Perusahaan ayah Mai berjalan dengan lancar, ada banyak job yang datang dan mereka tidak sabar membuat bagian pesawat terbang bersama Mai. Mai masih belum bisa menyampaikan pada orang tuanya keinginannya menjadi pilot dan hanya tersenyum kecil mendengar itu.
Saat rapat di klub, Mai tidak konsentrasi, pikirannya kemana-mana. Akhirnya ia meminta izin untuk break dari klub sementara waktu. Yang lain kaget mendengarnya dan Mai hanya bisa meminta maaf. Yura ingin Mai menyampaikan alasannya dan Mai mengatakan kalau ia ingin masuk ke sekolah penerbangan dan menjadi pilot. Semuanya kaget meski ada yang kecewa juga Mai mau keluar dari klub. Tapi kebanyakan kagum karena masuk ke sekolah penerbangan itu sangat sulit dan Mai akan menantang dirinya sendiri dengan mengikuti ujian masuk. Yura mengatakan kalau ia mendukung Mai dan yang lain juga mulai mengatakan kalau Mai jadi pilot maka akan keren sekali anggota klub mereka bisa menjadi pilot.
Takashi di toko buku bekas menenangkan diri sambil membaca saat melihat kalau pemiliknya menulis tanda kalau tokonya akan tutup. Takashi kaget melihatnya dan bertanya apakah paman itu akan menutup tokonya?
Paman itu menjawab dengan bahasa puitis alasan kenapa ia menutup tokonya. Takashi sedih sekali, toko itu adalah tempatnya dia menenangkan diri sejak kecil dan jika toko itu tidak ada, apa yang harus ia lakukan?
Paman merekomendasikan Takashi untuk menulis puisi mencurahkan isi hatinya. PAman membacakan satu puisinya, 'Kebahagiaan adalah untuk diingat, dan kesedihan adalah untuk dilupakan'.
Kurumi hari itu sedang bahagia sekali karena ia mendapatkan beasiswa di tahun kedua sekolah keperawatannya. Mai juga senang sekali melihatnya. Kurumi kembali ke rumah dengan bahagia dan kaget melihat ayahnya duduk sendirian tanpa menyalakan lampu malam itu. Kurumi bertanya kenapa ayahnya di rumah, karena jam segitu ayahnya biasanya masih kerja. Ayah mengatakan kalau dia berhenti dari pekerjannya. Kurumi shock. Ayah memperlihatkan kalau kakinya terluka. Kurumi yang selama ini selalu berusaha keras untuk dirinya dan keluarga, melihat ayahnya berhenti dari pekerjaan lagi membuat Kurumi sangat kesal dan sedih. Ayah malah mengatakan seharusnya Kurumi ikut ibunya dulu. Kurumi marah mendengarnya.
Ayah mengatakan lagi kalau Kurumi nggak mau bersamanya, lebih baik Kurumi menikah saja atau melakukan apapun yang ingin ia lakukan.
Kurumi kesal sekali dan mengatakan siapa yang mau menikahinya dengan ayahnya yang seperti ini. Kurumi melemparkan berkas beasiswanya dan pergi dari rumah.
Malam itu hujan deras, Kurumi pergi dari rumah tanpa payung. Ia tiba di rumah Mai dan ibu Mai kaget melihat Kurumi basah kuyup. Mai membawa Kurumi ke kamarnya dan mengambilkan bajunya untuk baju ganti Kurumi. Ibu membawakan amazake hangat untuk Kurumi dan Kurumi merasa iri pada keluarga Mai. Kurumi bertanya pada Mai apa yang akan Mai lakukan jika suatu hari ibu Mai pergi dari rumah dan tidak pernah kembali, tapi sekali setahun ibunya mengirimkan surat dengan nomor telpon di dalamnya, apakah Mai akan menelpon nomor itu?
Mai mengatakan kalau ia tidak tahu. Kurumi mengatakan begitu juga dengannya, ia tidak tahu. Kurumi menyesal sudah mengatakan sesuatu yang jahat pada ayahnya. Ia merasa bersalah tapi jika terus seperti ini maka tidak akan ada yang berubah.
Kata-kata Kurumi malam itu membuat Mai mengumpulkan keberaniannya. Saat ayah dan ibunya sedang sibuk akan sesuatu, Mai mengatakan kalau ia ingin membicarakan hal penting dengan keduanya. Ayah dan ibu bingung. Mai akhirnya bisa mengatakan kalau ia ingin menjadi pilot pesawat penumpang.
***
Kasian banged Kurumi. Selama ini kok kayanya dia yang lebih rajin dari ayahnya dalam hal bekerja ya. Ayahnya kok kayaknya setengah hati gitu. Kurumi bahkan berusaha mendapatkan beasiswa meski ia sibuk bekerja, hebat banged artinya nilainya bagus di sekolah keperawatan.
ayahnya dulu pemain rugby tapi cidera dan berhenti, kemudian istrinya meninggalkannya. Mungkin ayah Kurumi trauma atau bagaimana, nggak semangat bekerja.
TAkashi juga kayaknya ada masalah nih, sepertinya minggu depan dia kabur dari rumah.
0 komentar:
Posting Komentar