meski ada ketakutan dari Kinu yang penulis blog favoritenya meninggal setelah putus dengan pacarnya, dimana penulisnya pernah menulis kalau sebuah pertemuan adalah awal dari sebuah perpisahan. Sepertinya penulis itu dan pacarnya putus, melihat akhir dari cintanya penulis itu memutuskan meakhiri hidupnya. Kinu takut hal itu terjadi pada mereka, karena ia dan Mugi baru mulai menuju puncak kemeriahan pesta mereka.
 
Diakhir masa kuliah, Kinu mulai sibuk mencari pekerjaan. Ia menuliskan banyak resume dan CV, pergi ke berbagai wawancara. Suatu hari karena tekanan wawancara ia menangis di stasiun dan Mugi datang menemuinya. Mugi selama ini menghabiskan waktu menggambar karakter gitu, kadang dibayar untuk mengisi kolom koran, jadi dia nggak sibuk cari kerja. Mugi meminta Kinu untuk berhenti dulu mencari kerja tapi Kinu tidak bisa karena orang tuanya berisik banged. BTW Kinu masih tinggal di rumah orang tuanya. Dan karena itu Mugi kemudian mengajak Kinu tinggal bersama saja. Kinu tentu saja kaget dengan ajakan itu, tapi dia juga excited. Mereka kemudian mencari apartemen yang lebih besar dan sebuah apartemen dengan beranda luas, pemandangannya adalah sungai dan jembatan, tapi 30 menit dari stasiun, keduanya setuju mengambil apartemen itu.
 
Keduanya benar-benar excited tinggal di rumah baru, mencari perabotan bersama, menelusuri lingkungan baru mereka. Mereka menemukan sebuah toko roti yang dijalankan kakek dan nenek, itu menjadi toko roti favorite mereka. Keduanya benar-benar bahagia. Untuk menghasilkan uang tambahan Mugi terus membuat gambar ilustrasi untuk situs web yang dibatar 1000 yen per-gambar. Sementara Kinu bekerja sambilan di toko es krim. Kinu pulang kerja malam hari, Mugi akan menunggunya di stasiun, mereka pulang bareng sambil minum bir. Saat natal mereka memberi kado pada masing-masing dan kadonya kebetulan sama, earphone. Kalau sedang senggang mereka membaca novel atau komik ditempat tidur sampai menangis-nangis. Kalau libur mereka membersihkan rumah bersama-sama. Mereka memungut seekor kucing hitam dan diberi nama baron. Hari-hari mereka begitu indah.

Masalah mulai muncul saat orang tua Kinu mengunjungi mereka, ibunya berusaha membuat Mugi mencari pekerjaan. Beberapa hari kemudian ayah Mugi yang datang dan meminta anaknya pulang ke kampung halaman. Tapi Mugi menolak dan ayahnya memutuskan tidak mengirimi uang untuk Mugi lagi. Pekerjaan Mugi yang membuat gambar juga nggak berjalan lancar, yang biasanya 1000 yen per-gambar kali ini klien minta 1000 yen untuk 3 gambar, awalnya Mugi menerima saja, tapi lama-lama ia kesal juga dan menolaknya. Saat itu-lah Mugi memutuskan untuk mencari pekerjaan. Kinu kaget kenapa kok tiba-tiba, ia takurt ini karena apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Tapi Mugi mengatakan bukan itu, hanya saja mereka butuh uang dan kalau masalah hobi menggambarnya, ia bisa melakukannya diwaktu senggang. DAn begitulah, Mugi mulai mencari pekerjaan. Kinu juga mulai mencari pekerjaan. Malam mereka akan sibuk menulis resume mereka sendiri dan mereka mulai jarang mengobrol. Apalagi saat Kinu dapat pekerjaan duluan, Mugi makin serius mencari pekerjaan.

Akhirnya Mugi berhasil mendapatkan pekerjaan setelah kerja kerasnya, keduanya pesta untuk merayakannya tanpa tahu kalau pekerjaan itu akan membuat dinding diantara mereka semakin besar. Mugi berfikir dengan pekerjaan yang akhirnya ia dapatkan ia akan bisa terus bersama Kinu. Tapi menjadi pegawai baru, sibuknya bukan main, mereka bahkan tak punya waktu untuk bermain game yang baru mereka beli. Kinu bekerja di bagian office sebuah rumah sakit/klinik, dan pekerjaannya itu tidak terlalu sibuk. Sementara Mugi bekerja di bagian penjualan sebuah perusahaan yang sibuknya bukan main, kadang pulang jam 8 malam. Jadwal mereka juga nggak cocok jadi mereka harus merelakan nonton bareng movie yang sudah mereka tunggu-tunggu jadwal rilisnya di bioskop. Semakin hari Mugi semakin sibuk, dia punya banyak jumpa klien, perjalanan bisnis, sehingga rencana tinggallah rencana. Kinu yang masih ada waktu senggang untuk membaca novel, menonton film dan ngumpul dengan teman, sama sekali tidak mengeluh, dia tahu Mugi sibuk. Tapi kadang dia agak gimana gitu, karena di rumahpun Mugi selalu di depan laptopnya. Dan karena kesibukan itu juga memicu pertengkaran diantara keduanya. Kinu memang bilang nggak apa-apa tapi wajahnya tidak menunjukkan dia tidak apa-apa dan itu membuat Mugi kesal.
 
Perlahan-lahan kesamaan mereka yang biasanya sudah tidak sama lagi. Waktu yang sering mereka habiskan berdua sudah tidak ada lagi. Semuanya sibuk dengan masing-masing. Kinu masih dengan dirinya yang lama, menyempatkan diri membaca buku, menonton film / play, bermain game tapi Mugi selalu sibuk dengan pekerjaannya. Saat keduanya akhirnya bisa menonton film bareng, hebohnya tidak seperti dulu lagi, Mugi kelihatan bosan menontonnya. Bahkan saat di toko buku, Kinu excited dengan novel penulis favorite mereka yang baru rilis, tapi Mugi malah sibuk di bagian buku tentang pengembangan diri atau apalah itu. Pokoknya Mugi benar-benar berubah sejak ia bekerja, hal yang dulu ia sukai menjadi tidak menarik lagi baginya. Bahkan tidur malam hari keduanya saling memunggungi dan sudah beberapa bulan tidak berhubungan badan. Hal-hal seperti itu terus mengisi hari-hari mereka.

Suatu hari, toko roti favorite mereka tutup setelah 58 tahun. Kinu kaget sekali dan mengirim pesan pada Mugi. Mugi nggak sensitif dan membalas dengan beli aja roti ditempat lain. Waktu itu aku jleb banged.
Mugi saat itu sedang sibuk karena salah satu pegawai kabur/bunuh diri, aku lupa, dan Mugi yang diberitanggung jawab untuk menyelesaikan semuanya, jadi ia lembur. Ditambah lagi rekan kerja yang membantunya itu membuatnya kesal. 
Mugi melihat sesuatu di meja, sepertinya sebuah proposal atau bagaimana dan Kinu akhirnya bisa bicara dengan Mugi mengenai hal itu. Kinu diajak oleh kenalan temannya untuk bekerja disebuah event organizer atau sejenis itu, tapi bagian hiburan gitu dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya yang sekarang. Mugi bingung kenapa Kinu melakukannya, padahal Kinu sudah bersusah payah mendapatkan lisensi untuk pekerjaannya yang sekarang. Kinu mengatakan alasannya karena ia merasa pekerjaan sekarang tidak cocok dengannya dan menurut Mugi itu bukan alasan. Ia juga bertanya kenapa harus perusahaan acara dan Kinu menjelaskan kalau perusahaan itu menggelar banyak acara hiburan, atraksi, teka-teki, promotor musik juga. Mugi merasa kalau itu cuma main-main saja. Tapi Kinu merasa tertarik karena motto perusahaan adalah Kesenangan menjadi pekerjaan dan pekerjaan menjadi kesenangan. Mugi kesal melihat Kinu yang setengah-setengah dan mengingatkan bekerja bukan main-main, ia meminta Kinu lebih bertanggungjawab dan menjadi dewasa.
 
Kinu ya tentu saja juga menjadi kesal dengan Mugi yang sok menggurui. Ia tak suka pekerjaan berat dan membuat beban, ia ingin bekerja dipekerjaan yang ia sukai. Ia tak mengerti kenapa semuanya jadi soal uang sekarang ini. Dan tiba-tiba Mugi malah mengajak Kinu menikah, jika mereka menikah maka ia yang akan bekerja mencari uang dan Kinu bisa diam di rumah melakukan hal yang ia sukai. Kinu makin kesal mendengarnya, ia tak menyangka Mugi melamarnya dengan cara seperti ini dan ini sangat berbeda dengan lamaran yang ia bayangkan.

Lalu Kinu mulai bekerja dipekerjaan barunya dan ia sangat menikmatinya. Hubungannya dan Mugi masih seperti biasa, kehilangan gairah sepasang kekasih tapi mereka masih baik-baik saja. Tapi suatu hari seorang senpai yang dihormati Mugi meninggal dunia dan Kinu sama sekali tidak merasa sedih, ia bahkan tidur duluan tanpa sempat menenangkan hati Mugi yang benar-benar terpukul kehilangan teman. Aku rasa Itu karena Kinu tahu bagaimana perlakuan senpai Mugi dulu pada kekasihnya. Mugi yang terpukul menghabiskan malam merenung di luar rumah dan menangis. Keesokan harinya ia tidak menyapa Kinu. Kinu tahu kalau Mugi sedih kehilangan senpainya, tapi bagaimanapun ia tak bisa sesedih Mugi. Dan sejak itu keduanya sudah tidak peduli satu sama lain lagi, udah males aja bawaannya.
 

Suatu hari, saat pernikahan teman mereka, Kinu dan Mugi hadir. Menunggu pengantin keluar dari gedung, dengan kelopak bunga di tangan masing-masing, keduanya yang berdiri berjauhan satu sama lain, bicara pada teman mereka masing-masing kalau mereka akan putus, lebih tepatnya berencana untuk putus. Belakangan ini mereka tidak bisa merasakan emosi masing-masing, mereka bahkan tidak bisa mengobrol atau bertengkar. Hanya saja mereka tak tahu cara putusnya bagaimana, soalnya hubungan mereka sudah jalan 5 tahun. Tapi bagaimana pun setelah acara ini selesai, mereka akan putus, dengan cara-baik-baik, sambil tertawa. Itulah rencana mereka.

Pulang dari pesta pernikahan, mereka naik kincir untuk pertama kalinya karena ternyata Mugi belum pernah naik kincir selama hidupnya. Lalu mereka ke karaoke dan menyanyi bersama menghabiskan waktu. Saat akan pulang, mereka memutuskan mampir di restoran tempat biasa mereka kencan dulu. Sayangnya tempat duduk biasa mereka nongki ada yang dudukin, jadi mereka ke tempat duduk lainnya. Mereka melihat-lihat foto pesta tadi, juga foto-foto kenangan lama mereka. Hari ini terasa menyenangkan bagi mereka. Lalu Kinu meminta mereka membahas masalah sebenarnya, Mugi mengatakan besok juga bisa tapi Kinu merasa lebih baik membahasnya hari ini karena hari ini terasa menyenangkan. Tapi sepatah kata 'putus' itu sangat sulit untuk dikeluarkan, padahal mereka sama-sama tahu kalau mereka akan membahas tentang mengakhiri hubungan mereka.

Akhirnya Kinu mulai membahasnya, mengatakan kalau hal-hal menyenangkan selama 4 tahun ini akan ia jaga baik-baik sebagai kenangan. Mengenai apartemen mereka, ia akan pindah karena gajinya nggak akan cukup menyewa kamar itu. Kalau Mugi mau tinggal disana atau tidak, itu terserah Mugi. Ia ingin membawa Baron bersama-nya tapi ia yakin Mugi juga punya perasaan yang sama, jadi itu akan diputuskan kemudian. Kemudian Kinu memikirkan apalagi yang harus dibahas, furniture atau perkakas mereka dan tiba-tiba Mugi mengatakan pada Kinu kalau dia tidak mau putus. Ia pikir lebih baik mereka tidak putus. Ia mengajak Kinu menikah dan melanjutkan keseharian mereka. Kinu mengatakan kalau Mugi berfikir begitu hanya karena hari ini menyenangkan, kalau mereka kembali kekeseharian mereka selama ini, MUgi akan berubah pikiran lagi. Tapi Mugi mengatakan dia tak masalah seperti itu, mengenai emosi cinta yang menghilang, ada juga yang memutuskan menikah dan emosi itu berlanjut. Ia tahu mustahil mencintai dengan perasaan yang sama seperti awal, tapi jika mereka menjadi keluarga maka pasti berjalan lancar. Mereka bisa punya anak dan menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka sesering mungkin, ia yakin perasaan mereka akan kembali seperti semula atau setidaknya perasaan bosan itu tidak akan ada karena mereka akan bahagia dengan anak-anak mereka. Ia meminta Kinu berbahagia bersama dengannya sebagai keluarga.

Kinu menangis mendengarnya, Mungkin Mugi benar, jika mereka menikah, jika mereka menjadi keluarga. Lalu tiba-tiba ada pengunjung restoran, dua muda mudi yang duduk di meja tempat biasa mereka nongkrong. Dua muda mudi itu awkward, kelihatan banged itu kencan pertama mereka. Mereka bahkan saling menawarkan mau duduk dimana. Mereka baru pulang konser dan menceritakan artis yang mereka sukai, ternyata mereka klop, sepatu mereka sama, menyukai hal yang sama, sama-sama pengen kenal satu sama lain. 
Mugi dan Kinu terdiam mendengarkan keduanya, air mata mulai mengalir karena mereka teringat saat pertama kali mereka berusaha saling mengenal satu sama lain, saling penasaran satu sama lain. Apalagi melihat keduanya saling tukar buku seperti mereka dulu. Kinu nggak tahan lagi dan berlari keluar untuk menangis, Mugi mengejarnya. Ia memeluk Kinu yang menangis tersedu-sedu. Kemudian keduanya saling tertawa dan berpelukan lagi sambil menangis.

Dan begitulah, Kinu dan Mugi menemukan kata sepakat untuk putus. Aku rasa itu karena mereka mengingat bagaimana menggebu-gebunya perasaan saat pertama dan betapa kosongnya perasaan mereka sekarang. Jadi akhirnya mereka setuju kalau lebih baik mereka putus saja. Kinu tidak langsung pindah, ia juga harus mencari rumah barunya dan 3 bulan kedepan mereka masih tinggal bersama sekaligus beres-beres barang. Mereka menghabiskan waktu bersama, waktu yang tidak bisa mereka dapatkan belakangan ini, seperti makan bersama, menonton film bersama, mengobrol dan lain-lain. Yang merawat Baron adalah Mugi karena Mugi menang batu gunting kertas.

Lalu tahun 2020, seperti awal movie ini sebelum flashback ke tahun 2015, Mugi dan Kinu ada di restoran yang sama bersama pasangan masing-masing. Mereka sama-sama mengomentari pasangan yang mendengarkan musik dengan satu earphone, mereka berdua bahkan ingin memperingatkan orang itu dan sadar kehadiran masing-masing saat mereka akan menuju pasangan tersebut. Mereka sekarang adalah mantan kekasih dan mencoba untuk tidak saling menyapa satu sama lain. Tapi dalam perjalanan pulang ke arah berlawanan, mereka sempat saling melambai.
 
Banyak yang tidak menyukai ending movie ini karena keduanya tidak jadian sampai akhir. Aku juga sempat tertipu karena di teasernya bagian mereka menangis sambil pelukan, aku pikir itu adalah pertemuan mereka setelah putus dan akhirnya jadian lagi. Tapi ternyata movie ini nggak seklise itu. Dan menurutku tidak mengecewakan, justru realistis dan mungkin karena itu lah banyak yang kecewa. 
 
Dua pasangan yang saling mencintai satu sama lain, satu frekuensi dan akhirnya memutuskan berpisah baik-baik. Kemudian mereka bertemu secara tidak sengaja, dan sampai di rumah ya pasti lah teringat kenangan mantan dan agak penasaran dikit apa yang satu sama lain lakukan sekarang. Mugi bahkan sampai search di google map, toko roti favorite mereka dan menemukan foto rak terduga, kalau ia dan Kinu tertangkap di kamera google map. Aku yakin sekarang keduanya bahagia dengan pasangan masing-masing dan kalau ada kelanjutan movienya mungkin mereka bisa jadian lagi wkwkkwkw.
Soalnya pasangan ini tuh cocok banged, jarang lho nemu pasangan yang satu frekuensi begitu.
Tapi karena kesibukan demi kesibukan, semuanya berubah.

Tapi real sih, yang dulunya suka movie, suka anime, suka drama, sekali masuk ke dunia kerja yang serius dan nggak ada teman berbagi itu, lama-lama akan lupa dengan hal yang disukai. entah kenapa jadi terasa biasa saja, ketertarikan yang menggebu-gebu jadi biasa saja gitu. Jadi beruntunglah bagi yang sudah menikah, punya anak, masih suka sama hal-hal yang sama dengan apa yang kalian nikmati dimasa remaja. Karena nggak ada waktu mungkin bisa menjadi alasannya, lebih dewasa dan pemikiran berubah juga mungkin saja.

Setiap pasangan juga pasti menemukan titik jenuh mereka, makanya kata orang jangan pacaran lama-lama. Kalau di Jepang, tinggal serumah sebelum menikah itu biasa dan bisa dibilang wajib disana, karena kita nggak akan tahu sifat seseorang sebelum tinggal serumah, dan itu benar. Tapi ya, konsekuensinya itu, udah tinggal serumah, layak suami istri, lama-lama bakalan bosan. Kecuali pengen punya anak, ya mereka nggak akan nikah. Makanya tahapan pacaran, lalu menikah, tinggal serumah, kalau mau punya anak ya punya anak, mungkin supaya kita nggak mudah bosan kali ya. Karena rasa bosan itu pasti ada. Emosi cinta itu nggak ada lagi, jadi ngapain bersama, makanya Mugi dan Kinu memutuskan putus. Tapi Mugi menawarkan untuk menikah dan punya anak, nggak semudah itu juga. Bagaimanapun emosi cinta itu dibutuhkan untuk dua orang yang memutuskan menjadi keluarga. Bayangkan kalau Mugi dan Kinu menikah, pasti hari-hari mereka terulang lagi. Mugi sibuk terus dan Kinu kesepian karena sering menghabiskan waktu sendirian. Karena mereka diawali dengan sesuatu yang sama-sama mereka sukai. Berawal dari satu frekuensi tapi berakhir karena nggak sefrekuensi lagi.
Tapi setidaknya mereka putus dengan cara baik-baik. Karena keinginan keduanya, tanpa paksaan, tanpa dendam.
 
Movie ini cocok ditonton untuk pencinta movie romance yang realistis. Pernah nggak sih bayangin punya pasangan yang se-fekuensi dalam segala hal dan memang indah banged seperti awal movie ini. Tapi ya itu, saat ada yang berubah, hati-hati dengan perasaan. Bukan karena pasangan tertarik pada pria/wanita lain, tapi memang emosi cinta itu udah nggak ada ya mau gimana. Sedih juga sih, tapi ya, memang kenyataannya lebih baik begitu untuk keduanya. Emosi awal cinta mereka seperti pasangan remaja yang mereka lihat di restoran itu sudah tidak ada lagi. Dan itu membuat mereka menyadari kalau berpisah adalah jalan terbaik.
 

Share:

3 komentar:

  1. Film yang bagus bgt!!! Sangat riil en sangat slice of life... kenyataan di kehidupan nyata, mang rasanya terlalu bermimpi utk hepi ending... hidup tak sesantuy itu, bambang 😅 mungkin yg paling ajaib dari film nie, adalah chemistry mereka yang rasanya seperti mereka gak acting 😅 bener2 keren bingits!!! Aq gak masalah dengan endingnya. Toh, mereka pada akhirnya, sama2 bahagia. Tak apa punya masa lalu dan masa depan yang berbeda. Yg penting, bahagia... 😊

    BalasHapus
  2. bener, gak semua orang suka sama film kayak gini, cuma memang terlihat realistis kok, udah ditrigger juga di awal kalo mereka emang gak sama-sama *ngetik sambil masih merasa sedih

    BalasHapus
  3. aku baru banget nonton ini rasanya hampa jujur aku takut hubunganku bakalan kaya gini dan seenggaknya film ini juga sebagai pandangan hidupku dalam berpasangan

    BalasHapus

Translate

Ads Here

NOTE:

DILARANG RE-UPLOAD / COPY PASTE TULISAN DI BLOG INI!

JIKA INGIN SHARE, CUKUP LINK KE POSTINGANNYA SAJA, BUKAN ISINYA!


[Trivia] Japanese Movie Recommendations List

Karena ada banyak yang menanyakan rekomendasi untuk J-Movie, jadi aku memutuskan untuk membuat list rekomendasi Japanese Movi...

Popular Posts This Month

Actor / Actress

Airi Matsui Ando Sakura Anna Ishii Aoi Miyazaki Aoi Morikawa Aoi Wakana Aoi Yu Aom Sushar Araki Yuko Ayase Haruka Bebe Tanchanok Chen Duling Chiba Yudai Chinen Yuri Choi Ara Dai Lu Wa Daiki Shigeoka Darren Wang Dori Sakurada Eikura Nana Eita Elaiza Ikeda Fujiki Naohito Fuka Koshiba Fukagawa Mai Fukatsu Eri Fukuchi Momoko Fukushi Sota Fuma Kikuchi Fumi Nikaido Furuhata Seika Gao Zhi Ting Go Kyung Pyo Gong Yoo Gou Ayano Hamano Kenta Han Seung Yeon Han Yeri Hana Sugisaki Haru Kuroki Haruka Fukuhara Haruma Miura Haruna Kawaguchi Hasegawa Hiroki Hashimoto Ai Hashimoto Kanna Hayami Akari Hayato Isomura Higa Manami Hikari Mitsushima Hirano Sho Hiroki Narimiya Hirose Alice Hirose Suzu Honoka Yahagi Horii Arata Hou Ming Hao Hu Yi Tian Hwang Jung Eum Hyeri Igawa Haruka Imada Mio Inoue Mao Ishihara Satomi Jang Se Hyun Ji Soo Ji Woo Joo Won Jun Shison Jung So Min Kaku Kento Kamiki Ryunosuke Kamishiraishi Moka Kamishiraishi Mone Kaname Jun Kanichiro Kanjiya Shihori Kasumi Arimura kawakami juria Kei Tanaka Kengo Kora Kentaro Kento Hayashi Kento Nagayama Kim Go Eun Kim Ji Won Kim Min Suk Kim So Hyun Kim Soo Hyun Kim Tae Ri Kim Woo Bin Kim Yoo Bin Kim Yoo Jung Kim Yoo Mi Kinami Haruka Kiritani Kenta Kitamura Takumi Kiyohara Kaya Kiyohara Sho Komatsu Nana Koseki Yuta Kou Shibasaki Kubota Sayu Kudo Asuka L Lee Bo Young Lee Chung Ah Lee Dong Hwi Lee Dong Wook Lee Gi Kwang Lee Jong Suk Lee Joon Lee Soo Hyuk Lee Yoo Jin Li Lan Di Lily Franky Mackenyu Mahiro Takasugi Maika Yamamoto Maki Horikita Makita Aju Mamiya Shotaro Marie Itoyo Masahiro Higashide Masaki Okada Masaki Suda Masataka Kubota Matsumoto Jun Matsushima Nanako Mayu Matsuoka Mei Nagano Mikako Tabe Mike D angelo Min Do Hee Minami Hamabe Minami Sara Mio Yuki Mirai Moriyama Mirai Shida mirai suzuki Mitsuki Takahata Mitsushima Shinnosuke Miwa Miyazawa Hio Miyu Yoshimoto Mizuki Yamamoto Moe Arai Mone Kamishiraishi Mugi Kadowaki Nadine Lustre Nagasawa Masami Nagase Ren Nakajima Kento Nakamura Tomoya Nao Nao Matsushita Nijiro Murakami Nounen Rena Okada Kenshi Osamu Mukai Otani Ryohei Park Bo Gum Park Eun Bin Park Hae Jin Park Seo Joon Park Shin Hye Pattie Ungsumalynn Phan Pagniez Reina Visa Rena Matsui Riho Yoshioka Rina Kawaei Ryo Ryusei Ryo Yoshizawa Ryoma Takeuchi Ryota Katayose Ryu Hwa Young Ryu Jun Yeol Sagara Itsuki Sairi Itoh Saito Takumi Sakaguchi Kentaro Sakuma Yui Sakurako Ohara Sato Kanta Satoshi Tsumabuki Seino Nana Seo Hyun Jin Seto Koji Shen Yue Shim Eun Kyung Shimon Okura Shin Hyun Soo Shirota Yuu Shohei Miura Shono Hayama Shuhei Nomura Shunya Shiraishi sometani shota Son Seung Won Song Ha Yoon Suga Kenta Sun Woong Suzuki Ryohei Suzy Taiga Taishi Nakagawa Takahashi Issei Takanori Iwata Takayuki Yamada Takeru Sato Takuya Kusakawa Tamaki Hiroshi Tao Phiangphor Tasuku Emoto Tomita Miu Tomoshita Yamashita Tori Matsuzaka Toyokawa Etsushi Tsubasa Honda Tsuchiya Tao Uchida Rio Ueno Juri Wan Peng Yamazaki Kento Yamoto Yuma Yo Oizumi Yoo In Na Yoo Seung Ho Yook Sung Jae Yoon Park Yoon So Hee Yoshine Kyoko Yosuke Sugino Yu Aoi yua shinkawa Yui Aragaki Yuina Kuroshima Yuki Furukawa Yuki Izumisawa Yuki Yamada Yukino Kishii Yuko Oshima Yuna Taira Yuriko Yoshitaka Yuta Hiraoka Yuya Matsushita Yuya Yagira Zhang Yao

Drama / Movie

3A 99.9 A Love So Beautiful A Story of Yonosuke Age of Youth 2 Always Sunset on Third Street amachan Anikoma Anohana Anone Ao Haru Ride Arbitratily Fond Asa ga Kita Ashi Girl At Cafe 6 Beppin-San Biscuit Teacher and Star Candy Bittersweet Boku Dake ga Inai Machi Boku no Ita Jikan Boukyaku no Sachiko Bubblegum Cafe Waiting Love Carnation Chia Dan Chihayafuru Chimudondon Chugakusei Nikki Churasan Come Come Everybody Crybaby Pierrot's Wedding Crying Out Love in the Center of the World Daily Lives of High School Boys Dating DNA Departures Eulachacha Waikiki Evergreen Love Father is Strange Fight Fleet of Time Forever Young Frankenstein no Koi From Five to Nine Gakko no Kaidan Gegege no Nyobo Gochisousan God Gift Good Morning Call Good Morning Call 2 Goon Ju Hana and Alice Hana Nochi Hare Hanako to Anne Hanbun Aoi Haruchika Hirunaka no Ryuusei Hirune Hime Hiyokko Honey and Clover Hot Road Hyouka I Love You in Tokyo I Want to Eat Your Pancreas If We Were A Season Itakiss LIT Itakiss LIT S2 Itakiss Movie Kahogo no Kahoko Kakegurui Kaze no Haruka Keiji Yugami Kidnap Tour Kiki Delivery Service Kimi no Na Wa Kingyo Club Kiss Me Thailand Koe no Katachi Koinaka Kuragehime Linda Linda Linda Little Forest Love Letter Lucky Romance Ma Boy Maiagare Man From The Stars Manpuku March Comes in Like a Lion Mare Massan May Who? Meteor Garden 2018 Moriyamachu Driving School My Huckleberry Friends My Husband Can Not Work My Little Sweet Pea My Old Classmate Nagi no Asukara Narratage Natsuzora Nodame Cantabile Oboreru Knife Ochoyan Ohisama Okaeri Mone Omotesando On The Wings of Love One Million Yen Girl One Week Friends Operation Love Orange Orange Days Ore Monogatari Our Little Sister Our Times Peach Girl Pinocchio Princess Hours Thailand Rage Rainbow Song ReLIFE Reply 1988 Romance Full of Life Sannin No Papa she was pretty Shigatsu wa Kimi no Uso Sing Salmon Sing Solanin Sound of Your Heart Splish Splash Love Ssam My Way Strobe Edge Sukina Hito ga Iru Koto Teiichi no Kuni Tenno no Ryoriban The 100th Love The Anthem of the Heart The Best Hit The Great Passage The Left Ear The Woodsman and The Rain The World of Us Today's Kira-kun Todome no Kiss Toki wo Kakeru Shojo Tokyo Tarareba Girls Tomorrow Cantabile Tonari no Kaibutsu-kun Toto Nee Chan Twenty Years Old Twilight Saya in Sasara Uchiage Hanabi Under the Hawthorn Tree Unnatural Wakamonotachi Warotenka We All Cry Differently What A Wonderful Family When We Were Young While You Were Sleeping Wise Prison Life Wood Job Yellow Elephant Yesterday Once More Your Lie in April Youth Over Flowers

Blog Archive

Advertise here

Recent Comments

Random Posts