Masa pelatihan di sekolah penerbangan tinggal 2 bulan lagi. Suatu hari lembaran ujian mereka dikembalikan dan Mai mendapat nilai 75. Mai sangat senang dengan nilai itu dan pelatih juga mengatakna kalau Mai sudah melakukan lebih baik dari pada ujian yang lalu. Sementara itu, Yoshida mendapat nilai 98, sepertinya nilai tertinggi di kelas itu. Kashiwagi mendapat nilai 96 dan ia melewati meja Mai saat akan kembali ke mejanya. Mai saat itu masih senyam senyum melihat nilainya dan Kashiwagi berkomentar bagaimana Mai bisa senang dengan nilai segitu. apakah Mai nggak tahu kalau nilai rata-rata mereka menjadi rendah karena nilai Mai itu?
Kashiwagi kembali ke mejanya dengan wajah sombong dan Mai kesal sekali.
Karena kata-kata Kashiwagi, Mai makin giat belajar. Ia bahkan menolak ke pemandian umum karena masih fokus belajar. Tapi tiba-tiba terdengar suara dari luar. Mai dan Rinko langsung ke luar. Disana terlihat Nakazawa sedang menahan Yoshida yang ingin pergi pulang kampung ke Kanazawa karena mendengar ibunya pingsan di tempat kerja. Mereka tidak punya keluarga lainnya jadi hanya Yoshida yang bisa menjenguk ibunya. Awalnya Nakazawa memintanya pergi besok saja karena ini sudah sangat larut malam, tapi Yoshida menolak dan tetap pergi.
HP Mai berbunyi saat ia kembali ke kamar. Ayahnya menelpon Mai dan Mai tahu pasti terjadi sesuatu makanya ayah menelpon. Tebakan Mai benar, ayah galau akan sesuatu. Ayah ragu apakah dia harus membuat pabrik baru yang memproduksi bagian mobil atau tidak. Ayah punya passion ke sana tapi butuh dana yang tidak sedikit. Mai mengatakan jika memang itu yang ayah inginkan ya ayah harus melakukannya.
Ayah belum menceritakan hal itu pada ibu dan ibu mendengar pembicaraan mereka ditelpon. Ibu meminta ayah menjelaskan padanya. Ayah mengatakan Dia punya teman sekolah yang bekerja di sebuah perusahaan mobil besar. Temannya itu memintanya membuat bagian dari mobil. Perusahaan ayah yang sekarang tidak akan bisa membuatnya dan itu butuh 300 juta dolar untuk investasi jika ayah membuat pabrik baru. Makanya ayah galau. Ibu shock banged, darimana mereka punya uang sebanyak itu dan ayah mengatakan kalau dia akan ke bank untuk meminjam uang besok. Ibu sebenarnya khawatir dengan hal itu tapi dia tahu bagaimana suaminya kalau sudah berkonsultasi pasti ayah sudah memutuskannya. Akhirnya ibu membiarkan ayah melakukannya dan meyakinkan kalau mereka bisa membuat bisnis baru.
1 bulan kemudian, Yoshida yang waktu itu meninggalkan asrama untuk menemui ibunya belum juga kembali. Hal ini membuat Mai sangat khawatir. Lalu suatu hari ia melihat Yoshida di sekolah dan Mai senang sekali, apalagi mendengar kalau ibunya sudah sembuh. Tapi wajah Yoshida tampak sedih. Ternyata Yoshida baru menemui pelatih mereka dan pelatih mengatakan sangat sulit bagi Yoshida mengejar ketertinggalannya selama 1 bulan ini. Ia meminta Yoshida mengulang semester depan.
Yoshida mengatakan kalau ia bukan berasal dari keluarga kaya, jadi mengulang lagi itu adalah hal yang sangat sulit karena ia tak punya biaya. Karena itu Yoshida berfikir untuk berhenti dari sekolah penerbangan.
Malamnya, Mai berkumpul dengan teman satu kelompoknya dan menceritakan hal itu. Tapi tanggapan semuanya biasa saja, Mai sedih sekali kenapa semuanya kok kayaknya dingin banged. Padahal ia harap mereka bisa menemukan cara agar Yoshida tidak berhenti. Kashiwagi mengatakan kalau mereka tidak bisa melakukan apapun dan meminta Mai fokus saja pada dirinya karena Mai sekarang sangat tertinggal dalam pelajaran. Mai juga mengerti akan hal itu dan hanya bisa diam.
Yoshida sudah berkemas di kamarnya dan Mai sedih sekali saat menjenguknya ke kamar asrama. Yoshida mengatakan kalau ia ingin menjadi pilot untuk membawa ibunya terbang bersamanya. Ibunya belum pernah naik pesawat dan ingin mengajak ibunya keluar negeri bersama-sama. Mai meminta maaf karena ia tidak bisa melakukan apapun.
Yoshida hanya tersenyum dan mengambil buku catatannya, ia meminta Mai menggunakan catatan itu. Mai melihat buku itu dan semuanya adalah tulisan tangan Yoshida yang selama ini belajar sendiri, bahkan untuk materi yang belum mereka pelajari. Dan Yoshida melakukannya saat ia merawat ibunya di rumah sakit. Di sana juga ada rangkuman tugas yang sedang ditugaskan oleh pelatih pada mereka.
Mai membawa Yoshida dan buku itu menemui teman-temannya. Ia memperlihatkan catatan Yoshida itu apda semuanya. Isi dari catatan itu adalah tugas kelompok yang sedang mereka kerjakan, bahkan tugas kelompok lain juga ada di sana. Yoshida mengatakan kalau ia menelpon seniornya dan menanyakan tugas itu, dan dia tidak tahu tugas mana yang akan diberikan pada kelompok mereka, makanya ia mempelajari semuanya. Mai sangat menyayangkan siswa pintar seperti Yoshida harus berhenti seperti ini. Teman-teman yang lain yang juga kagum dengan Yoshida yang berhasil mengerjakan tugas yang bahkan belum mereka selesaikan, akhirnya berfikir untuk membantu Yoshida.
Mereka pergi ke ruangan para pelatih dan bicara pada Suzuki-san. Mereka memperlihatkan catatan Yoshida yang berhasil mengerjakan semua tugas yang ditugaskan pada mereka. Suzuki mengatakan kalau Yoshida memang luar biasa bisa mengerjakan semuanya sendirian, tapi tetap saja Yoshida tidak hadir selama 1 bulan dan selama 1 bulan itu, ada banyak hal yang mereka pelajari dan Yoshida tidak akan bisa mengejar ketertinggalannya. Mereka kemudian menyarankan untuk mengadakan ujian, ujian untuk Yoshida mengenai materi 1 bulan selama dia libur. Jika Yoshida bisa menjawabnya artinya Yoshida tidak tertinggal pelajaran. Nakazawa yakin Yoshida bisa melakukannya karena ia tahu bagaimana Yoshida selalu belajar keras setiap malam. Yoshida yang awalnya ingin menyerah saja, melihat bagaimana teman-temannya mendukungnya, akhirnya memohon pada pelatih untuk memberinya kesempatan.
***
Kayaknya di deskripsi sebelumnya Yoshida ini anak yang dapat beasiswa deh. Tapi melihat bagaimana dia kesulitan keuangan, sepertinya dia belum dapat beasiswa. Dan libur selama 1 bulan memang luar biasa sih, pantas disuruh mengulang saja semester depan. Kalau sekolahnya ketat memang begitu. Jadi sebenarnya pelatihnya juga nggak salah.
0 komentar:
Posting Komentar