Mai yang ingin masuk ke sekolah penerbangan belajar keras setiap harinya untuk mengikuti ujian masuk yang terkenal sangat sulit. Ujian akan dilaksanakan 3 bulan lagi dan Mai belajar setiap malam dengan menggunakan stopwatch, mengecek seberapa lama dia mengerjakan soal-soal latihan. Ia sekarang ada di tahun kedua universitasnya dan ia juga berjuang di kehidupan kampusnya. Yang diterima di sekolah penerbangan harus memenuhi syarat dan salah satunya adalah terdaftar di universitas minimal 2 tahun dan harus sudah mengambil banyak sks tertentu. Jadi sepertinya memang nggak sembarangan bisa mendaftar. Karena itu Mai terus belajar untuk ujian masuk dan juga nilai di kuliahnya harus bagus. Ia juga terus bekerja sambilan untuk biaya masuk sekolah penerbangan. Kehidupan Mai sangat sibuk dan sangat melelahkan. 1 bulan sebelum ujian, Mai bahkan mulai merasa pusing karena kelalahan dan ia bahkan tidak bisa bekerja paruh waktu dengan baik.
Pada musim panas 2005, Mai mengikuti ujian pertama masuk sekolah penerbangan, yaitu ujian tertulis. Dihari ujiannya, ayah dan ibu mengantarkan Mai sampai ke depan rumah. Ayah dan ibu bahkan sempat berdoa di kuil dan mendapatkan jimat semoga sukses ujian. Ada lebih dari 500 peserta ujian dari seluruh Jepang dan hanya 72 orang yang akan lulus nantinya. Mai mengikuti tes tertulis dengan penuh konsentrasi, bisa dilihat kalau di ruangan itu hanya Mai yang perempuan. Setelah tes tertulis, Mai mengikuti tes psikologi kayaknya tapi ada prakteknya gitu dan yang terakhir adalah tes wawancara.
Kalau diujian sini biasanya nanti setelah tes tertulis diumumkan yang lulus, dan yang lulus ikut tes wawancara. Kalau disini aku lihat semua peserta mengikuti semua tes gitu, jadi bukan sistem gugur.
Tes wawancara dilakukan di Miyazaki. Yang masuk ke ruang wawancara adalah 2 peserta sekali masuk. Mai bersama rekannya menunggu giliran dan Mai mulai mengatakan kalau ini adalah pertama kali baginya ikut tes wawancara dan ia sangat gugup. Munkin Mai mengajak rekannya bicara supaya rasa gugupnya hilang. Tapi pria yang ada di sebelahnya malah mengatakan kalau rasa gugup Mai tidak ada hubungannya dengannya. Mai akan bicara lagi dan pria itu menyuruhnya diam. Mai kaget dan meminta maaf.
Di ruang interview, Mai ditanya tentang apa keahliannya dan Mai mulai menceritakan kalau sejak kecil ia suka pesawat dan bla bla bla. Mai menceritakan apa yang ia sukai, pewawancara memotong Mai mengatakan kalau bukan itu yang ia tanyakan. Mai terdiam. Pewawancara beralih pada rekan Mai tadi dan dengan percaya diri pria itu mengatakan kalau ia ahli dalam menunggang kuda dan juga bicara keahliannya yang lain yang membuat Mai ternganga. Tapi pewawancara kayaknya juga bingung dengan apa yang pria itu katakan.
Dan pertanyaan terakhir adalah alasan mereka ingin menjadi pilot.
Mai mengatakan alasannya adalah karena ia tidak bisa melupakan betapa menyenangkannya terbang. Ia adalah pilot pesawat terbang tenaga manusia di universitas dan ia sangat senang saat terbang, perasaannya menggebu-gebu. Ia ingin menjadi pilot yang terbang dengan membawa perasaan banyak orang. Ia ingin penumpang yang ia bawa merasa bahagia seperti dirinya. Itu adalah impiannya. Pewawancara tampak senang sekali dengan jawaban Mai.
Sementara rekan Mai dengan ekspresinya yang serius mengatakan kalau ia mengagumi penampilan seorang pilot yang terbang ke seluruh dunia dan penumpang mempercayakan hidupnya pada pilot itu.
Setelah interview selesai, Mai akhirnya merasa lega dan kakinya lemas. Rekannya tadi yang sepertinya nggak suka alasan Mai menjadi pilot mengatakan kalau ada perbedaan antara bermain dengan pesawat tenaga manusia dan pilot pesawat penumpang. Pilot adalah pekerjaan yang sulit dan profesional. Itu bukan impian yang penuh bunga seperti yang ada di kepala Mai. Mai terdiam.
Pria itu mengejek Mai dengan bergumam kalau mereka tidak akan bertemu lagi. Mai kesal sekali mendengar kesombongannya.
Tapi sayang sekali, prediksi pria itu salah. Mai lulus ujian sekolah penerbangan dan Mai bahagia sekali. Malamnya dia berpesta dengan Kurumi dan Takashi di kedai okonomiyaki. Mai masih kesal dengan pria itu dan menceritakan pada teman-temannya, ia mengatakan kalau pria itu tinggi tapi jelek. Mai yang jarang menjelek-jelekkan orang lain membuat kedua temannya itu terkejut. Tapi Kurumi mengerti karena ada banyak orang yang jahat, ia juga menemukan di rumah sakit tempat ia training yang mengatakan terlalu cepat 100 tahun baginya menjadi perawat.
Saat mereka bertanya pada Takashi apakah ada yang membuatnya marah, Takashi mengatakan tidak ada. Takashi sekarang sibuk travelling dan 3 minggu terakhir dia ada di Prefektur Shimane. Ia pergi kemanapun yang ia sukai, menulis kata-kata yang muncul dalam pikirannya. Takashi kelihatan lebih bahagia dari biasanya.
Waktu berlalu, Desember 2006, Mai akhirnya akan meninggalkan Higashi-Osaka dan berangkat ke sekolah penerbangan di Miyazaki. Malam sebelum berangkat, Mai berterima kasih pada kedua orang tuanya, berkat dukungan mereka, ia bisa lulus. Mereka menyemangati Mai, ibu mengatakan kapanpun Mai lelah, Mai bisa pulang kapan saja. Mai mengerti dan ia menangis bahagia.
Mai tiba di sekolah penerbangan Miyazaki. Sistem di sana adalah asrama jadi Mai akan tinggal di sana mulai dari sekarang. Di depan gedung, Mai bertemu lagi dengan pria waktu itu. Pria itu juga kaget melihat Mai, dia hanya menatap sebentar dan kemudian pergi. Mai yang kaget banged karena merasa kalau harinya akan kacau karena pria itu.
***
Arc baru Maiagare akhirnya dimulai! Kehidupan Mai di sekolah penerbangan. Katanya penulis arc ini beda dengan penulis 7 minggu pertama drama ini. Penasaran apa yang akan terjadi di selama Mai di sekolah penerbangan. Udah bisa ditebak sih kalau kisah cinta akan dimulai di arc ini wkwkwkw. Tsundere masih favorite karakter di Jepang sana.
0 komentar:
Posting Komentar